Senin, 07 Juli 2014

6 Kebiasaan Yang Menjadi Sikap Orang Sukses


Selama masa liburan pengujung tahun 2013 dan awal tahun 2014 lalu, Kolumnis Inc.com, Geoffrey James melakukan pengamatan ringan. Penulis buku "Business Without the Bullsh*t" ini melakukan review atas ratusan orang pernah di wawancara maupun sekadar bincang-bincang selama satu tahun kebelakang. Di mana sebagian besar dari ratusan orang yang akan diamati itu memiliki kepribadian yang sukses. 
Hasil dari pengamatan Geoffrey adalah menemukan 6 kebiasaan yang patut menjadi sikap untuk menjadi sukses. 6 kebiasaan tersebut diurai sebagai berikut.
1 . Positif 
Seorang pemikir positif dipercaya dapat memberikan dampak bagi dunia. Orang yang berpikir positif mampu melihat dunia seperti apa adanya, mampu memvisualisasikan bagaimana mereka ingin sesuatu terjadi dan mengambil tindakan.
Sebaliknya, seseorang yang berpikir negatif biasanya didasari rasa takut. Setiap menghadapi masalah malah bersembunyi. Lebih berkonsentrasi terhadap apa yang bisa salah, menghindari tindakan beresiko karena takut akan bencana .
2 . Empati 
Rasa empati dapat menumbuhkan rasa ingin mencoba untuk memahami cara memotivasi dan menginspirasi orang lain, dan mencoba untuk memberikan bantuan yang bertujuan.
Sebaliknya, seorang pemikir egosentris menyerap pikiran dan emosi untuk mereka sendiri. Mereka menganggap dunia berputar di sekitar mereka. Sikap seperti ini lebih sering mengasingkan rekan kerja dan pelanggan .
3 . Objektivitas 
Sikap  orang yang lebih memikirkan tujuan dapat membangun strategi dan taktik berdasarkan "fakta di lapangan," walaupun fakta yang ada menyulitkan pekerjaan atau susah untuk di atasi.
Sebaliknya, berpikir secara subjektif menghasilkan sesuatu yang bias. Berpikir subjektif hanya menerima fakta yang mendukung pendapatnya sendiri dan mengabaikan fakta yang tidak diinginkan. Akibatnya, pemikir subjektif sering dikejutkan oleh tren yang tersembunyi di depan mata.
4 . Sabar
Sikap Sabar dapat membedakan antara waktu yang tepat untuk mengambil tindakan dengan waktu yang tepat untuk memaafkan. Berpikir sabar mampu menyadari dan mengerti orang lain dari setiap peristiwa bisa terjadi. 
Sebaliknya , pemikir yang kurang sabar dapat menceburkan dirinya ke dalam aktivitas hiruk-pikuk dengan upaya sia-sia yang terkesan memaksa.
5 . Dermawan
Seorang dermawan mampu menumbuhkan rasa ingin berbagi atas apa yang telah dipelajari dan diterima. Seorang dermawan tahu bahwa semakin banyak berbagi, akhirnya akan semakin menerima kembali apa yang sudah dibagikan. 
Sebaliknya, orang pelit lebih melekat pada apa pun yang mereka punya dan disembunyikan dari orang lain. Orang yang mempunyai sifat kikir bakal berpikir bahwa hidupnya adalah permainan bertanding, bagaimana cara memenangkan dengan memiliki lebih banyak barang dari pada orang lain .
6 . Syukur  
Orang yang bersyukur dapat menghargai apa yang sudah ada di dalam hidup mereka masing-masing. Mereka tahu bahwa keberhasilan selalu merupakan upaya kelompok, dan selalu ingat untuk berterima kasih atau memberikan kompensasi terhadap orang-orang yang telah membantu .
Sebaliknya , orang yang tidak tahu berterima kasih tidak akan menikmati apa-apa dalam hidup mereka. Karena apa yang mereka punya, sepertinya itu tidak pernah cukup. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar