Rabu, 13 Agustus 2014

Jembatan Sosial Untuk UKM

elisah! Itulah perasaan yang saya rasakan saat melihat kebanyakan rekan-rekan saya di kota Medan yang sudah memiliki usaha yang sudah mulai berkembang namun gagap saat memulai kampanye pemasaran di social media. Beberapa yang sudah terjun ke social media menyerah atau telah mengabaikan account mereka karena setelah beberapa lama belum merasakan dampak low cost-high impact marketing yang banyak mereka dengar dari kolega-kolega mereka terurtama yang berdomisili di Pulau Jawa. Belum lagi knowledge gap internal yang begitu besar di beberapa usaha yang saya temui. Hal ini tentunya menimbulkan resistensi yang begitu besar untuk sebuah gagasan system pemasaran social media masuk kedalam bauran pemasaran perusahaan.  Akhirnya atas saran seorang teman, saya mendirikan Benahin, sebuah perusahaan marketing agency berbasis social media dengan semangat untuk membantu UKM untuk terjun ke social media.
 

Model bisnis yang saya gunakan untuk perusahaan ini secara umum adalah Freemium. Lagi, sebuah model bisnis yang mungkin masih jarang pengaplikasiannya di Indonesia. Karenanya kami menitikberatkan pemasaran kami menggunakan content marketing melalui social media. Jika Anda mengunjungi website, Facebook Page, mem-follow Twitter kami (@benahin) atau menemukan kami dimanapun di social media, nantinya Anda hanya akan menemukan kumpulan content berkwalitas yang kami harapkan dapat langsung menyelesaikan masalah pemasaran Anda di social media bahkan tanpa harus menghubungi kami. Dengan system pemasaran seperti ini kami harapkan sekaligus dapat membuka mata pelaku-pelaku UKM dalam memasarkan usahanya dan men-generate buzz di social media.

 

Untuk manajemen sumber daya manusia kami menerapkan system cloud. Dimana komputer utama di kantor, laptop, ipad atau gadget apapun yang kami gunakan terhubung satu sama lain secara real time. jadi saat seseorang meng-edit dokumen, maka anggota tim lain dapat melihatnya secara real-time di gadget mereka.   Kami men-singkronisasi semuanya melalui Internet. Hal ini juga memudahkan kontrol pekerjaan walaupun seorang anggota tim tidak datang ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan system seperti ini kami dapat merekrut tenaga-tenaga muda yang dinamis, mahasiswa-mahasiswa creative namun belum lulus kuliah, merekrut freelancer, bahkan tenaga creative dari daerah lain diluar kota Medan. Hal inilah yang membuat penggunaan modal menjadi minim.

 

Praktis kantor kami berada hampir sepenuhnya di Internet. Kami menyeleksi applikasi berbasis web terdepan dan memanfaatkannya secara total dalam menjalanan usaha ini. Namun untuk kebutuhan membangun culture perusahaan, kami tetap berkantor. Hal ini perlu karena semua perusahaan yang menjadi model kami memiliki culture kerja yang sangat merangsang kreativitas pekerjanya, dan culture butuh space (ruang) karenanya peranan kantor masih tidak bisa kami abaikan.

 

Saat ini di Kota Medan, model usaha seperti ini belum memiliki pesaing sama sekali. Disatu sisi ini hal yang menguntungkan usaha kami, namun disisi lain ini mengkhawatirkan, karena tanpa adanya persaingan seseorang akan dengan mudah terjebak dalam zona nyaman yang akan menghambat kreativitasnya. Namun bisnis, terutama UKM, sulit untuk mengabaikan social media di era digital ini. Cepat atau lambat usaha-usaha di Medan tentunya akan mengadopsi social media kedalam bauran usaha mereka.

 

Sekarang saatnya UKM setara, Saatnya untuk social UKM.

 

ilustrasi: http://miningforskills.com.au/?p=140

artikel ini ditulis untuk kontes Youth Startup Icon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar