Rabu, 13 Agustus 2014

Kapan Merek China Sukses?



Ada pertanyaan menarik di situs Forbes "Chinese Brands: When Will They Succeed?" yang ditulis oleh Marc Worth, CEO Stylus.com dan kontributor Forbes. Lebih menarik lagi ketika Marc menceritakan dalam tulisannya tentang seorang lelaki China umur 36 tahun yang sedang mencari mobil baru. Lelaki itu memeriksa mobil merek China dengan cermat dan hanya merasa puas dengan BMW. Komentarnya lucu: "Saya tidak bisa percaya mobil China."

Marc yakin merek China akan berhasil di pasar global hanya jika orang China sendiri mencintainya. Tampaknya masih ada pertanyaan di atas semua itu. Di pasar luar negeri, sejumlah pelanggan merek China tidak benar-benar menyadari bahwa merek-merek itu asalnya dari China. Contohnya, merek Haier, merek perkakas asal China yang lebih dekat sebagai merek internasional. Haier memiliki sebuah anak perusahaan dan pabrik di Amerika Serikat. Sebab itu, orang-orang Amerika membeli produk "Made in the USA" tanpa pikir panjang soal kaitannya dengan China.

Lalu mana poin menarik dari merek China? Salah satunya adalah mampu melemahkan merek-merek Barat dengan strategi harga. Banyak perusahaan China percaya waktunya akan datang untuk bersaing. Orang China yang Marc ceritakan di atas merasa prihatin dengan kurangnya kredibilitas merek China. Banyak orang China merasa putus asa dan lebih memilih merek asing. Namun, beberapa merek China menggunakan strategi pemasaran dan desain ala Barat dan banyak yang menuai kesuksesan yang mengesankan.

Selain Haier, berikut lima merek China yang cukup menghentak dalam sisi teknologi, perkakas, fesyen, dan kecantikan adalah:

LENOVO. Merek ini tidaklah terlalu memberi kejutan besar. Ketika raksasa komputer China membeli bisnis PC IBM pada tahun 2004, dunia dipaksa tercengang. Sekarang Lenovo sedang mengembangkan komputer tablet. Ulasan pertama produk tablet Lenovo, ThinkPad, mengembuskan optimismenya melawan iPad2 meskipun lebih berat dan baterainya kurang tahan lama. Lenovo juga menyerang Apple dengan ponsel pintar yang berbasis Android dengan harga yang lebih rendah, USD 150.
HUAWEI. Didirikan di Shenzhen pada tahun 1970-an, Huawei sekarang menjadi perusahaan peralatan telekomunikasi terbesar nomer dua setelah Ericsson, meskipun tergolong baru dalam menjual produk konsumen seperti ponsel pintar dan komputer tablet. Huawei mempunyai tujuan mendongkrak penjualan perkakas dari USD 4,5 miliar di tahun 2010 menjadi USD 6 miliar di tahun ini. Eropa masih menjadi kunci pertumbuhannya dengan alasan regulasi yang lebih longgar ketimbang Amerika Serikat. Huawei juga mencari pasar berkembang di mana persaingannya belum ketat dan produk dengan harga lebih murah bisa diterima. Nigeria menjadi salah satu contoh pasar tersebut untuk wilayah Afrika.
LI-NING. Ini merupakan nama perusahaan sepatu olahraga dan pakaian dengan 8.000 toko di China yang menantang Nike dan Adidas di pasar China. Selama bertahun-tahun, Li-Ning meminjam ide dari kompetitornya di Barat dan sekarang berupaya keras mengusung citra mereknya sendiri. Li-Ning sendiri merupakan seorang pahlawan nasional China yang memenangkan tiga medali emas pada Olimpiade tahun 1984. Bisnis Grup Li-Ning telah merangsek ke Eropa melalui deal dengan L-Fashion asal Finlandia. Kemitraannya juga dilakukan dengan Acquity Group di Chicago untuk mendongkrak distribusi dan awareness kepada orang-orang America.
HERBORIST. Pada tahun 2005, merek kecantikan Herborist disebarkan melalui departement store di seluruh wilayah China dengan penjualan 100 juta Euro. Herborist kemudian berekspansi secara agresif dengan bermitra dengan desain Prancis dan afen kemasan (centdegres) untuk mengubah identitas grafis merek. Herborist mengembangkan jaringan butik di China dan sekarang memiliki 1.000 toko, spa di Shanghai, dan omzet yang lebih dari satu milar Euro. Shanghai Jahwa, yang memiliki merek, juga baru saja meluncurkan Shanghai Vive, sebuah merek kecantikan untuk kelas high-en yang diposisikan untuk melawan raksasa dari Eropa seperti Chanel.
JNBY.  Hangzhou, perusahaan berbasis fesyen, didirikan pada tahun 1994 dan telah berkembang lebih dari 500 toko. JNBY termasuk produk unggulan di New York Soho dan beberapa toko di Kanada dan Singapura. Namanya adalah singkatan dari "Just Naturally Be Yourself."
Referensi: www.forbes.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar