Senin, 11 Agustus 2014

Melakukan Marketing pada Masa Krisis (1)

Krisis ekonomi kini melanda Amerika Serikat dan Eropa, menyebabkan resesi melanda banyak negara. Tiga belas tahun yang lalu pun, krisis telah menyebabkan resesi di Indonesia. Resesi selalu terjadi saat kepercayaan masyarakat terhadap institusi ekonomi menurun. Konsumen menahan diri untuk membelanjakan barang, yang membuat ekonomi makin tidak berputar.
Sehingga sebagai perusahaan, Anda membutuhkan sebuah strategi marketing yang luar biasa. Anda harus mampu menjual produk di saat terjepit antara rendahnya minat konsumen dengan nilai modal yang harus ditutup serta keuntungan yang dibutuhkan untuk tetap menjalankan perusahaan. Setidaknya terdapat delapan strategi yang mampu diaplikasikan saat resesi melanda :


 

1. Riset Pelanggan
Banyak perusahaan memotong anggaran riset pasar pada saat krisis. Padahal, perusahaan harus lebih tahu keinginan pelanggan daripada sebelumnya, melihat bagaimana konsumen mendefinisikan ulang keinginan mereka dalam menanggapi resesi. Kurva elastisitas telah berubah; konsumen mengambil lebih banyak waktu mencari barang tahan lama dan bernegosiasi lebih keras untuk menyepakati harga. Pelanggan juga lebih bersedia untuk menunda pembelian, mencari barang yang levelnya lebih rendah, ataupun membeli lebih sedikit. Perusahaan harus melihat kecenderungan ini, terutama jika produk-produknya telah dipercaya masyarakat. Merek terpercaya sangat dihargai dan mereka masih bisa meluncurkan produk baru, sepanjang mampu memenuhi anxiety and desires konsumen di masa krisis tadi. Layanan pra dan pasca jual pun harus dibenahi. Pra-jual penting untuk memberikan insight pada pelanggan saat mereka mencari barang; sedangkan pasca jual penting karena konsumsi berlebihan menjadi kurang lazim dan pelanggan memilih memaksimalkan “eksploitasi” value produk yang ia pakai.

 

2. Fokus pada Nilai-Nilai Keluarga
Ketika masa-masa sulit ekonomi terjadi, banyak orang cenderung mundur kembali ke nilai-nilai tradisional mereka. Jika tidak memungkinkan kembali ke kota/desa asal, orang-orang mencoba menciptakan atmosfer tersebut di rumah mereka. Sehingga dalam pembelian produk kemudian, masyarakat lebih mencari barang dengan tema tradisional tadi. Selain itu, hal-hal bertema mencerahkan akan lebih banyak diburu daripada tema ketakutan akibat krisis. Hal ini berarti, Anda harus mulai merubah tema produk Anda. Terlebih jika produk Anda merupakan perabotan atau perlengkapan rumah tangga, masa krisis adalah saat bagi Anda untuk menenggak keuntungan.

 

 

*Sumber : http://hbswk.hbs.edu/item/5878.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar