Kamis, 05 Februari 2015

Cari Kerja? Coba Tips Berikut

Setiap orang pasti ingin mendapatkan pekerjaan yang terbaik dan sesuai dengan bidangnya. Sebelum Anda memutuskan untuk bekerja, cobalah intip beberapa tips berikut ini:
1. Kenali Diri Anda
Setiap orang pasti memiliki keahlian tersendiri dalam hidupnya. Dimana, jika Anda menjalani pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki, pasti pekerjaan akan berjalan tanpa ada beban. Justru menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan.
Maka dari itu, kenali terlebih dahulu apa yang Anda suka dan keahlian apa yang paling digemari, setelah itu lamarlah pekerjaan yang sesuai dengan keahlian Anda. 
2. Perhatikan Akun Social Media
Saat sudah melakukan tahap interview, beberapa perusahaan mencari informasi melalui media sosial Anda.
Cobalah untuk menghapus foto-foto yang memberikan kesan negatif mengenai diri Anda. Mintalah testimoni dari rekan-rekan perusahaan lama Anda mengenai diri Anda selama bekerja agar dapat memberi kesan positif pada perusahaan yang Anda lamar. 
3. Andalkan Kecanggihan Internet
Cobalah untuk mencari perusahaan yang tidak menyediakan lowongan secara online dengan melihat pekerjaan yang dimiliki oleh teman-teman Anda.
Jangan takut untuk memulai hal ini, siapa tahu disanalah keberuntungan menanti diri Anda. 
4. Gunakan Kekuatan Anda
Banyak pelamar kerja yang menggunakan aneka software canggih dalam membuat lamaran kerja agar terlihat baik dimata perusahaan. Selain itu, kekuatan kata-kata dalam lamaran kerja Anda sangat diperhatikan dalam hal ini.
Jangan lupa untuk mencantumkan segala keahlian, nilai terbaik, dan lain-lain. Karena, hal tersebut dapat menjadi pertimbangan dari perusahaan yang Anda lamar. 
5. Kirim Lamaran
Setelah persiapan Anda sudah matang, maka lamarlah pekerjaan yang Anda minati. Studi menunjukkan bahwa jika seorang wanita memenuhi 60 persen dari persyaratan pada daftar pekerjaan, dia akan menganggap dirinya sesuai dengan pekerjaan tersebut.
Namun, untuk seorang pria jika ia merasa tidak 100 persen sesuai dengan persyaratan pekerjaan tersebut maka ia tidak akan melamarnya. Meski sebenarnya, hal itu adalah wajar karena mencari pekerjaan sama dengan melakukan persaingan.
6. Buatlah Email Pribadi
Saat melamar pekerjaan, jangan mengirimkan lamaran ke alamat email kantor tersebut. Namun, mintalah email pribadi dari pihak HRD agar memudahkan Anda dalam mengirimkan lamaran kerja. Tak hanya itu saja, dalam email pribadi tersebut Anda juga dapat menceritakan tentang diri Anda dan pengalaman pekerjaan yang telah Anda geluti.
7. Pelajari dan Hubungi Perusahaan Tersebut
Saat melakukan interview, Anda sebaiknya tahu apa saja informasi mengenai perusahaan yang Anda tuju serta pekerjaan yang akan Anda geluti.
Beberapa perusahaan menginginkan Anda untuk mengetahui perusahaannya. Cobalah untuk membuka internet, untuk belajar tentang perusahaan dan pertanyaan yang terkait selama interview berlangsung.
Untuk meyakinkan diri Anda setelah dihubungi oleh pihak perusahaan, maka hubungi mereka. Tanyakan apa saja yang harus Anda butuhkan dan kepada siapa Anda akan bertemu. Hal ini dapat menunjukkan bahwa Anda sangat berminat untuk dapat bergabung dengan perusahaan tersebut.
8. Berpikir Positif
Jika sudah melalui berbagai tahap, namun tidak ada panggilan kembali dari pihak perusahaan maka berpikirlah positif. Mungkin pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan diri Anda, jika dipaksakan akan membuat Anda tidak bertahan lama didalamnya.(vaa)

Inilah Jurus Rahasia Bagi Salesman

Banyak orang yang menganggap remeh pekerjaan seorang salesman padahal tanpa seorang sales sebuah perusahaan tidak akan bisa memasarkan produk mereka dalam jumlah yang maksimal. Menjadi salesman yang sukses dituntut mampu menjual produk dengan target yang telah ditentukan namun banyak diantara mereka yang tidak mampu memasarkan produk sampai pada target yang ditentukan perusahaan.
Perusahaan tentu menginginkan penjualan produk yang maksimal dari sales mereka agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk itulah perusahaan harus bisa memiliki salesman yang handal.
Seorang sales memang bertugas untuk mengubah leads menjadi potensial customer bagi suatu perusahaan. Tidak jarang sales dikatakan sebagai ujung tombak dari penjualan produk sebuah bisnis. Itu sebabnya mereka yang menjadi sales bukan hanya harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada banyak orang, tapi juga harus bisa mengkonversi sebuah kebutuhan menjadi peluang bagi sebuah bisnis. Dan berikut ini 10 rahasia mengejutkan untuk para sales.
1. Sales itu sumber solusi dan juga yang paling mengerti customer
Semua orang suka ketika mereka membeli barang, tapi tidak semua suka dengan sebuah kata “penjualan”. Itu artinya tidak semua customer mau dan suka mendengarkan kita berbicara dan menawarkan produk atau jasa kepada mereka. Itu sebabnya kita harus mencari cara yang berbeda ketika ingin membujuk, meyakinkan dan memanipulasi pelanggan untuk mau membeli.
Titik penjualan sebuah bisnis itu berada pada kemampuan mereka untuk membantu pelanggan dalam membuat keputusan terbaik. Sehingga ini menambah nilai tambah bagi pelanggan yang sudah membeli. Mereka bukan hanya bisa memuaskan keinginan, tapi juga bisa memenuhi kebutuhan.
2. Selalu berbicara itu bukan berarti membuat calon pelanggan kita mau membeli
Tidak semua calon pelanggan kita mau mendengarkan apa yang kita tawarkan melalui obrolan maupun persentasi resmi. Meskipun belum bisa memastikan bahwa calon pelanggan bisa langsung yakin dan mau membeli, tapi setidaknya kita harus bisa menjelaskan kepada mereka tentang siapa kita, apa bisnis kita, apa yang kita tawarkan, dan solusi apa yang kita miliki untuk mereka.
3. Selain berbicara secara langsung dengan orang yang ditemui, sales juga harus kuat dalam komunikasi 2 arah tidak langsungnya
Seorang sales profesional tidak akan malu atau takut untuk mencari dan menghubungi daftar calon customer mereka. Bahkan mereka juga tidak segan untuk kembali menghubungi customer yang sudah lama. Apa tujuannya, jelas untuk melihat apakah bisnis kita benar – benar membantu mereka memecahkan masalah. Langkah ini juga dilakukan untuk memperkuat hubungan setelah penjualan. Kita juga akan dengan mudah membangun hubungan dan empati antara bisnis dengan pelanggan.
4. Menjual itu bukan hanya tentang kemampuan berbicara, tapi kepekaan dalam mendengar dan memahami kebutuhan
Tantangan seorang sales adalah mendapatkan kesempatan untuk bisa mendengarkan pelanggan mereka, bukan hanya terus berbicara kepada mereka. Bagaimana mungkin kita tahu apa yang mereka butuhkan dan inginkan, ketika kita hanya berbicara tanpa berhenti untuk mendengarkan. Siapapun ingin didengar dan dimengerti, termasuk pelanggan Anda. Biarkan mereka untuk menikmati waktu dan mendominasi pembicaraan.
5. Seorang trainer salespun belum tentu mampu membuat seorang sales mencapai top skor penjualan
Bicara tentang sales pasti akan berbicara tentang kemampuan mereka berkomunikasi dan mengkomunikasikan kebutuhan pelanggan menjadi sebuah solusi bagi mereka. Sekalipun seorang sales sudah dilatih oleh para ahli di bidang penjualan, mereka belum tentu mampu menjadi sales yang bisa mencapai top skor dalam target penjualannya. Karena bisa dibilang sales bukan hanya tentang ilmu yang diajarkan, tapi pengalaman dan jam terbang yang mereka miliki. Pelatihan hanya bisa membantu kinerja sales sedikit saja, ketimbang usaha mereka sendiri.
6. Kepribadian kamu yang introvert bukan berarti berada di bawah mereka yang ekstrovert
Mudah bergaul, lancar berbicara dan bertindak “sok” akrab bisa membuat pelanggan jengah dengan kita. Mereka yang merasa ekstrovert jauh lebih baik untuk menjual harus kembali mempertimbangkannya. Karena dibalik kepribadian introvert seseorang, mereka memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dari ekstrovert, terutama dalam hal menjual. Introvert bisa menjadi pendengar yang baik untuk orang lain, dan mereka bisa mengatasi setiap ego yang dimilikinya. Sehingga pelanggan juga lebih nyaman berbicara dengan para introvert.
7. Bukan merek yang memberikan pengalaman kepada pelanggan, tapi pengalaman pelanggan yang menciptakan sebuah merek
Perusahaan – perusahaan besar sering menghabiskan uang mereka untuk membentuk dan membesarkan merek, mulai dari penamaan, slogan, logo dan lain sebagainya. Tapi sayang sekali, sebuah MEREK dilihat dari bagaimana pelanggan mendapatkan pengalaman dari mereka. Pelanggan harus mendapatkan dan menciptakan pengalaman mereka dari produk yang kita tawarkan. Ketika mereka sudah mulai menikmati, merek akan secara otomatis tumbuh dan berkembang diantara pelanggan dan lingkungannya. Jadi, jangan hanya fokus pada bentuk dan penamaan, tapi fokus pada menciptakan pengalaman pelanggan.
8. “Close” itu proses bukan sebuah peristiwa yang bisa terjadi kapan saja
Dalam menjual produk atau jasa, kita harus tahu apa sebenarnya tujuan kita. Mencari materi melalui keuntungan penjualan, apa benar-benar ingin membantu pelanggan dalam membuat keputusan terbaik menemukan solusi mereka. Karena dalam proses penjualan kita membutuhkan waktu dan proses untuk mencapai “close”. Close tidak hadir setiap saat yang kita inginkan. Ini tentang waktu, karena pelanggan membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan mereka, hingga pada akhirnya memutuskan untuk membeli.
9. Sales juga harus tahu, pelanggan yang loyal itu jauh lebih baik dari pada pelanggan baru
Mendapatkan pelanggan baru untuk bisnis kita memang terlihat mudah. Tapi yang lebih menantang lagi adalah mempertahankan dan memberdayakan pelanggan loyal yang kita miliki. Justru kita harus bisa mengubah pelanggan yang sudah ada menjadi lebih loyal. Dan pelanggan baru hanya akan menjadi prioritas ketika kita baru mulai untuk menjual.
10. Dan bukan hanya sales saja, semua orang bisa menjual
Menjual produk atau jasa sebuah bisnis bukan hanya tugas dan tanggung jawab dari sales saja. Tapi semua orang yang berada di dalam lingkup bisnis tersebut juga bertugas untuk menjual. Menjual di sini bukan dalam arti mereka harus turun dan bertemu customer langsung, dan menawarkan produk atau jasa kepada mereka. Tapi yang bisa mereka jual adalah nilai tambah atau fungsi dari kemampuan mereka dalam masing-masing bagian. Kontribusi mereka yang memberikan nilai pada setiap fungsi di perusahaan. Dan itu juga secara otomatis berpengaruh terhadap penjualan produk dan jasa kepada customer.(vaa)

Tips Mengetahui Tren Bisnis yang Sedang Booming

Menjadi pebisnis dan menjalani bisnis tentunya memerlukan berbagai cara dan usaha, agar bisnis tersebut tetap bertahan dan tidah gulung tikar.
Salah satu salah satu caranya adalah mengetahui atau melihat tren bisnis yang sedang terjadi. Dalam dunia usaha, tren yang sedang berlangsung di pasar bisa juga diibaratkan sebagai arah mata angin kemana bisnis kita harus dijalankan. Jika gagal melihat tren, besar kemungkinan produk kita akan gagal diterima oleh pasar.
Selain itu tren juga mempunyai pengaruh yang luas tidak hanya pebisnis yang baru merintis usaha namun hingga yang telah mempunyai usaha besar. Bagi pengusaha pemula pengamatan tren bisnis dapat menjadi tolak ukur apa, bagaimana dan kapan produk kita bisa dipasarkan. Sedangkan bagi pebisnis besar, pembacaan tren yang tepat dapat membantu bisnis terus berkembang dan tetap dibutuhkan konsumen.
Namun permasalahannya, memantau tren yang sedang booming di masyarakat terkadang bukan perkara yang mudah. Berikut ini beberapa tips sederhana bagaimana kita mengenali tren bisnis yang sedang berlangsung.
1. Mendengarkan Pelanggan
Pembeli adalah raja. Istilah tersebut nampaknya akan terus dipertahankan dalam dunia bisnis. Demikian juga jika kita ingin mengetahui tren yang sedang terjadi, kenapa tidak kita tanyakan pada sang “raja”?
Dengan meluangkan waktu berbicara dan mendengarkan konsumen kita dapat memperoleh berbagai keuntungan dalam satu waktu. Sebagai contoh, pada dasarnya yang harus kita pahami adalah setiap konsumen kita unik. Mereka mempunyai cara berfikir sendiri-sendiri serta keinginan yang berbeda-beda. Namun tidak jika mereka telah terimbas dampak tren.
Para konsumen tidak akan mulai satu suara dan memilih produk atau jasa yang memang sedang banyak dibincangkan saat itu. Dengan mendengarkan konsumen kita bisa “mencuri” informasi sebanyak-banyaknya tentang apa yang mereka sukai. Dan diakhir tindakan, kita bisa menyimpulkan arah tren yang sedang digemari oleh para konsumen tersebut.
Mendengarkan konsumen tentu saja tidak hanya mendengar masukan namun juga keluhan tentang sebuah produk. Namun apakah keluhan bisa membantu kita mengetahui arah tren? Nah, justru ini rahasianya. Dengan mendengarkan keluhan kita bisa menyimpulkan kebalikan dari arah tren atau bisa disebuat dengan anti-tren. Konsep ini memang tidak terlalu popular namun jika dapat mengusai pembacaan anti-tren setidaknya produk kita nantinya  akan terhindar dari resiko penolakan konsumen.
2. Memanfaatkan Media Informasi
Tips berikutnya adalah selalu terhubung dengan media informasi. Saat ini aruh informasi dan komunikasi telah berkembang sebegitu canggihnya. Tidak hanya media cetak, elektronik hingga media online bisa menjadi tambang informasi berharga bagi para pebisnis. Namun yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan media informasi adalah kita harus pintar memilah informasi mana yang benar-benar mengandung petunjuk tren dan mana yang hanya informasi tren palsu.
Oleh karena itu sebagai contoh ketika mendapati sebuah artikel tentang “Arah Tren Produk Di 2015” kita tidak bisa langsung menjadikannya rujukan utama dalam menyusun strategi usaha kita. Langkah berikutnya adalah mencari informasi tambahan untuk memperkuat ulasan yang telah kita baca tersebut. Media sosial menjadi sarana yang paling tepat untuk mendapatkannya. Lewat komentar atau percakapan konsumen, kita bisa mengutip dan memperkuat tren mana yang benar-benar akan berlangsung nantinya.
3. Kumpulkan Semua Data dan Simpulkan
Langkah terakhir dari tips ini adalah dengan membuat kesimpulan dari semua data yang telah kita peroleh. Umumnya tahap ini adalah momok bagi pengusaha pemula. Pasalnya karena keinginan yang terlampau besar untuk langsung terjun, akhirnya tidak meluangkan waktu yang cukup untuk menyimpulkan arah tren. Referensi yang sudah kita dapatkan bisa dicatat kemudian membandingkan satu sama lain. Dari situ tren sesungguhnya akan mulai terbaca. Semakin kompleks referensi yang kita dapatkan, hasilnya pun akan semakin baik.(vaa)

Jumat, 09 Januari 2015

Mengintip Strategi Penjualan (Pemasaran) para Pebisnis

Sebagai bagian dari kerangka bisnis, strategi pemasaran merupakan hal vital guna meningkatkan penjualan dan pencapaian omzet yang maksimal. Strategi pemasaran dalam meningkatkan penjualan atau menggait banyak konsumen akan menjadi salah satu penentu dalam memenangi kompetisi usaha. Dalam literatur bisnis, strategi pemasaran agak sedikit bereda dengan strategi penjualan. Strategi penjualan lebih menekankan pada produk, sementara strategi pemasaran mengutamakan keinginan pelanggan, namun keduanya bertujuan mendatangkan profit yang maksimal.
Dalam dunia usaha, beberapa pebisnis yang tidak kreatif dalam melaksanakan strategi pemasaran atau penjualan, biasanya hanya bisa menempuh jalan terakhir, yaitu menurunkan harga jual (tarif) agar bisa bertahan dalam persaingan bisnis tersebut. Sementara para pengusaha yang cerdas, selalu menyiapkan konsep strategi pemasaran yang tepat, kreatif, dan terkadang unik. Berikut adalah beberapa model strategi penjualan yang banyak diterapkan dalam upaya mencapai hasil yang maksimal.

1. Promosi Diskon
Ini merupakan salah satu strategi yang umum digunakan oleh perusahaan dalam menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Saat peluncuran produk baru yang belum familiar di masyarakat, para pengusaha melakukan pendekatan ini agar produknya bisa lebih dikenal masyarakat. Ketika masyarakat telah mengakui keunggulan produk tersebut, maka promo diskon akan ditiadakan. Selain sebagai ajang pengenalan, strategi ini juga digunakan manakala produk-produk yang ditawarkan kurang laku di pasaran. Sehingga untuk mengurangi kerugian, maka promo diskon (potongan harga) atau pun promo bonus merupakan pilihan yang terbaik.
2. Pemberian Hadiah - Undian
Untuk menarik konsumen agar penjualan meningkat, banyak perusahaan yang memberikan ragam hadiah, seperti souvenir, voucher, hingga nomer undiah untuk para konsumen sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Beberapa restaurant makanan cepat saji di Indonesia memberikan promo hadiah berupa seri mainan anak-anak, sehingga rombongan keluarga yang makan di restaurant tersebut, akan tertarik untuk datang lagi mengkoleksi mainan tersebut. Jika anda pernah membeli produk es krim merek terkenal, ada nilai point yang tertera di stick es krim, jika dikumpulkan bisa ditukar dengan hadiah tertentu. Hal tersebut merupakan salah satu contoh strategi penjualan dengan iming-iming hadiah.
3. Strategi Freemium ke Premium
Siapa yang tidak suka gratisan? Hampir sebagian besar orang senang dengan yang gratis-gratisan. Sifat ini sering dijadikan pebisnis untuk meningkatkan omset penjualannya. Mereka akan memberikan secara gratis (freemium) pada awalnya, kemudian memasang harga pada tahap berikutnya (premium). Konsep 'Freemium to be Premium' ini banyak diterapkan pada bisnis teknologi, misalnya Facebook dan Google. Membuat akun FB ataupun akun Gmail bisa dilakukan dengan cuma-cuma dan digunakan sepuas-puasnya. Tapi Facebook dan Google tak pernah meminta anda membayar untuk menggunakan fasilitasnya. Lalu darimana mereka mendapatkan uang? Dengan konsep freemium, layanan Facebook dan Google akan dipakai oleh banyak orang sehingga dengan sendirinya status perusahaan tersebut menjadi Premium (super) yang dapat menarik perusahaan-perusahaan lain untuk melakukan kerjasama, salah satunya adalah para pengiklan (advertiser) sebagai sumber pendapatan terbesar mereka.
4. Strategi Menggunakan Pihak Lain
Untuk lebih agresif mencapai target penjualan, banyak perusahaan yang memakai bantuan pihak lain dalam membantu memasarkan produknya. Hal ini tentu akan menambah biaya operasional, sehingga margin keuntungan menjadi lebih kecil. Namun, jika volume penjualan lebih banyak, maka profit yang didapat juga akan setara. Contoh strategi ini bisa kita lihat dalam pemasaran motor dan mobil yang menggunakan bantuan SPG / SPB, pemasaran sewa hotel dengan program afiliasi, dan bisnis fashion yang menggunakan sistem multi level marekting (MLM).

5. Peningkatan Layanan (Service)
Strategi lain yang dilakukan dalam meningkatkan pemasaran/penjualan adalah upaya meningkatkan pelayanan sehingga kepuasan akan tetap terjaga. Dalam bisnis jasa misalnya, dapat menerapkan sistem keanggotaan (member), dimana orang yang telah bergabung menjadi member akan memperoleh keistimewaan tertentu. Selain itu, ada juga yang memakai strategi jemput bola, atau bahkan pebisnis yang telah punya modal lebih,  menggunakan dananya untuk membangun cabang baru di tempat-tempat lain yang lebih representatif.
6. Stretegi Berkorban (Loss to Get More)
Strategi penjualan ini tergolong unik dan penuh resiko. Anda harus rela kehilangan uang terlebih dahulu sebelum bisnis anda berkembang dan menghasilkan profit yang melimpah. Strategi ini telah diterapkan oleh beberapa perusahaan, terutama para provider telekomunikasi dunia, termasuk di Indonesia seperti Telkomsel, Indosat, XL, Axis, 3, Smartfren, dan lain-lainnya. Para provider tersebut rela mengeluarkan paket bundling handphone dan kartu dengan harga di bawah harga pasar. Jika ditambah dengan biaya promosi, tentu hal tersebut tidak akan mendatangkan keuntungan, bahkan bisa merugi. Tetapi ada hal lain yang diincar oleh para provider tersebut yang akan menjadi sumber pendapatan yang lebih besar, yaitu penghasilan dari layanan jasa telekomunikasi kepada konsumen, seperti profit dari tarif telepon, sms, dan juga biaya berlangganan internet. Salah satu perusahaan yang paling berani adalah Amazon. Perusahaan dari Amerika tersebut pada tahun 2011 lalu meluncurkan tablet Kindle Fire dengan harga jual yang sangat rendah, bahkan setiap gadget yang terjual, Amazon harus rela merugi 10 dollar.  Namun, dengan semakin banyaknya produk buku-buku digital Amazon yang terjual melalui tablet tersebut, maka biaya produksi tablet Kindle akan bisa ditutupi, dan bahkan dalam tiga tahun ke depan Amazon akan meraup keuntungan yang melimpah. Inilah strategi bisnis yang mengorbankan satu hal untuk mengincar hal yang lain.
Demikianlah beberapa ragam strategi penjualan (pemasaran) yang banyak diterapkan oleh para pebisnis. Semoga tulisan ini bisa memberikan inspirasi untuk usaha anda. Salam kerja & usaha!!!

Strategi Pemasaran Sensasional Datangkan Banyak Pelanggan

Ketatnya persaingan pasar di dunia usaha mendorong sebagian besar pelaku bisnis untuk memilih strategi “out of the box” atau keluar dari jalur aman guna memasarkan produk atau jasa yang mereka tawarkan. Cara ini sengaja dipilih para pelaku usaha untuk mempopularkan brand produk yang mereka usung dan meningkatkan rasa penasaran para pelanggan.
Video Praktisi
Membangun Kerjasama Tim Bisnis Roti van Java
Melalui strategi pemasaran yang sensasional, pelaku bisnis berusaha mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat luas, hingga akhirnya banyak konsumen yang tertarik untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan pelaku pasar. Selain itu, cara pemasaran yang unik membuat merek atau brand yang ditawarkan semakin banyak dibicarakan orang, jadi tidak menutup kemungkinan bila produk unggulan yang Anda pasarkan akan semakin berkembang dengan bantuan promosi yang menyebar dari mulut ke mulut konsumen (word of mouth).
Tentunya strategi pemasaran yang sensasional sangat efektif untuk membantu pelaku usaha dalam memenangkan persaingan pasar, tidaklah heran bila belakangan ini banyak pengusaha yang mencoba keluar dari kotak aman dan menciptakan strategi pemasaran baru untuk mendatangkan banyak pelanggan.
Nah, bagi Anda yang tertarik menciptakan strategi unik untuk memenangkan persaingan pasar. Berikut ini kami informasikan beberapa strategi pemasaran sensasional yang bisa Anda jalankan.
1. Ciptakan produk unik yang belum pernah ada sebelumnya.
Strategi ini bisa Anda coba dengan meluncurkan produk baru yang tentunya unik dan memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Misalnya saja dengan membuat “Bakso kotak” untuk membedakan produk Anda dengan produk bakso lainnya yang umumnya berbentuk bulat.
2. Menyelenggarakan program promosi besar-besaran.marketing
Untuk mendatangkan banyak konsumen, jangan ragu untuk memberikan keuntungan yang cukup besar bagi para pelanggan Anda. Strategi ini bisa Anda jalankan melalui acara cuci gudang yang memberikan potongan harga khusus hingga 75% kepada calon konsumen.
3. Berikan tantangan baru dengan penawaran yang cukup menarik.
Strategi ini sudah banyak dijalankan pelaku bisnis kuliner untuk menciptakan rasa penasaran para pelanggan. Misalnya saja dengan memberikan tantangan khusus bagi para konsumen untuk menghabiskan mie ayam atau bakso porsi jumbo dalam waktu tertentu, bagi konsumen yang berhasil memenangkan tantangan tersebut maka bisa menikmati kuliner jumbo secara gratis. Dan ternyata strategi tersebut cukup efektif, sehingga menimbulkan rasa penasaran banyak orang dan meningkatkan omset penjualan.
Selain ketiga strategi yang telah kita bahas, diluaran sana masih banyak strategi-strategi unik lainnya yang sengaja diciptakan pelaku usaha untuk mendapatkan respon khusus dari para pelanggan. Semoga informasi strategi pemasaran sensasional datangkan banyak pelanggan ini bisa bermanfaat dan membantu para pemula yang kesulitan dalam mempromosikan bisnisnya. Jangan pernah takut untuk keluar dari kotak aman, dan ciptakan sensasi baru bagi para pelanggan. Salam sukses.

Kamis, 08 Januari 2015

Selling = Making Friendship

More sales are made with friendship than salesmanship.”

Ini adalah ungkapan menohok dari sales guru, Jeffrey Gitomer yang nempel dan terus mengiang-ngiang kuat di otak saya. Bahkan sejak sekitar 10 tahun lalu saat saya memutuskan untuk nyemplung di dunia penjualan, saya meyakini keampuhan ungkapan tersebut.

Siapa bilang seorang salesman nggak butuh salesmanship. Siapa bilang seorang salesman nggak perlu keahlian dalam prospecting, presenting, negotiating, dan closing. Itu semua wajib dikuasai agar Anda menjadi sales superstar. Namun di atas itu semua, Anda harus melandasinya dengan selling mentality yang adiluhung yaitu: making friendship.

Trust

1000% saya memercayai prinsip bahwa “roh” jualan adalah mencari teman dan membangun pertemanan, bukan sebatas menguasai teknik-teknik penjualan. Kenapa? Begitu menjadi teman, maka si pelanggan dengan sendirinya akan men-trust Anda. Dan dengan bekal trust, maka proses jualan Anda akan menjadi begitu mudah. Pelanggan menjadi begitu pengertian, tidak usil dengan kesepakatan harga, menjadi pemaaf jika kita melakukan kesalahan, dsb-dsb. Artinya, di titik ini sesungguhnya Anda tak perlu lagi teknik-teknik penjualan yang canggih.

Salah satu ciri Anda sudah bisa menyulap pelanggan menjadi teman adalah jika negosiasi atau tawar-menawar harga sudah tidak relevan lagi. Tawar-menawar harga di dalam pertemanan sudah tidak penting lagi karena antara Anda dan pelanggan terjadi saling pengertian dan saling percaya. Pada saat Anda mengajukan harga, maka pelanggan meyakini 1000% bahwa Anda memberikan harga yang terbaik, bukan harga manipulasi, bukan harga mark-up, bukan pula harga yang menjerumuskan.

Dengan landasan trust, pelanggan akan percaya penuh bahwa sebagai teman Anda tak akan memperdaya, menipu-muslihat, memanipulasi mereka. Mereka akan yakin bahwa Anda akan selalu berpikir dan berbuat yang terbaik untuk mereka. It’s the power of friendship.

Plong

Ketika jualan disikapi sabagai mengejar terget dan memburu omzet, maka kita akan stres dan frustasi karena kita akan merasa menjadi mesin uang yang tak pernah ada capeknya. Namanya target, sky is the limit, tak ada batasnya. Tahun ini mencapai omzet 100M, tahun depan dinaikkan 150M; tahun depan tercapai 175M, tahun depannya lagi dinaikan menjadi 300M. Begitu seterusnya tak pernah mengenal titik ujung.

Kalau sudah begitu, maka kita akan merasakan pekerjaan sales sebagai pekerjaan yang paling berat dan membebani: “sales is the most stressful job in the world!!!” Apakah Anda mau seperti itu? Diperbudak oleh target dan capaian omzet?

Kalau tak mau begitu, coba saja ikuti kiat saya. Selama 10 tahun lebih saya menemukan kenikmatan luar biasa saat berjualan? Kenapa bisa begitu? Karena saya tak pernah menganggap jualan sebagai beban: beban untuk secepatnya mencapai closing; beban produk kita laku dibeli si pelanggan; atau beban untuk mencapai target dan mendapatkan bonus/komisi dari perusahaan. Rasanya enteng; rasanya plong.

Setiap kali berjualan saya merasakan hidup kian bermakna karena selalu bertemu orang-orang baru untuk berbagi cerita. Setiap kali berjualan saya mendapatkan kebahagiaan luar biasa karena bisa membantu klien-klien saya. Setiap kali berjualan saya merasakan hidup kian kaya karena mendapatkan suntikan pengetahuan dan pengalaman dari pelanggan-pelanggan. Wow, betapa indahnya.

Begitulah kalau kita menyikapi jualan sebagai making friendship. Prospecting dan menguber lead disikapi sebagai mencari teman. Menawarkan produk disikapi sebagai memperdalam pertemanan. Meyakinkan pelanggan untuk membeli produk kita disikapi sebagai bertukar pengalaman untuk memperkaya kebajikan hidup. Meng-closing penjualan disikapi sebagai komitmen untuk membantu menyelesaikan persoalan pelanggan.

Indahnya lagi, pertemanan tersebut tak hanya terbatas hanya pertemanan secara profesional, tapi juga personal. Pertemanan tersebut dijalin tak hanya sebatas waktu kita sedang jualan ke si pelanggan, tapi sampai kapanpun. Selling is about lifetime friendship. Karena itu saya berpendapat, kalau disikapi sebagai making friendship, maka jualan menjadi sebuah pekerjaan yang paling enteng di dunia; pekerjaan yang paling membahagiakan di dunia; dan pekerjaan yang paling membawa rahmat.

Giving

Ketika kita menyikapi jualan sebagai making friendship, maka spirit yang muncul adalah keikhlasan untuk memberi (giving). Teman sejati selalu mendahulukan giving ketimbang getting. Begitu pun salesman sejati. Seorang salesman sejati akan berpikir untuk giving terlebih dahulu (yaitu bagaimana ia secara sincere bisa membantu dan memberikan solusi pada pelanggan); baru kemudian berpikir untuk getting (yaitu menuntut produknya dibeli dan mendapatkan omzet).

Saya mempercayai sepenuh hati bahwa “giving is receiving”. Ketika Anda memberi maka Anda pasti akan mendapatkan. Semakin banyak Anda memberi, maka semakin banyak pula Anda mendapatkan. Begitupun di dunia sales. Semakin banyak Anda memberi dalam proses jualan Anda, maka pasti Anda akan mendapat lebih banyak lagi dari pelanggan. Kalau spirit of giving itu dilakukan secara ikhlas murni demi kebaikan pelanggan, wow alangkah mulianya profesi salesman.

Celakanya, tak banyak salesman yang memiliki abundance mentality macam ini. Yang kebanyakan terjadi adalah exploitative mentality: pokoknya getting sebanyak mungkin dari pelanggan, kalau perlu pakai aksi tipu-tipu agar tidak ketahuan si pelanggan. Kalau sudah begini maka kita semua akan setuju bahwa “sales is the worst job in the world”. Sales adalah sejelek-jeleknya profesi di muka bumi ini.

Prinsip-prinsip penjualan yang begitu indah di atas mungkin menjadi bahan tertawaan bagi sebagian salesman. “Ah itu teori... Ah itu sok suci!” Semua itu tergantung kita. Itu semua tergantung bagaimana kita memaknai pekerjaan kita. Tinggal Anda pilih wahai para salesman: Apakah Anda mau menjalani pekerjaan Anda dengan penuh beban, stres dan kefrustasian. Atau Anda menyikapinya dengan perasaan plong, ikhlas, penuh kebahagiaan, penuh rahmat.

Kalau Anda menginginkan pilihan yang terakhir, rahasianya gampang: jadikan pelanggan Anda teman seumur hidup!

__________

Yuswohady
Blog: www.yuswohady.com | Twitter: @yuswohady

5 Marketing Aneh Tapi Manjur

Masalah pemasaran adalah masalah kreativitas. Sepanjang sesuai norma, pola pemasaran yang unik, inspiratif, dan kreatif selalu mendapat apresiasi dan berhasil baik.

Sering kali seorang marketer melakukan sesuatu yang janggal bahkan terkesan aneh. Tapi dampaknya bisa terlihat. Berikut ini lima di antara cara marketing yang aneh namun berhasil.

1. Gerilya

Bahan pelajaran ini datang dari Warner Bros yang menghebohkan. Produser film ini memasarkan film terbarunya Contagion yang bercerita mengenai virus misterius. Karena temanya virus, perusahaan meminta sejumlah ahli mikrobiologi dan immunologi untuk ikut berpartisipasi.

Caranya, produser itu memasang billboard di beberapa tempat strategis di Toronto, Kanada, dengan tulisan judul film itu "Contagion". Lalu di bawah billboard terdapat tulisan: In Theatres September 9. Namun tulisan "Contagion" baru akan muncul mengiringi perkembangan virus di dalam billboard yang dibuat khusus untuk tumbuhnya virus dengan suhu yang disesuaikan. Pada awalnya hanya terlihat billboard putih. Hari-hari berikutnya, sesuai perkembangan virus, tulisan makin jelas dan akhirnya benar-benar terbaca.

Cara ini menjadi perhatian publik yang penasaran dan menunggu-nunggu tulisan apa yang akan muncul di billboard tersebut. Media massa pun ramai-ramai meliputnya hingga tulisan "Contagion" muncul sempurna. Tentu saja promosi film itu pun berhasil. "Ini cara gila," kata John Laramie, CEO Adstruc, perusahaan iklan outdoor di New York.

2. Menggunakan Twitter

VW mengeluarkan mobil generasi baru untuk remaja, Fox. Untuk promonya di Brazil, VW menyelenggarakan konser musik yang diselenggarakan di Planeta Terra Festival. Ada banyak tiket yang disediakan secara gratis bagi pengguna Twitter yang disembunyikan di berbagai penjuru kota Sao Paulo. VW juga menggunakan Google Map untuk menemukan tiket itu. Cara mendapatkannya, perbanyak nge-tweet. Makin banyak tweet-nya, makin cepat Google Map men-zoom di mana tiket itu berada. Maka selama empat hari, "Fox at Planeta Terra Festival" jadi trending di Twitter. Konser sukses, VW Fox pun meraih sasaran pasarnya.

3. Melibatkan Duta-Duta

Menyimpang dari cara beriklan yang menggunakan artis-artis berbayaran mahal, perusahaan pakaian Lululemon Athletica dari Vancouver, Kanada, menggunakan cara lebih murah. Sejak awal berdirinya tahun 1998, perusahaan ini merekrut duta-duta programnya, yaitu para atlet/instruktur olahraga lokal yang mau unjuk diri di depan publik. Mereka tak dibayar namun diberi pakaian olahraga lengkap produksi perusahaan itu senilai US$1.000 (sekitar Rp 9 jutaan). Cara ini berhasil sehingga tahun ini perusahaan tersebut menargetkan pendapatan US$ 1 miliar (sekitar Rp 9 triliun)!

4. Melibatkan Masyarakat

Mengubah kebiasaan masyarakat itu sulit. Karena itu ketika About.Me, media sosial yang dimiliki American On Line diluncurkan, pengelolanya harus bekerja keras. Namun ada cara yang unik. Perusahaan itu memasang billboard iklan besar di Time Square, New York, yang gambar tokohnya masih kosong. Siapa-siapa yang profilnya di About.Me paling banyak mendapat vote, gambarnya akan dipasang di billboard tersebut.

Ternyata banyak orang yang tertarik. Selain mereka "kampanye" di Twitter dan Facebook, ada juga yang membuat video di Youtube. Pengguna About.Me pun bertambah hingga lima kali lipat.

5. Solve Problem

Ketika Apple meluncurkan iPhone 4S, perusahaan itu menawarkan iklan yang unik. Yaitu menawarkan solusi kemudahan yang ditawarkan Siri, program di iPhone yang bekerja berdasarkan perintah suara. Siri bisa membuat perangkat itu mengirin email, membuat jadwal, search internet, dan lain-lain cukup dengan cara si pemilik memberinya perintah dengan suara. Iklan itu menggambarkan kemudahan yang dialami pengguna mulai dari pemain bola hingga CEO berbagai perusahaan. Pendeknya, pesan iklan itu adalah dengan iPhone 4S hidup bisa jadi lebih mudah. Dan ternyata saat diluncurkan iPhone 4S meraih rekor penjualan tertinggi di hari-hari awal penjualannya.

Melakukan promosi yang manjur sering kali memerlukan kreativitas yang tak biasa, unik, kadang malah terasa gila. Nah, apa ide Anda?