Minggu, 06 Juli 2014

Lima Langkah Membangun Budaya Inovasi


Sumber: http://images.atelier.net/
Salah satu jalan agar perusahaan tetap relevan dan langgeng adalah inovasi. Tanpa inovasi, perusahaan hanya akan menjadi tua dan tidak relevan di tengah zaman yang senantiasa berubah dengan cepat seperti sekarang ini. Tetapi, inovasi bukanlah perkara gampang seperti halnya membalik telapak tangan. Inovasi membutuhkan proses. Selain itu, inovasi juga membutuhkan tempat yang baik di dalam perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus bisa membangun kultur inovasi di dalam lingkungan internalnya. 

Bagaimana membangun budaya inovasi dalam perusahaan ini? Mau tidak mau yang harus menjadi motor dari gerakan inovasi dalam perusahaan adalah pemimpin perusahaan tersebut. Pemimpin perusahaan yang melek teknologi dan inovasi senantiasa menyadari bahwa inovasi merupakan "nyawa" bagi perusahaan agar tetap relevan dengan perubahan zaman.  Kesadaran di tingkat top management ini kemudian diturunkan ke bawah dan diterjemahkan dalam kultur bersama dalam perusahaan tersebut.

Berikut adalah beberapa hal yang patut diperhatikan dalam membangun budaya inovasi dalam perusahaan tersebut.

1. Senantiasa Berpikir Ke Depan. 
Perusahaan yang inovatif biasanya memiliki visi jauh ke depan. Ia tidak puas dengan kesuksesan yang diraihnya saat ini atau pada masa lalu. Budaya memikirkan masa depan inilah yang mendorong terciptanya mental inovatif di kalangan karyawan. Perusahaan selalu memikirkan kebutuhan konsumen sepuluh tahun mendatang.  Hal ini bisa dilakukan senantiasa dengan melihat perubahan-perubahan (Change), lanskap kompetisi (Competition), memahami dinamika dan perubahan perilaku pelanggan (Customer), dan  melihat ke dalam perusahaan (Company). Simak strategi 4C yang pernah dibahas di situs web ini di tautan berikut: "Strategi Menganalisis Lanskap Bisnis"


2. Memberi Ruang dan Waktu Untuk Menjajal Ide-Ide Baru
Perusahaan yang inovatif biasanya memberikan kebebasan kepada karyawannya, baik dalam rupa ruang maupun kesempatan, untuk memikirkan, melahirkan, serta mengimplementasikan ide-ide baru. Perusahaan tidak perlu menkhawatirkan akan munculnya "ide-ide liar" yang dianggap bakal merusak perusahaan. Sebaliknya, perusahaan memberikan kepercayaan untuk munculnya ide-ide baru tersebut tanpa harus memvonis salah terhadap setiap ide. Bila budaya ini dikekang atas nama aturan perusahaan, bisa jadi budaya inovasi ini tidak akan terbangun. Bahkan, perusahaan tidak bisa melihat talent-talent di dalam perusahaan yang memiliki bakat inovasi tersebut.


3. Memanfaatkan Teknologi Mutakhir
Perusahaan yang inovatif tidak alergi terhadap produk-produk teknologi baru. Bahkan, perusahaan harus mengalokasikan dana untuk berinvestasi pada produk-produk baru tersebut agar tidak ketinggalan zaman. Apalagi pelanggannya juga sudah melek terhadap produk-produk teknologi tersebut. Dengan pemanfaatan produk teknologi tersebut, perusahaan bisa memprediksi kira-kira produk teknologi apa saja ke depannya yang bakal mengubah dinamkia pasar di masa depan.


4. Memberikan Penghargaan Pada Talent Inovasi.
Untuk merangsang budaya inovasi di dalam karyawan, perusahaan sebaiknya memiliki sistem pemberian penghargaan kepada karyawan yang inovatif. Dengan ini, budaya inovasi tersebut bisa dijaga dan bisa bermakna bagi para pelaku inovasi tersebut. 


5. Berani Menghadapi Risiko dan Ketidakpastian.
Kondisi yang paling ideal untuk menumbuhkan budaya inovasi adalah kondisi di mana orang-orang di dalamnya senang mengadapi risiko dan ketidakpastian. Karena ketidakpastian dan risiko inilah, semangat untuk mencari jawaban-jawaban baru menjadi terpacu. Sederhananya, tanpa ketidakpastian, tidak ada inovasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar