Senin, 30 Juni 2014

Konsep Sukses: Bertumbuh

KESUKSESAN selalu saja menjadi topik pembahasan yang menarik di banyak seminar dan pelatihan. Karena begitu besarnya pasar pelatihan untuk topik ini, banyak pelatihan-pelatihan sukses bermunculan menggarap pembahasan yang sama dan menginspirasi orang untuk menggapai kesuksesan. Semua orang, tanpa terkecuali, memiliki keinginanan yang besar untuk mencapai sukses.

Definisi sukses setiap orang bisa jadi berbeda. Ada yang menitikberatkan pada keseimbangan antara hal-hal materi dengan nonmateri seperti misalnya keberhasilan karier atau bisnis dengan kehidupan keluarga yang harmonis. Bagi orang tua, lain lagi arti sukses, sukses adalah ketika mereka berhasil mengantarkan anaknya menjadi pribadi yang baik dan mendidik mereka sehingga berhasil di masa depan

Membangun sukses bukanlah proses yang instan dan tidak terjadi dalam satu malam. Ada proses yang harus terjadi. Proses tersebutlah yang tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tidak sedikit bahkan yang mengilustrasikannya dalam ungkapan”From zero to hero, from nothing to something,” yakni memulai dari nol bahkan dari belum ada apa-apa sama sekali sampai menjadi sesuatu.

Banyak orang ingin bertumbuh dengan baik dalam proses tersebut, namun tidak banyak yang persis tahu bagaimana caranya. Bahkan sebagian besar orang sering menemukan hambatan yang menghimpit atau membatasi mereka untuk bertumbuh.

Mari ambil waktu sejenak untuk beberapa pertanyaan berikut. Apakan anda berpikir bahawa anda seharusnya sudah mencapai lebih banyak atau lebih jauh dalam pekerjaan anda/karier bahawa anda seharusnya sudah mencapai target anda? Jika anda menjawab Ya terhadap pertanyaan tersebut, anda perlu lebih lanjut mengajukan pertanyaan berikut: Apakah anda memiliki masalah atau hambatan yang sama dengan yang anda miliki tahun lalu, dua tahun lalu? Jika Ya, anda tidak sedang bertumbuh. Apa yang membatasi anda dari realitas anda saat ini untuk menjadi seperti yang anda inginkan?

Mari kita identifikasi apa batasan tersebut dan beberapa hal akan saya ulas di sini. Dari beberapa temuan saya, salah satu hambatan sebesar di antaranya adalah zoda nyaman (comfort zone). Zona nyaman cenderung mematikan potensi anda dan anda berlindung di dalamnya seakan anda tidak memiliki masalah, padahal anda sedang bermasalah. Dengan dalih bersyukur, seseorang membiarkan potensinya terkubur, padahal dia mampu melakukan lebih banyak dan lebih hebat lagi dalam hidupnya perasaan puas diri (complacency) karena ketika anda merasa demikian, anda tikda akan mencapai lebih jauh.

Dalam konteks pekerjaan, ketika anda menerima target dan pencapaian anda selalu di bawah target setiap bulan dan anda menerima teguran berulang-ulang, kemungkinan besar Anda menjadi kebal dan tidak mempan lagi ditegur sehingga anda mungkin memerlukan tekanan yang lebih besar lagi untuk membangunkan anda dari tidur dan menyadarkan Anda. Apakah anda saat ini perlu disadarkan dari kenyamanan anda apa pun bentuknya itu agar Anda dapat sungguh bekerja pada potensi anda yang sesungguhnya?

Hambatan lain yang juga sering anda alami mungkin adalah kurangnya keyakinan atau kepercayaan diri untuk melangkah dan mengambil tindakan nyata. Coba anda memeriksa diri anda dengan pertanyaan berikut: Apakah anda untuk butuh informasi atau pengetahuan lebih banyak? Apakah anda perlu meningkatkan kemampuan anda lebih jauh lagi? Mungkinkah anda membutuhkan bantuan dari seorang pembimbing atau pelatih? Anda merasa bahwa sudah banyak yang anda lakukan tapi tetap saja Anda masih menemui kendala ?

Ingatlah bahwa kita tidak pernah akan diingat dari apa yang kita mulai lakukan, tapi kita akan diingat dan dinilai dari apa yang berhasil kita selesaikan. Sesungguhnya realitas kita dan cita-cita kita hanya sejauh kepercayaan diri kita untuk dengan mantap mengambil tindakan berani. Sebuah ungkapan dari Keith Johnson mengatakan demikian, ”history is snapshot og your future. History will repeat it self unless you do something different now.”

Sejarah atau masa lalu adalah gambar singkat dari masa depan anda. Sejarah akan berulang jika anda tidak melakukan sesuatu yang berbeda. Temukan seseorang yan memiliki kapasitas untuk membantu anda melakukan terobosan, mengidentifikasi masalah, memberi jalan keluar dan menginspirasi anda untuk melakukan perubahaan (transformasi ) dengan melakukan tindakan nyata. Salam go to the next level!

Men Jung, MM
Author Go To Next Level!
Founder PT Spirit Transformation International

Peter Fisk: Inovasi Bukan Sekadar Produk Semata

Peter Fisk: Inovasi Bukan Sekadar Produk Semata
Peter Fisk, saat memberikan seminar pada acara Indonesia Marketing Summit 2014
Inovasi kerap menjadi perbincangan hangat di dunia bisnis. Tanpa inovasi, perusahaan akan sulit bersaing di pasar yang terus berkembang.
Lihat saja Apple dan Samsung, mereka kerap bersaing lewat inovasi yang diaplikasikan ke berbagai jenis produknya. Hanya saja perlu diperhatikan, inovasi tak terbatas pada jenis produk, tapi juga berbagai hal lain.
Salah satunya adalah dengan memberikan pengalaman baru kepada pelanggan (customer experience) seperti yang dijelaskan oleh Peter Fisk di acara Indonesia Marketing Summit 2014.
Pada acara yang berlangsung di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, ia mengatakan, “You’re innovating the customers to solve problem, not just innovating product.” Maksudnya, inovasi tidak hanya dapat dterapkan dari segi produk atau jasa saja, tapi juga memecahkan masalah pelanggan. Misalnya dengan memberikan pengalaman baru kepada konsumen.
Ada beberapa contoh kasus yang bisa menjadi masukan para marketer dalam memberikan pengalaman baru kepada konsumen.
Contohnya adalah merek sepatu Toms, mereka melakukan inovasi pada strategi pemasarannya. Dengan membeli sepasang sepatu Toms, maka sepasang sepatu lagi akan didonasikan oleh Toms atas nama konsumen kepada anak-anak yang membutuhkan.
Ini tak berbeda dengan buy one get one free, hanya saja gratisannya dialihkan lewat program amal, yaitu diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Konsep menarik lain ditawarkan oleh Umpqua Bank. Jika selama ini suasana di dalam bank identik dengan sunyi, Umpqua menyuguhkan hal yang berbeda. Suasana bank yang seharusnya hening, diberikan musik funky. Hal ini kemudian membuat Umpqua menjadi bank yang mengedepankan lifestyle, bukan finance seperti bank-bank kebanyakan.
“Inovasi adalah sebuah proses,” jelas Fisk.
Pada akhirnya, inovasi adalah tentang bagaimana cara merek menjadi fasilitator untuk menghubungkan para konsumen, bukan cuma menciptakan produk baru yang bakal laku di pasaran.
Pria yang mengeluarkan buku Marketing Genius itu juga melanjutkan bahwa inovasi merupakan proses yang membuat sebuah produk menjadi berbeda. Memberikan pengalaman baru kepada pelanggan adalah salah satu hal menarik yang perlu ditawarkan oleh perusahaan.

Selasa, 24 Juni 2014

Kata Siapa Bisnis Harus Selalu Unik? Kenali Ciri Ide Bisnis yang Hebat

ideaSebenarnya ada satu hal yang menandakan ide sebuah bisnis adalah hebat, yaitu produk atau layanan dari bisnis tersebut diinginkan dan dibutuhkan oleh pasar. Mungkin banyak para pebisnis pemula yang berpikir bahwa ide bisnis yang baik haruslah unik dan tak ada bandingannya.

Padahal, kenyataannya tidak harus selalu begitu. Shreen Shermak, CEO Launch Angeles, mengatakan bahwa jika seseorang menciptakan solusi ketika tidak ada masalah, maka upaya pemasaran sehebat apapun tak akan menciptakan sebuah bisnis yang besar.

Berikut empat pertanda yang bisa kita jadikan acuan untuk mengetahui apakah ide bisnis kita cukup hebat.

Menjangkau pasar yang luas atau pasar yang berlipat. Ide bisnis bisa dikatakan hebat apabila pasarnya bisa dengan mudah diidentifikasi dan diukur. Menurut Shermak, ide bisnis dibilang hebat jika pemilik ide bisa menggambarkan demografi pasar dan jumlah pasar cukup besar untuk menghasilkan uang.

Ciri lain dari ide bisnis yang hebat adalah produk atau layanan bisnis bisa berlaku di pasar lainnya. Misalnya, jika sebuah bisnis bisa sukses di pasar Jakarta, maka bisa juga sukses di pasar Makassar.

Berkembang dan menyebar dengan cepat dan mudah. Wade Gilchrist, konsultan startup dan host TechStartRadio, menilai bahwa ide bisnis yang membutuhkan waktu satu tahun atau lebih untuk berkembang bukan termasuk ide bisnis yang baik.

Hal ini karena lanskap teknologi masa kini berubah dengan cepat sehingga peluang tidak bisa bertahan dalam waktu lama. Ada pun ide bisnis yang mudah berkembang biasanya berupa consumer product karena dibutuhkan dan mudah didapat oleh masyarakat.

Hasrat. Ciri lain ide bisnis yang hebat adalah kita sebagai pelaku bisnis memiliki hasrat atau passion dalam mengerjakannya. Hasrat menjadi salah satu kunci kesuksesan sebuah bisnis. Hasratlah yang dibutuhkan pada tahap awal bisnis untuk bisa melangkah lebih jauh.

Mampu bersaing. Menurut Shermak keberadaan kompetitor sebenarnya pertanda bahwa sebuah ide bisnis merupakan ide bisnis yang baik. Keberadaan kompetitor bisa jadi menandakan bahwa pasar sebuah bisnis tersedia luas. Hanya saja yang menjadi kunci di sini adalah eksekusi, bagaimana sebuah bisnis bisa berjalan dengan adanya kompetitor.

Kalau kamu merasa ide bisnis kamu nggak unik, coba cek kembali apakah keempat ciri tersebut ada dalam ide bisnis kamu. Jika ya, maka percaya dirilah bahwa bisnis kamu berpotensi untuk sukses.
(Businessnewsdaily)

Kamis, 19 Juni 2014

Esensi Sukses Menurut Berbagai Negara

Esensi Sukses Menurut Berbagai Negara
Sumber Foto: Entrepreneur
Siapa yang tidak ingin sukses? Tiap orang pasti menginginkannya. Meski begitu, ternyata definisi sukses dari masing-masing negara kerap berbeda.
Munculnya perbedaan persepsi itu dikarenakan tiap negara memiliki kultur budaya dan sosialnya masing-masing. Masyarakat yang tinggal di negara tertentu, biasanya secara tidak sadar menyesuaikan pola pikirnya dengan lingkungan di mana ia tinggal.
Bagaimana seseorang menjalani hidup juga diakui MasterCard Affluent Report, pihak yang mengeluarkan hasil survei tersebut, sebagai salah satu faktor yang menentukan mindset mereka tentang kesuksesan dan pencapaian.
Berikut adalah makna sukses dari masing-masing negara yang berada di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika:
  1. Tiongkok
Rata-rata, penduduk yang tinggal di negara berjulukan tirai bambu ini tidak mengukur kesuksesan seseorang berdasarkan uang dan harta benda, tapi dari nilai kehidupan. Ya, mereka yang menjalani hidup penuh makna dinilai lebih sukses ketimbang yang memiliki banyak harta maupun uang.
  1. Hong Kong
Rumpunnya yang tak banyak berbeda dari Tiongkok membuat negara yang populer dengan film-film bergenre action-nya ini punya pendapat yang senada. Menurut penduduk Hong Kong, hidup sukses adalah terus mempelajari ilmu dan pengalaman baru.
  1. Uni Emirat Arab
Pendapat Uni Emirat Arab (UEA) tentang sukses agak bertolak belakang dengan dua negara sebelumnya. Jika keduanya lebih mementingkan pengalaman berharga, UEA justu mengutamakan gaya hidup mewah. Itulah yang diakui penduduk UEA sebagai cara terbaik menikmati sukses.
  1. Afrika Selatan
Mengikuti UEA, penduduk di Afrika Selatan juga lebih berorientasi pada harta dan uang ketimbang pengalaman. Karena menurut mereka, kesuksesan adalah kemandirian finansial.
  1. Korea Selatan
Sama halnya dengan serial drama yang kerap ditampilkan negara ini, Korea Selatan menganggap bahwa sukses adalah saat seseorang memiliki banyak pilihan dan waktu untuk diinvestasikan ke dalam hubungan personal.
  1. Jepang
Tak ubahnya seperti Hong Kong yang menganggap ilmu dan pengalaman sebagai nilai kesuksesan tertinggi, negara matahari terbit ini memiliki motto untuk terus mempelajari hal baru dalam menjalani hidup.
  1. Singapura
Negara ini lebih unik. Entah apa alasannya, namun yang jelas penduduk Singapura lebih personal dalam menilai sukses. Ya, masyarakatnya menjalani hidup sesuai dengan pandangan pribadi, tidak mengejar kesuksesan sesuai dengan stereotype yang berlaku.
Esensi Sukses Menurut Berbagai Negara
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Nampaknya demografi yang beragam membuat persepsi publik tentang kesuksesan sulit untuk digeneralisasikan.

Minggu, 15 Juni 2014

Tingkatkan Nilai Merek Anda Hingga 10 Kali Lipat Sekarang

Tingkatkan Nilai Merek Anda Hingga 10 Kali Lipat SekarangMasalah tentang meningkatkan nilai merek memang bukan hal yang baru. Banyak dari pelaku bisnis kecil dan menengah yang merasa kesulitan untuk meningkatkan value mereknya karena merasa tidak memiliki banyak uang untuk berinvestasi lebih.
Investasi memang salah satu cara ampuh dalam meningkatkan brand value, dan itu cukup mahal. Inilah yang kemudian membuat para pelaku bisnis UKM menyerah. Uang memang penting dalam membangun sebuah bisnis, tapi uang bukan segalanya.
Ada beberapa investasi yang bisa dilakukan tanpa uang yang terlalu besar. Tapi memang hal ini menuntut sebuah kreavitas yang tinggi.
  1. Pilih Nama yang Berkarakter
Anda harus membuat sebuah nama bisnis atau domain yang sekiranya memiliki karakter yang sesuai dengan bisnis yang akan digeluti. Sangat penting membuat nama yang catchy, bukan hanya familier dan menarik untuk para pecinta bidang bisnis Anda, tapi juga disukai oleh lingkungan dan media sosial.
Caranya, Anda bisa mencari tahu nama-nama yang sering disebutkan oleh mereka, atau jika masih merasa kesulitan, menggabungkan dua nama menjadi satu juga tidak masalah.
  1. Buat Website
Perkembangan dunia digital mengharuskan tiap pelaku bisnis memiliki website sendiri. Sekarang, setiap orang lebih senang mencari informasi lewat gadget di genggaman. Jadi bagaimana Anda bisa dikenal jika tidak hadir di sana.
Hanya saja, Anda juga tidak perlu repot menyewa sebuah web designer, karena sekarang sudah banyak situs yang memudahkan kita dalam membuat web, salah satunya adalah Squarespace.
  1. Gunakan Kecerdasan, bukan Uang
Pebisnis kecil dan menengah tidak memiliki uang sebanyak para pelaku bisnis besar, jadi jangan paksakan diri Anda untuk maju dengan menggunakan uang. Sebaliknya, gunakan kecerdasan Anda.
Kita harus cerdas dalam menyuguhkan desain yang unik dan berkarakter, mulai dari tampilan toko hingga website yang akan Anda buat. Selain itu, seorang pelaku bisnis UKM juga perlu cerdas memanfaatkan peluang dengan melihat apa yang sedang tren dan menggabungkannya ke dalam strategi marketing mereka.
  1. Belajar dan Buat Segalanya Mudah
Mempelajari strategi musuh adalah cara terbaik untuk menang dalam peperangan. Jadi penting untuk melihat, siapa saja kompetitor Anda dan apa yang mereka miliki. Catatan itu akan memudahkan Anda dalam melihat apa yang belum ditawarkan kompetitor dan memenangkan peperangan merek.
Selain itu, Anda juga perlu membuat segalanya lebih mudah. Mulai dari kemudahan untuk masuk dan melihat produk di website, memberikan kontak dan alamat yang mudah dihubungi, hingga memudahkan mereka yang ingin menjadi bagian dari bisnis Anda. Dengan begitu, Anda akan menjadi pilihan utama masyarakat.
Investasi bukan tentang seberapa besar Anda memberikan uang untuk merek, tapi apa yang Anda punya untuk membesarkan sebuah merek.

Sumber: LinkedIn | Foto: Acumen Soft Tech

Kamis, 05 Juni 2014

Bekal Menjadi PR Pro

istock_000004332489xsmallMenjadi PR tidak hanya tampil cantik setiap saat dan melayani berbagai pertanyaan dari wartawan tentang perusahaan yang Anda wakili. Ada begitu banyak hal lain yang harus ditangani oleh para PR. Jadi sebelum memutuskan menjadi PR, para calon PR perlu mengenal tugas dan tanggung jawab seorang public relations.

Nah, jika kalian ingin bekerja sebagai praktisi PR, ada baiknya Anda memperhatikan beberapa hal berikut ini dulu:

1. Cek lamaran
Jika Anda memang berniat untuk menjadi seorang PR, cek lagi surat lamaran Anda, apakah yang dibahas sudah sesuai menjelaskan tentang keinginan Anda untuk menjadi seorang PR, atau masih belum jelas. Surat lamaran juga harus ditujukan pada perusahaan dan industri yang tepat.

2. Personality
Tidak ada perusahaan yang mau merekrut karyawan berkepribadian buruk, jadi sebisa mungkin, tunjukan attitude yang baik. Namun bukan berarti setelah bekerja Anda lantas kembali pada pribadi yang tidak menyenangkan. Ada baiknya mengubah segala sikap ke arah yang lebih positif. Ingat, Anda sudah dewasa.

3. Bisa menjual diri
Anda harus bisa “menjual” diri di mata orang lain. Caranya dengan berpakaian yang menarik, gaya bahasa yang memukau, dan berpikir positif. Mereka yang melihat kebaikan pada diri Anda akan selalu tertarik, baik dengan pribadi Anda atau produk yang Anda tangani kelak.

4. Network
PR adalah pekerjaan sosial yang menuntut interaksi untuk mencari tahu atau memberitahu. Jika Anda tidak punya network yang kuat, bagaimana Anda bisa mengetahui apa yang sedang tren? Bila Anda tidak punya network yang baik, kemana Anda akan memberitahu berita seputar perusahaan? Untuk itu, penting menjalin hubungan yang luas dengan berbagai kalangan.

Jadi jangan sungkan untuk bergabung dalam berbagai komunitas PR atau bisnis. Akan lebih baik bila Anda juga mem-follow influencer yang berkenaan dengan produk klien Anda.

Network juga sangat membantu Anda dalam mencari kerja. Penulis serta motivator ulung, Brian Tracy menjelaskan, “85% peluang diterimanya seseorang bekerja adalah karena adanya referensi pribadi.”

5. Beradaptasi dengan zaman
PR merupakan pekerjaan yang selalu berubah-ubah. Misalnya, praktisi PR 5 – 10 tahun yang lalu hanya berkutat dengan siaran pers untuk menyebarkan berita. Namun jika ia ingin eksis hingga sekarang, ia harus menerima beberapa perkembangan seperti media sosial. Tidak menutup kemungkinan bila entah beberapa tahun lagi ada platform lain yang perlu PR kuasai. Who khows?

Sumber: Ragan.com

Rahasia Sukses


www.marketing.co.id - Seringkali orang-orang bertanya pada saya tentang rahasia sukses. Maaf, tidak ada rahasianya untuk menjadi orang sukses. Formula kesuksesan telah banyak ditulis pada buku-buku agama, filosofi, motivasi, presentasi, seremoni, dan lain-lain… Informasi tersebut sudah sangat terkenal dan mudah ditemukan di seluruh dunia!

Bila demikian adanya, mengapa sangat sedikit sekali orang yang sukses, dan begitu banyak orang mengalami ‘kegagalan’ di dunia ini?  Faktanya, bukan karena orang tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, melainkan karena sangatlah sulit untuk melakukan hal-hal yang benar secara konsisten! Sebagai contoh, bila Anda ingin mencapai hidup bahagia, damai, dan sukses, cukup berpegang pada 10 Perintah Allah. Sederhana bukan?  Hanya sepuluh, bukan dua puluh! Tetapi berpegang pada 10 Perintah Allah saja sangatlah sulit!

Ingin menjadi orang yang efektif dan sukses?  Ikutilah ajaran 7 Habits of Highly Effective People. Lebih mudah bukan?  Hanya tujuh saja! Jadi mengapa hal itu sangat sulit?  Karena untuk menjalankannya membutuhkan komitmen, disiplin, dan pengorbanan. Pain vs PleasureImmediate vs Delayed Gratification. Kebanyakan orang tidak siap untuk melakukan pengorbanan yang diperlukan!

Sukses bukanlah sesuatu yang muncul dalam semalam. Sukses adalah sebuah proses dan konsekuensi dari melakukan hal-hal yang benar secara konsisten. Untuk menjadi sukses, ada serangkaian ”rules” yang harus diikuti. Dengan risiko menjadi terdengar klise, biasa-biasa saja, kuno, dan bahkan mengecewakan, saya sangat percaya bahwa kesuksesan atau kegagalan dari seorang individu tergantung dari 3 faktor utama, yaitu:
A = Attitude
S =  Skills
K = Knowledge

Ya, saya mengakui, ini bukanlah hal baru, bukan sesuatu yang mengejutkan, dan bukan pengetahuan muktahir. Tetapi, inilah “prinsip-prinsip dasar” yang sudah teruji oleh waktu.

Saya sangat percaya bahwa untuk mencapai kesuksesan, seorang individu hanya perlu menjalankan prinsip-prinsip tersebut dengan benar serta konsisten dan disiplin dalam menjalankannya. Kabar baiknya adalah: itu bukanlah daftar yang panjang—cuma sebuah daftar tentang 5 hal yang harus Anda lakukan dengan benar dan konsisten… maka Anda akan sukses!

Dengan kata lain, untuk mencapai kesuksesan, Anda hanya perlu MENGETAHUI dasar-dasar yang benar, dan MELAKUKAN-nya. Kebanyakan orang tidak sukses karena:
(a) Mereka sebenarnya mengetahui dasar-dasar tersebut.
(b) Mereka mendapatkan dasar-dasar tersebut dengan tidak benar
(c) Mereka tidak cukup disiplin dalam melakukan dasar-dasar tersebut secara konsisten.

ATTITUDE
Attitude adalah sebuah kata sederhana yang kadang-kadang dapat menipu. Kata ini dapat berarti banyak hal. Mulai dari perspektif kita terhadap dunia sekeliling, reaksi kita terhadap dunia sekeliling, sampai pada apa yang kita katakan pada diri kita sendiri.
Hal ini, pada gilirannya, terlihat pada cara kita berbicara, keputusan-keputusan dan pilihan-pilihan yang kita ambil (atau tidak kita ambil), aksi-aksi yang kita lakukan (atau tidak kita lakukan).

Bagi saya, hal paling penting yang mempengaruhi attitude adalah pikiran kita akan diri kita sendiri—apa yang kita katakan pada diri kita sendiri setiap hari. Apa yang kita katakan pada diri sendiri saat kita dihadapkan pada situasi tertentu. Apa yang kita katakan pada diri sendiri pada saat kita menghadapi kesulitan. Apakah kita mengatakan sesuatu yang positif untuk memberikan semangat, atau kita mengatakan hal-hal yang negatif pada diri kita sendiri untuk menakut-nakuti?

Sebagai contoh, semua teman dan anggota keluarga memberikan dorongan kepada Anda untuk mulai membuka restoran sendiri karena Anda bisa memasak makanan yang enak sekali, pintar membuat planning, pintar me-manage uang dan juga orang, punya banyak sekali ide-ide marketing, dan lain-lain. Semuanya sangat percaya bahwa Anda memiliki semua persyaratan dan kualitas yang diperlukan untuk menjadi pengusaha restoran yang sukses. Tetapi, Anda mengatakan pada diri Anda sendiri bahwa hal tersebut terlalu berisiko; bahwa Anda belum pernah mencobanya, bagaimana jika gagal, bagaimana jika Anda kurang beruntung di bisnis tersebut, jika keadaan ekonomi memburuk, dan lain-lain.  Perkataan dan asumsi Ada pada diri sendiri telah menghalangi Anda untuk mengambil langkah positif.

Sebaliknya, teman-teman dan anggota keluarga memandang rendah Anda dan mengatakan bahwa Anda tidak mempunyai persyaratan dan kualitas yang diperlukan untuk menjadi pengusaha restoran yang sukses. Tetapi Anda sendiri yakin akan kemampuan Anda, dan percaya bahwa Anda akan sukses. Bahkan, Anda ingin membuktikan kepada teman-teman dan anggota keluarga Anda bahwa mereka telah salah menilai. Anda memberanikan diri Anda sendiri untuk melakukannya!

Itulah perkataan kepada diri Anda sendiri. Apa yang dikatakan orang lain kepada Anda tidaklah penting. YANG PALING PENTING adalah apa yang Anda katakan pada diri Anda sendiri!

Masalahnya, banyak orang TIDAK TERLATIH dengan baik untuk berbicara dengan benar pada diri mereka sendiri.  Mereka tidak terlatih untuk menggunakan kosa kata yang benar dan baik untuk mendorong diri mereka meraih kesuksesan. Itu sebabnya, mereka takut mengambil tindakan. Jadilah orang yang mempunyai keahlian untuk berkata positif pada diri sendiri, karena mereka yang memiliki kemampuan tersebut SELALU lebih berhasil daripada mereka yang tidak. Bagaimana Anda dapat mempelajari teknik berbicara positif? Bacalah informasi mengenai “Power Sales Boot Camp” pada bagian bawah dari artikel ini. Program tersebut adalah training 3 hari 2 malam yang diadakan oleh Krishnamurti (Mindset Motivator Indonesia nomor satu) dan saya sendiri. Saya sangat berharap Anda dapat menginvestasikan waktu 3 hari ini untuk mempelajari salah satu teknik yang paling ampuh yang pasti akan Anda butuhkan untuk meraih keberhasilan pada APA PUN yang Anda kerjakan!
Ya.  Attitude.  Sebuah kata sederhana, bermakna dalam.

SKILL
Keahlian (skill) lebih mudah untuk didapat. Supaya bisa berhasil dalam pekerjaan, profesi  atau bisnis, Anda harus kompeten pada beberapa keahlian yang diperlukan. Seorang manajer harus memiliki beberapa keahlian untuk dapat menjadi manajer yang efektif.  Seorang atlit sepak bola memerlukan beberapa keahlian untuk dapat bermain dengan baik. Seorang penghibur memerlukan beberapa keahlian untuk bisa memikat perhatian penonton. Seorang penjual memerlukan beberapa keahlian untuk dapat menjual dengan sukses… tidak hanya satu atau dua keahlian, tetapi beberapa keahlian.
Pertanyaan:
  • Apakah Anda mengetahui keahlian apa saja yang diperlukan untuk bisa sukses sebagai seorang penjual?
  • Apakah Anda mengetahui keahlian apa saja yang diperlukan untuk bisa sukses sebagai seorang penjual pada industri yang tengah Anda geluti (misalnya asuransi jiwa, kesehatan, atau otomotif)?
  • Apakah Anda mengetahui keahlian apa saja yang diperlukan untuk bisa sukses sebagai manajer penjualan atau supervisor?
  • Apakah Anda mengetahui keahlian apa saja yang diperlukan untuk bisa sukses sebagai manajer penjualan atau supervisor pada industri yang sedang Anda geluti?
Anda harus tahu jawabannya. Ini adalah profesi Anda! Ini adalah kesuksesan (atau kegagalan) Anda! Sebaiknya Anda mencari tahu dengan cepat bila Anda memang belum tahu jawabannya!

Berikut adalah fakta menarik lainnya:
Keahlian terbaik Anda telah membawa Anda pada posisi Anda hari ini;

Keahlian terburuk Anda menyebabkan Anda diam di tempat dan membatasi Anda dari kesuksesan.

Jadi bila ingin tetap berkembang, menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi; Anda harus mencari tahu apa saja kelemahan Anda, lalu berusaha untuk memperbaikinya. Setelah itu, Anda akan bisa berkembang. Tetapi bila Anda hanya mengandalkan keahlian-keahlian Anda yang sekarang untuk bergerak, maka Anda memang akan bergerak, tetapi tidak bergerak maju dan berkembang!

KNOWLEDGE
Terakhir, knowledge. Dengan mengetahui keahlian apa saja yang Anda perlukan, itu sudah merupakan knowledge (pengetahuan). Kebanyakan orang bahkan tidak mengetahuinya!

Hanya ada satu nasihat yang dapat saya berikan. Tetaplah belajar. Knowledge tidak mempunyai akhir. Kita semua sadar, bahwa semakin banyak kita tahu, semakin kita menyadari betapa banyak yang kita tidak tahu. Pengetahuan selalu berubah. Setiap hari akan selalu ada hal-hal baru dalam bisnis kita, tentang kompetitor kita, tentang teknologi baru, ide-ide baru tentang bagaimana menyelesaikan masalah, perubahan kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi konsumen, dan lain-lain. Ya, knowledge tidak pernah ada habisnya. Buatlah komitmen untuk diri Anda sendiri untuk terus belajar tanpa henti seumur hidup Anda.  Ingatlah:

Pendidikan tidak mempersiapkan Anda untuk hidup;
Pendidikan adalah bagian yang terus berkelanjutan dari hidup!

Sebagai kesimpulan, mencapai kesuksesan adalah sebuah konsekuensi  dari menjalankan prinsip-prinsip dasar tadi dengan benar… dan prinsip-prinsip tersebut adalah benar adanya di seluruh dunia ini—dunia yang tenang, dunia yang tidak bersahabat, dunia yang terus berubah, dunia yang kacau, dunia yang kompetitif, di laut merah, laut biru, apa pun itu… (James Gwee T.H.)

Ingin Sukses Bangun Startup? Hindari 5 Kesalahan Ini

5kesalahanstartup2
Membangun startup sukses
Kurangnya pengalaman sebagai pengusaha adalah sebuah keuntungan juga sebuah tantangan. Di satu sisi, kurangnya pengalaman mendorong pengusaha mencoba berbagai metode untuk menjalankan startup-nya dan belajar banyak hal dari itu, tapi di sisi lain berpeluang membawa kegagalan.
Dengan mengetahu apa saja kesalahan yang umumnya dilakukan oleh startup, kita bisa meminimalisir peluang kegagalan.

Berikut lima kesalahan yang umumnya dilakukan startup:


Memutuskan mitra atau cofounder terlalu dini. Sebelum berkomitmen untuk bekerja sama, kenali dulu mitra kita. Startup layaknya sebuah pernikahan. Berpisah dengan cofounder bisa berdampak tak baik jika terjadi di kala pekerjaan rumah masih menumpuk.
Beberapa pertanyaan yang perlu dipikirkan sebelum memutuskan bermitra:
  • Apakah cofounder Anda memiliki keterampilan dan sudut pandang yang melengkapi tim?
  •  
  • Bisakah Anda meluangkan waktu 14 jam bersama calon mitra untuk dua tahun mendatang? Maukah Anda duduk di sampingnya saat penerbangan ke luar negeri? Apakah hubungan kalian sepenuhnya profesional atau bisakah Anda menjadi teman dan hang out bersamanya di luar kantor?
  •  
  • Apakah kalian memiliki jumlah saham sama besar?
Tidak memecat cukup cepat. Seorang karyawan bermasalah bisa memancarkan energi negatif ke seluruh perusahaan dan melukai produktivitas serta moral karyawan terbaik. Waktu yang terbuang untuk mengelola karyawan berkinerja buruk bisa digunakan untuk mendorong keuntungan lebih besar bagi perusahaan. Atasi masalah secepatnya dan buat timeline untuk mendapatkan solusi. Jangan ragu untuk memecat jika memang harus.

Mempercayai para ahli ketimbang keberanian diri. Tak ada orang yang memilki passion tentang misi perusahaannya sebesar si pengusaha itu sendiri. Karena kewirausahaan layaknya menyelam ke dalam samudera dengan mata tertutup, wajar saja jika seorang pengusaha, terutama pengusaha pemula, cenderung percaya kepada mereka yang pernah melaluinya.

Sayangnya, setiap perusahaan berbeda, tentu saja tantangan yang dihadapi juga berbeda. Sebagai seorang pengusaha, kita mengetahui semua detail perusahaan, oleh karena itu temukan sendiri takdir kita. Dengarkan apa kata para ahli, tapi dengarkan juga kata hati dan implementasikan visi kita.

Tidak mengejar kesempurnaan. Menjalankan startup adalah karir yang menguras tenaga. Banyak pengusaha yang cenderung memilih jalan termudah dengan merasa puas jika proyek mereka sudah ‘cukup bagus’. Kesempurnaan bukanlah tujuan. Jika keberanian kita mengatakan sesuatu bisa menjadi lebih baik, maka tekan sampai batas yang kita sebut ‘sempurna’.

Peduli tentang sensasi, bukan pemasukan. Tujuan utama membangun startup adalah revenue atau pemasukan. Jangan sampai fokus kita terhadap tujuan utama terpecah karena hal-hal yang kita sebut seperti media, penghargaan, dan pageviews.  Memang hal-hal itu bisa meningkatkan semangat dan pemasukan, tapi hanya sampai situ. Pada akhirnya mereka hanyalah alat untuk mencapai pemasukan. Oleh karena itu, tetaplah fokus.

Apa saja kesalahan yang pernah Anda buat selagi membangun startup dan pelajaran apa di balik itu? Bagi pengalaman Anda di kolom komentar.
Sumber: Fastcompany|Gambar:Speedcubing

Tips Meningkatkan Penjualan: Pelajari Keahlian Ini dan Penjualan Anda Akan Naik Dua Kali Lipat! (Bagian 2)


www.marketing.co.id – Saya harap Anda mempunyai waktu untuk melatih beberapa teknik yang saya jelaskan pada bagian pertama, Tips Meningkatkan Penjualan: Pelajari Keahlian Ini dan Penjualan Anda Akan Naik Dua Kali Lipat! (Bagian 1). Saya juga berharap Anda sudah mengamati dan menemukan bahwa prinsip 1 dan 2 yang telah dijelaskan pada bagian pertama seringkali membuat Anda berhasil pada waktu Anda sedang mencoba untuk menjual sesuatu kepada pelanggan.

Untuk para pembaca yang tidak sempat membaca bagian pertama, ini ringkasannya.

Prinsip No. 1
Bila konsumen merasa tidak yakin dengan perasaannya, bila ia tidak yakin 100% apakah ia harus membeli atau tidak, biasanya jawaban yang akan diberikannya adalah ”tidak”. Maka, seringkali ia mencari rasa aman dan bahkan sedikit ”dorongan” dari si penjual untuk membantunya membuat keputusan melakukan pembelian.

Jika si penjual gagal mendeteksi hal ini dan tidak berusaha untuk meyakinkan atau memberikan sedikit ”dorongan”, maka si pelanggan akan merasa ragu-ragu. Dalam kondisi yang ragu-ragu, seringkali ia akan menjawab ”tidak”, atau ”nanti saya pikirkan lagi”, dan lain-lain… lalu kesempatan untuk melakukan penjualan akan hilang!

Jadi, adalah merupakan tanggung jawab si penjual untuk mendeteksi sinyal-sinyal ini (untuk berhenti berbicara!) dan memberikan sedikit ”dorongan” kepada si pelanggan agar ia dapat melakukan pembelian.

Prinsip No. 2
Kebanyakan pelanggan yang telah memutuskan untuk membeli tidak akan secara eksplisit mengatakan, ”Oke, saya akan membeli!” Walaupun hati mereka sudah mengatakan ”oke”, bibir mereka tidak akan mengatakannya.

Maka, jika si penjual tetap menunggu si pelanggan untuk secara eksplisit ”oke”, seringkali si penjual akan KEHILANGAN penjualan!

Bukan merupakan tanggung jawab pelanggan untuk mengatakan ”Oke, saya akan membeli”. Adalah tanggung jawab si penjual untuk mendeteksi hal ini dengan cara mengamati mata dan bahasa tubuh si pelanggan, lalu menutup penjualan. Jika penjual mampu mendeteksi sinyal-sinyal ini, ia tidak akan menemukan hambatan berarti dari pelanggan!

Saya sudah melatih banyak tenaga penjual selama bertahun-tahun. Saya amati mereka melakukan role-playing di kelas, dan seringkali saya ikuti mereka sewaktu mengunjungi pelanggan. Saya amati bagaimana mereka menjual. Banyak tenaga penjual merasa kurang efektif dalam menangani keluhan pelanggan. Secara konsekuen, mereka berusaha mengembangkan kemampuan dalam menangani keluhan pelanggan dengan efektif.

Usaha mereka membuahkan hasil, mereka berkembang, performa penjualan mereka meningkat, mereka senang, dan bos mereka pun senang. Tetapi bagi saya, hal itu baru 45-60% dari seluruh potensi mereka. Sewaktu saya amati presentasi mereka, sebenarnya mereka bisa menutup penjualan dua kali lebih banyak atau dua kali lebih cepat, bila mereka mampu mengembangkan satu keahlian lain. Masalahnya: kebanyakan tenaga penjual tidak tahu kapan saatnya untuk BERHENTI BICARA! Acap kali saya hampir saja menginterupsi dan memberitahu mereka untuk DIAM dan segera MENUTUP PENJUALAN!

Ada satu keahlian yang dilewati oleh banyak tenaga penjual. Kebanyakan mereka bahkan tidak pernah menyadarinya! Karena itulah mereka melewatinya. Akibatnya, mereka jadi tidak efektif melakukannya. Lantaran tidak efektif, maka dampaknya bisa buruk pada performa penjualan mereka.

Apakah keahlian yang sangat penting tersebut? Ini adalah kemampuan tenaga penjual untuk mengamati, mengenali dan mendeteksi buying signal dari pelanggan—mata dan bahasa tubuh pelanggan yang mengatakan bahwa ”saya siap untuk membeli”.

Dalam bagian pertama, saya sudah mendeskripsikan empat ”buying signal” umum yang harus dipelajari sewaktu mereka berbicara dengan pelanggan. Dalam bagian kedua ini saya akan memaparkan lebih banyak lagi buying signal yang dapat membantu Anda mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh pelanggan dan kapan Anda harus berhenti bicara lalu menutup penjualan:

5. Suami dan istri saling berpandangan satu sama lain.  Setelah Anda menyelesaikan presentasi, pasangan suami istri saling berpandangan seakan bertanya, ”Bagaimana menurutmu?” Bila Anda melihat sinyal tersebut, ini adalah suatu tanda yang sangat jelas bahwa mereka berdua secara prinsip SETUJU (setidaknya mereka tidak mempunyai keberatan yang berarti). Ini adalah kabar sangat baik untuk si penjual! Ingat prinsip nomor 2—mereka tidak akan secara eksplisit mengatakan ”ya”. Mereka akan menunggu sampai salah satu (suami atau istri) mengatakan sesuatu.

Kebanyakan, mereka akan akan berkata ”tidak” (prinsip nomor 1), dan Anda akan berada dalam masalah! Jadi JANGAN TUNGGU sampai itu terjadi! Bila Anda melihat sinyal ini, HENTIKAN presentasi. Mendekatlah, gunakan suara normal dan menyenangkan (dengan sedikit senyuman), lalu katakan, ”Bapak Anton, bagaimana kalau Bapak mencoba produk kami?” Bantulah dia membuat keputusan untuk membeli! Bila Anda hanya menunggu jawaban dengan pasif, Anda akan kehilangan penjualan!

6. Pelanggan mengetuk-ngetukkan jari-jarinya ke meja. Setelah Anda menyelesaikan presentasi, si pelanggan mengetuk-ngetukkan jari ke meja.  Ini adalah sinyal yang sangat jelas bahwa ia sedang BERPIKIR—apakah dia akan melakukan pembelian atau tidak. Jika Anda menunggu sampai dia mengatakan sesuatu, seringkali dia akan mengatakan ”tidak” (prinsip nomor 1), dan Anda akan berada dalam masalah!

Jadi bila Anda melihat pelanggan mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, itu adalah buying signal. HENTIKAN presentasi, mendekatlah, gunakan suara normal, lembut dan menyenangkan (dengan sedikit senyuman) dan katakan, ”Bapak Anton, bagaimana kalau Bapak mencoba produk kami?” Jangan hanya menunggu dengan pasif sampai dia mengucapkan sesuatu. Bantu dia membuat keputusan untuk membeli!

7. Pelanggan menarik nafas dan melihat ke bawah ke arah meja.  Ini adalah variasi dari nomor 6 tadi. Jadi, bila Anda melihat pelanggan melakukan hal tersebut, ini adalah sinyal jelas bahwa dia sedang BERPIKIR—apakah dia membeli atau tidak. HENTIKAN presentasi, mendekatlah, gunakan suara normal, lembut dan menyenangkan (plus sedikit senyuman) dan katakan, ”Bapak Anton, bagaimana kalau bapak mencoba produk kami?” Bantulah dia membuat keputusan untuk melakukan pembelian! Jika Anda hanya menunggu dengan pasif sampai dia berkata sesuatu, Anda bakal kehilangan penjualan!

8. Pelanggan terlihat gugup. Buying signal lain yang jelas adalah jika setelah Anda menyelesaikan presentasi, si pelanggan membasahi bibirnya, memainkan tangannya, mengganti posisi duduknya, bermain-main dengan rambutnya, menyentuh telinganya, memainkan cincin di tangannya, memainkan rokoknya, dan lain-lain. Ini semua adalah sinyal yang jelas bahwa si pelanggan tidak dapat dan merasa takut membuat keputusan. Dia perlu bantuan! Jadi HENTIKAN presentasi Anda, mendekatlah, gunakan suara normal, lembut dan menyenangkan (dengan sedikit senyuman), lalu katakan, ”Bapak Anton, bagaimana kalau bapak mencoba produk kami?” Bantulah dia membuat keputusan!

9. Pelanggan menanyakan pertanyaan yang sama. Jika setelah presentasi, pelanggan menanyakan pertanyaan yang sudah dia tanyakan sebelumnya, dan sudah Anda jawab juga sebelumnya, ini merupakan buying signal yang lain. Pelanggan meminta klarifikasi dan konfirmasi final dari Anda. Jawablah pertanyaan ini dengan yakin dan isilah formulir pemesanan dengan yakin pula. Perjanjian sudah selesai! Sungguh mengejutkan bahwa banyak penjual melewatkan peluang ini dengan terus menjelaskan produknya, atau tetap menunggu jawaban ”ya” dari pelanggan dengan pasif. Mengapa menunggu? Si pelanggan sudah yakin 85%!  Isilah formulir pembeliannya!

Jadi Anda telah mempelajari 5 buying signal yang lain. Buying signal ini terjadi setiap hari di depan mata kita sendiri. Mata yang tak terlatih akan melewatkan kesempatan tersebut dan terus-menerus kehilangan penjualan. Mata yang terlatih akan mampu mendeteksi semuanya dan akan menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk menutup penjualan.

Bila Anda sudah menguasai keahlian ini, Anda akan menutup lebih banyak penjualan, menutup penjualan dengan lebih cepat, pulang lebih cepat dengan membawa lebih banyak uang! (James Gwee T.H.)

Kevin Keller – Apa Itu Merek? Kenapa Merek Itu Penting? (1)

www.marketing.co.id – Kata “brand” berasal dari kata kuno “brandr” yang berarti “menyala”. “Brand” masih merupakan sarana supaya pemilik/owner bisa dikenali oleh pihak lain. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, sebuah brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari semua itu yang dapat digunakan untuk mengenali produk dan service dari penjual, dan untuk membedakan produk atau service tersebut dari yang lain.
Sebuah brand mencerminkan suatu produk, tetapi juga mempunyai dimensi lain yang mampu membedakannya dari produk yang lain dan didesain untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa jadi rasional dan nyata, atau lebih simbolik, emosional, atau tidak berwujud. Oleh karenanya, sebuah produk yang branded atau bermerek bisa jadi adalah berupa produk fisik atau berbentuk fisik.
Peranan brand bagi konsumen
Brand bisa memberikan makna tersendiri bagi konsumen. Konsumen bisa merasakan suatu brand dari pengalaman menggunakannya dan program-program pemasaran yang diberikan produk tersebut selama bertahun-tahun. Mereka bisa tahu brand mana yang dapat memenuhi kebutuhannya dan mana yang tidak. Sebagai akibatnya, brand bisa sangat memengaruhi keputusan untuk membeli.
Jika konsumen sudah mengenali suatu brand dan mempunyai pengetahuan atau pengalaman akan brand ini, mereka tidak perlu banyak berpikir lagi untuk memutuskan membeli produk tersebut. Dari sudut pandang ekonomi, brand bisa mengurangi kerepotan dalam memilih produk, baik secara internal (dalam arti seberapa banyak mereka harus berpikir) dan secara eksternal (dalam arti seberapa banyak mereka harus berkeliling mencari). Berdasarkan apa yang sudah diketahui akan suatu brand (kualitas, karakteristik, dan lain-lain), konsumen bisa membuat asumsi tentang apa saja yang mungkin belum mereka ketahui tentang brand tersebut.
Makna yang terkandung dari sebuah brand bisa jadi sangat dalam. Hubungan antara brand dengan konsumen bisa menjadi suatu ikatan tersendiri. Konsumen bisa percaya dan setia pada produk yang mereka yakini dapat memberikan benefit yang konsisten. Selama konsumen merasa puas menggunakan suatu produk dan menyadari akan kegunaan serta benefit yang bisa diberikan oleh produk tersebut, maka mereka akan terus membelinya. Benefit yang diberikan mungkin tidak sepenuhnya menyangkut fungsi dari produk tersebut. Brand tertentu bisa diasosiasikan dengan berbagai tipe orang tertentu dan dengan demikian turut mencerminkan value atau ciri tertentu. Dengan memakai produk tersebut, konsumen bisa mendapatkan sarana untuk berkomunikasi dengan yang lain atau bahkan dengan dirinya sendiri. Mereka bisa menjadi seseorang yang mereka inginkan.
Singkatnya, bagi konsumen, makna khusus yang terkandung dalam sebuah brand mampu mengubah persepsi dan pengalaman mereka dalam menggunakan produk tersebut. Produk lain yang sama mungkin bisa dinilai secara berbeda oleh konsumen, tergantung dari identitas yang diusung dan atribut-atribut yang dimiliki oleh brand. Brand bisa memberikan makna yang unik dan personal bagi konsumen yang mampu memfasilitasi kehidupan mereka sehari-hari dan memperkaya kehidupannya.
Peranan brand bagi perusahaan
Secara operasional, suatu brand bisa berguna dalam mengelola catatan inventori, akunting, dan lain-lain. Sebuah brand juga bisa memberikan proteksi hukum terhadap segala fitur dan aspek dari produk tersebut. Suatu brand bisa memberikan suatu aset intelektual atau hak kepemilikan, serta memberikan perlindungan hukum kepada pemilik brand.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, investasi untuk brand bisa membuat produk menjadi unik dan mempunyai value tersendiri, yang dapat membedakannya dengan produk lain. Brand bisa mencerminkan tingkatan kualitas tertentu, sehingga konsumen yang puas bisa memilih kembali produk tersebut.
Singkatnya, bagi perusahaan, brand bisa memberikan kita suatu aset hak kepemilikan yang sah secara hukum, yang mampu memengaruhi perilaku konsumen, bisa dibeli dan dijual, dan bisa memberikan revenue masa depan yang stabil bagi pemiliknya. Karena alasan-alasan ini, mereka berani membayar mahal untuk brand yang sudah established dalam merger maupun akuisisi perusahaan.
Aktivitas branding
Oleh karena itu, menamai suatu produk adalah sangat penting agar dapat mengedukasi konsumen tentang “siapa” atau apa identitas dari produk tersebut. Selain itu, penting juga supaya konsumen bisa memahami apa kegunaan dari produk atau service tersebut, dan mengapa mereka harus membelinya. Dengan kata lain, untuk menamai suatu produk atau service, kita harus memberikan suatu ciri khas pada produk. Juga supaya konsumen bisa mengerti apa arti dari brand tersebut bagi mereka, mengapa produk ini spesial, dan berbeda dengan brand/produk yang lain. Aktivitas branding oleh karenanya mencakup menciptakan suatu kerangka berpikir agar konsumen bisa memahami produk, membantu mereka dalam membuat keputusan, dan produk tersebut bisa memberikan value bagi perusahaan. Bersambung pada artikel Kevin Keller – Apakah Brand Equity? Apa Saja Keuntungan Memiliki Brand Equity? (2).

(Artikel ini diberikan oleh Kevin Keller untuk dipublikasikan di Majalah Marketing. Kerjasama dengan Hans Mandalas, promotor seminar internasional, LPMB.)

Kevin Keller – Apakah Brand Equity? Apa Saja Keuntungan Memiliki Brand Equity? (2)

www.marketing.co.id – Setelah kita membahas merek pada artikel Kevin Keller – Apa Itu Merek? Kenapa Merek Itu Penting? (1), pada bagian ini kita akan membahas brand equity beserta kerangka kerjanya dalam kemajuan konsep/teori dan praktik manajemen supaya kita bisa memahami dan memengaruhi perilaku konsumen. Dalam artikel ini Anda akan mengenali sebab dan akibat dari brand equity, dan mendapatkan panduan praktis tentang bagaimana membangun, mengukur, dan mengelola brand equity.
Customer-based Brand Equity
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen serta pelanggan adalah inti dari ilmu marketing. Maka dalam menciptakan dan mengelola brand equity, kita seharusnya bisa menyadari betapa penting faktor pelanggan. Dengan demikian, customer-based brand equity berguna agar suatu brand bisa memiliki ciri khas dan mempunyai arti tersendiri bagi pelanggan.
Sebuah brand dikatakan mempunyai customer-based brand equity yang bagus apabila pelanggan memberikan respons lebih positif terhadap suatu brand atau produk yang dipasarkan. Kunci dari branding adalah konsumen bisa membedakan produk kita dengan jelas apabila dibandingkan dengan produk pesaing.
Ada tiga unsur utama yang penting: differential effect, brand knowledge, dan consumer response to marketing.
Pertama, brand equity muncul dan tercipta dari keberagaman respons konsumen. Jika tidak ada ciri khas atau sesuatu yang berbeda, maka brand suatu produk tidak akan bisa unggul di antara yang lain, dan akan dianggap generik/tidak ada bedanya dengan produk lain.
Kedua, perbedaan respons konsumen ini adalah hasil dari pengetahuan yang dimiliki konsumen tentang produk Anda. Jadi, walaupun konsumen terus-menerus dibombardir oleh segala aktivitas marketing perusahaan-perusahaan, brand equity pada akhirnya hanya tergantung dari apa yang ada di benak konsumen.
Ketiga, perbedaan respons konsumen yang menciptakan brand equity tercermin pada persepsi, pilihan, dan perilaku konsumen yang berhubungan dengan semua aspek dari aktivitas pemasaran.
Customer-based brand equity sendiri tercipta ketika konsumen sudah mempunyai awareness dan kepekaan yang tinggi dengan suatu brand, serta mempunyai persepsi yang unik akan brand tersebut dalam ingatan mereka.
Jadi, dengan menciptakan brand awareness dan image positif dalam benak konsumen, maka kita akan mampu mengedukasi konsumen sehingga dapat mempengaruhi perilaku mereka dan menciptakan berbagai macam customer-based brand equity. Dalam beberapa kasus, brand awareness saja tidaklah cukup untuk mendapatkan respons positif konsumen (misalnya dalam pengambilan keputusan, biasanya konsumen hanya akan memilih produk-produk yang sudah familiar saja bagi mereka).
Customer-based brand equity tercipta karena ada perbedaan atau keragaman respons konsumen terhadap aktivitas marketing ketika mereka sudah mengetahui brand tersebut. Biasanya perbedaan/keragaman respons tersebut akan tergantung pada seberapa besar tingkat awareness dan seberapa baik penilaian konsumen terhadap brand. Sejumlah keuntungan bisa didapat dari brand yang kuat, baik dalam bentuk revenue yang lebih besar, atau biaya yang lebih rendah. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Kesetiaan pelanggan yang lebih besar.
  2. Bisa lebih bertahan dalam menghadapi persaingan.
  3. Bisa lebih bertahan dalam menghadapi krisis.
  4. Margin profit yang lebih besar.
  5. Konsumen bisa lebih toleran bila kita menaikkan harga.
  6. Konsumen bisa lebih senang jika kita menurunkan harga.
  7. Mendapat dukungan dan kerja sama yang lebih baik.
  8. Komunikasi dan promosi yang lebih efektif.
  9. Peluang lisensi lebih terbuka.
  10. Peluang perkembangan atau brand extention yang lebih terbuka.
Artikel ini diberikan oleh Kevin Keller untuk dipublikasikan di Majalah Marketing. Kerja sama dengan Hans Mandalas, promotor seminar internasional, LPMB.

10 Jurus Rahasia Pengusaha Sukses!


10rahasiabisnisPaul B. Brown, kontributor Forbes, berbagi sepuluh hal yang wajib diketahui pengusaha jika ingin sukses. Sepuluh hal tersebut berdasarkan apa yang ia pelajari tentang pengusaha selama 30 tahun. Simak berikut ini.

Jika ingin menjadi pengusaha sukses, seimbangkan hidup. Hasil riset Brown menunjukkan bahwa banyak pengusaha sukses yang karir dan kehidupan sehari-harinya seimbang.

Pengusaha terbaik tidak datang dengan ide hebat, tapi mengatasi kebutuhan pasar. Kita bisa mendapatkan banyak ide mengagumkan sepanjang waktu, tapi kalau ide-ide itu tidak cukup menyelesaikan masalah dan tak mendukung bisnis, maka mereka tak berguna.

Satu hal kesamaan para pengusaha sukses adalah hasrat mereka untuk mengubah ide menjadi sebuah kenyataan. Hasrat – selain fokus, harapan, finansial, keterampilan pemasaran, dan lain-lain– adalah hal yang paling dibutuhkan oleh para pengusaha untuk mengubah ide menjadi sebuah kenyataan. Tanpa hasrat tak akan ada perwujudan ide.

Aksi mengalahkan segalanya. Jangan hanya berangan-angan, segera lakukan aksi.

Langkah kecil dan cerdas menuju tujuan. Para pengusaha sukses melangkah perlahan dengan cara yang cerdas. Mereka mengambil langkah kecil dan mempelajarinya untuk membuat langkah selanjutnya. Mereka tidak mengambil risiko tak terukur.

Jika ingin perusahaan yang sukses, serahkan kendali. Perusahaan akan sulit berkembang jika CEO-nya ingin mengendalikan detail perusahaan dan tak percaya orang lain. Serahkan kendali pekerjaan-pekerjaan tertentu kepada orang yang ahli di bidangnya. Dengan begitu CEO bisa memanfaatkan waktu untuk pekerjaan lain yang lebih penting.

Lupakan kelemahan, mainkan kekuatan. Kekuatan inilah yang akan membuat bisnis kita sukses seiring waktu.

Jika konsumen tak suka produk atau layanan, maka ada yg salah dengan produk atau layanan itu. Pihak yang memutuskan sebuah produk atau layanan baik adalah konsumen bukan pemilik bisnis. Jika konsumen tak menyukainya, maka produk atau layanan tersebut tak baik. Itu artinya, pelanggan selalu benar. Dengarkan pelanggan dan perbaiki produk atau layanan kita.

Jika terpaksa gagal, cepatlah bangkit dan jangan terlalu besar kerugiannya. Selalu ambil langkah kecil untuk menggapai tujuan dan berhentilah sejenak di setiap langkah agar kita bisa mengevaluasi apabila terjadi kegagalan-kegagalan kecil dan memperbaikinya segera tanpa harus menanggung kegagalan lebih besar. Dengan begitu kita bisa tetap berada di jalur.

Benar-benar belajar dari kesalahan. Tak apa melakukan kesalahan asalkan kita tahu apa yang salah dan memperbaikinya.
Apakah Anda sudah melakukan sepuluh hal di atas?
Sumber: Forbes | Editor: Wachid Fz | Foto :Lukeroxas

3 Kesalahan Penyebab Bisnis Besar Mati

bisnisbesarmatiMenjalankan usaha tidaklah mudah. Rata-rata pengusaha hanya bisa bertahan kurang dari tiga tahun. Mereka memiliki terlalu banyak ide, sedikit fokus dan terlalu sedikit dana. Ketiganya adalah campuran potensial yang bisa membunuh mimpi terindah.
Kita bisa sangat memahami apabila sebuah UKM atau startup gagal di tengah jalan mengingat mereka mungkin dikelola oleh orang-orang yang belum berpengalaman, minim pendidikan atau tak memiliki ketajaman visi bisnis. Tapi, bagaimana bila kegagalan terjadi pada bisnis yang sudah mapan dan besar? Bagaimana mungkin itu terjadi?
Ini tiga kesalahan-kesalahan yang menyebabkan bisnis besar mati.
Mandeg inovasi. Sering kali perusahaan besar menjadi begitu hebat dalam mencegah risiko sampai mereka lupa bagaimana memunculkan ide-ide baru. Mereka memeras setiap peser keuntungan, setiap detik efisiensi dan setiap tetes keringat. Mereka berbaris untuk mengalahkan laporan kuartal demi memenuhi ekspektasi. Tapi, pada akhirnya tak ada yang dihasilkan. Perusahaan besar fokusnya bagus pada masa kini, tapi sering kali kurang mampu berinovasi untuk masa depan. Masih ingat kasus yang menimpa Kodak, atau produsen handphone Siemens? Mereka berjaya pada masanya, namun kini terpuruk di antara pemain-pemain lainnya.
Fokus pada “apa” bukan “siapa”. Perusahaan besar hanya fokus pada produk dan distributornya (“apa”) sehingga kehilangan pandangan tentang kebutuhan basis pelanggan yang berubah secara dramatis (“siapa”). Misalnya, perusahaan, farmasi, dan pendidikan sering kali terlalu mendengarkan agen mereka, dokter dan profesor. Padahal inovasi bermula dari konsumen akhir mereka. Perusahaan yang paling memahami dan bisa mengantisipasi perubahan kebutuhan konsumen, mereka yang menang.
Kultur Takut. Tanah Anda kaya dan subur atau keras dan kering? Kita hidup di dunia di mana perubahan datang dengan semakin cepat. Ide-ide kreatif yang memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan sangatlah penting. Tapi, benih-benih ide tak akan tumbuh di dalam sebuah perusahaan kecuali perusahaan itu memiliki kultur yang kaya dan siap. Ketakutan adalah musuh kereativitas. Ide-ide terbaik tak akan tumbuh apabila kultur perusahaan tentang bagaimana menyambut perubahan tanpa ketakutan tak terbentuk.
Ironisnya adalah perusahaan besar sangat membutuhkan pengusaha yang powerful untuk mengarahkan mereka pada kultur yang penuh passion, tak kenal takut, fokus pada konsumen dan kecepatan.
Sumber: Forbes | Editor: Wachid Fz | Foto: …

6 Tantangan Sukses Bisnis Online yang Wajib Anda Ketahui

10bisnisonlenAnda merasa sudah memulai bisnis online dengan sebuah ide yang brilian dan unik tapi ternyata bisnis tak berjalan sesuai harapan. Ada apa? Coba simak enam tantangan kesuksesan bisnis online berikut ini.
Anda menargetkan niche yang salah. Sebelum mulai mempromosikan produk atau jasa melalui web, sudahkah Anda bertanya: Apakah ada cukup permintaan konsumen untuk ide produk atau jasa seperti ini? Seberapa ketat kompetisi untuk produk dan jasa ini di pasar? Siapa kompetitor saya? Apakah saya punya peluang realistis untuk mengalahkan ranking mereka, terutama dalam hasil pencarian organik? Dan yang tak kalah penting: Menuju kemana industri yang saya geluti ini? Apakah bisnis saya sesuai momentum atau malah kuno?
Setelah menginvestigasi pertanyaan-pertanyaan tersebut ada peluang bagi kita untuk mengevaluasi lagi ide bisnis ini, tapi jangan patah semangat dulu. Ide kita tak selalu buruk. Mungkin kita hanya perlu menambahkan beberapa hal dalam produk atau layanan kita. Mungkin kita juga harus menargetkan pasar yang lebih spesifik. Semakin spesifik niche, semakin baik peluang bisnis kita merangkak ke hasil pencarian teratas.
Tak punya model bisnis yang jelas untuk website. Banyak bisnis online yang memulai bisnisnya dengan ide yang tidak jelas dalam hal memonetisasi website-nya. Ada banyak metode untuk memonetisasi, salah satunya dengan program AdSense Google.
Melakukan terlalu banyak hal dalam satu waktu. Setiap pemilik bisnis tahu bahwa internet penuh dengan distraction yang membuat mereka sulit fokus dengan tugas-tugasnya. Membuat rencana harian bisa membantu, tapi jangan mengisinya dengan jumlah tugas yang tak realistis. Jangan sampai juga kita terlena menghabiskan waktu membaca blog, e-books, dan email.
Control freak. Tak sedikit pemilik bisnis yang control freak. Waktu kita adalah aset. Dengan pemikiran seperti itu, maka sebaiknya kita memberikan kontrol untuk pekerjaan lain kepada orang lain yang ahli di bidangnya sehingga kita bisa menggunakan waktu lebih banyak untuk hal lain yang lebih bermanfaat.
Tak yakin bagaimana memasarkan produk atau layanan. Peluang mempromosikan bisnis di internet tak terbatas. Tapi, jika kita tak bisa mencari strategi terbaik mungkin saja kita kehilangan peluang itu. Sebagai pemilik bisnis online, kita memiliki dua pilihan untuk memasarkan bisnis kita: belajar otodidak tentang trik berdagang di internet atau menyewa ahli SEO atau konsultan media sosial.
Bermimpi cepat kaya. Tantangan terbesar kesuksesan bisnis online adalah ekspektasi yang tidak realistis. Kesuksesan membutuhkan kerja keras dan waktu. Sayangnya, bermimpi cepat kaya sudah jadi semacam epidemik karena skema promosi para guru internet marketing. Hindari sistem yang menjanjikan jalan cepat kaya. Urus saja bisnis kita dan seiring waktu kita akan mendapatkan hasil terbaik.
Apakah Anda mengalami 6 hal di atas? Jika ya, segera atasi dan jangan menyerah dulu dengan bisnis Anda.
Sumber:Huffingtonpost |

Cara Teruji Memilih Penjual yang Tepat (Bagian 2)

James_Gwee
Marketing.co.id - Wawancara Standar Jelas Belum Lengkap
Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas kondisi dan fakta yang ada tentang bagaimana biasanya perusahaan melakukan proses perekrutan tenaga penjual. Dari sana kita bisa melihat beberapa kesalahan dalam proses perekrutan tenaga penjual. Kita menyadari ternyata masih banyak kekurangan pada proses perekrutan tenaga penjual. Tak heran tingkat turnover mereka tinggi dan performanya pun sering kali tidak maksimal.
Jadi, bagaimana sebenarnya Anda harus menguji kemampuan inter-personal, kemampuan menjual, komunikasi, dan kekuatan mental dari si penjual? Berikut ada gagasan sederhana:
Setelah Anda melakukan wawancara standar dengan si kandidat di ruangan wawancara, Anda harus memberinya tantangan. Lalu, Anda amati reaksi raut mukanya. Jika dia terlihat bersemangat, Anda tahu bahwa ia punya mental yang positif dan kekuatan untuk menghadapi tantangan.
Sebaliknya, jika ia terlihat tegang atau stres ketika Anda menyebutkan tantangan, itu adalah tanda si kandidat tidak punya kekuatan menghadapi tantangan dan mentalnya lemah dalam menghadapi kesulitan.
Anda beritahukan kepada si kandidat, “Ini tantangannya. Saya ingin Anda meninggalkan ruangan dan menjual dompet ini dalam 15 menit. Saya membelikan dompet ini di pusat perbelanjaan seharga Rp 75.000, dan saya ingin Anda menjualnya di jalanan atau mal, seharga Rp 180.000. Anda hanya membawa dompet, KTP, dan uang Rp 10.000 untuk transport. Anda harus meninggalkan dompet sendiri, jam tangan, serta telepon genggam di kantor ini sebelum pergi. Jika Anda berhasil menjualnya dalam waktu kurang dari 1 jam, Anda akan saya terima. Jika Anda tidak bisa menjual dompet ini dengan harga Rp 150.000 ke atas, Anda gagal. Jika Anda menjualnya ke seseorang yang Anda kenal (anggota keluarga, relasi, dan lain-lain), maka Anda akan didiskualifikasi. Semoga berhasil!”
Salesman_OKBerikut adalah beberapa kemungkinan hasil yang didapat:
Hasil 1
Si kandidat kembali ke kantor kurang dari 1 jam dan berhasil menjual dompet tersebut dengan harga Rp 150.000.
Hasil 2
Si kandidat kembali ke kantor kurang dari 1 jam dan berhasil menjual dompet dengan harga lebih dari Rp 150.000.
Hasil 3
Si kandidat kembali ke kantor kurang dari 1 jam dan berhasil menjual dompet tersebut dengan harga kurang dari Rp 150.000. Ia menjelaskan semua orang yang ia dekati mengeluh bahwa harga Rp 150.000 terlalu mahal. Jadi, ia hanya bisa menjual dengan harga kurang dari Rp 150.000 jika waktunya hanya 1 jam.
Hasil 4
Si kandidat kembali ke kantor dalam waktu kurang dari 1 jam dan mengaku bahwa ia tidak bisa menjual dompet tersebut. Semua orang mengeluh bahwa harga Rp 150.000 dianggap terlalu mahal. Si kandidat yakin bisa menjualnya jika harganya lebih murah.
Hasil 5
Si kandidat kembali ke kantor dalam waktu kurang dari 1 jam dan mengaku bahwa ia tidak bisa menjualnya. Tetapi, ia meminta perpanjangan waktu karena ia mau mencoba lagi.
Hasil 6
Si kandidat kembali ke kantor dalam waktu kurang dari 1 jam dan berhasil menjual dompet tersebut dengan harga Rp 150.000. Ia lalu meminta dompet lagi dari Anda karena ia ingin menjual lebih banyak dompet.
Hasil 7
Si kandidat kembali ke kantor dalam waktu kurang dari 1 jam dan berhasil menjual dompet tersebut dengan harga Rp 150.000. Lebih dari itu, ia mendapatkan pesanan dan bahkan down payment untuk 12 dompet lagi!
Sekarang saya punya pertanyaan sederhana untuk Anda. Apakah aktivitas dan ujian yang sederhana ini menyita waktu lebih dari dua jam, supaya Anda bisa melihat bagaimana kemampuan dan kekuatan mental sesungguhnya dari para kandidat penjual Anda? Apakah Anda akan bisa menyeleksi mereka dengan lebih akurat dengan cara ini?
Anda mungkin mengeluh bahwa aktivitas ini menyita waktu sekitar dua jam, dan ini adalah waktu yang lama. Tapi, jika saya tanya pada Anda, berapa banyak usaha, biaya, masalah, kerugian, dan kehilangan produktivitas yang terjadi akibat salah menyeleksi dan salah memilih kandidat untuk tim penjualan Anda?
Hal ini sungguh sederhana, tapi sangat mengejutkan begitu banyak perusahaan bahkan tidak melakukan metode ini untuk menyeleksi para tenaga penjual mereka.
Jadi, apa pendapat Anda? Apakah Anda akan segera mengaplikasikan metode sederhana ini mulai sekarang?
Happy selecting!