Lepas dari pekerjaannya sebagai bankir, Audi yang banting stir
menjadi agen Prudential melakukan pendekatan berbeda ketika bertemu
nasabah hingga mereka tertarik berinvestasi di Prudential. Pendekatan
sebagai keluarga itu membuat Audi direkomendasikan oleh nasabah kepada
calon nasabah lain. Inilah kelanjutan kisah sukses Audi, menyambung dari
kisah sebelumnya.
Setahun berikutnya Audy menuai hasil. Ia dipromosikan menjadi
manajer. Frekuensi turun ke lapangan berkurang karena fokusnya saat itu
lebih pada mengembangkan bisnis dengan membawahi beberapa agen. Selain
itu, ia juga bertugas untuk membuat agen-agen yang berada di bawah
supervisinya untuk menghasilkan output seperti yang pernah dilakukannya
ketika menjadi agen lapangan. Selain lewat pendekatan yang khas,
keberhasilan Audy tidak terlepas dari prinsipnya yang keras. Jika dalam
satu hari seorang agen rata-rata bertemu dua calon nasabah, Audy punya
standar sendiri: lima calon nasabah per hari.
Baginya, bukan berart dia harus harus mengunjungi lima tempat untuk
presentasi di depan lima orang. "Sebagai contoh, saya hanya cukup
bertemu dengan tiga orang saja. Ketika saya bertemu salah satunya,
setiap selesai presentasi, saya minta tolong agar ia memanggil temannya,
satu orang saja. Jadi saya bisa presentasi lagi. Saya tidak terlalu
berharap mereka langsung mau jadi nasabah. Tetapi setidaknya saya dapat
presentasi di depan lima orang per hari," ujar Audy.
Agar semakin efektif, ia juga mengakalinya lewat pembagian area.
Dalam satu hari, Audy bergerak di satu daerah yang jaraknya tidak
berjauhan. Melalui caranya itu, dalam satu minggu Audy bisa menggaet
lima nasabah.
Tak hanya itu, Audy juga membuat goal setting, apa yang ingin
dicapainya dalam satu tahun. Tahun pertama dilaluinya dengan tidak
muluk-muluk, yaitu meraih target pendapatan Rp 10 juta per bulan
sehingga sebuah mobil dapat terbeli. Kini di usia 36 tahun, ibu tiga
anak ini berhasil mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Semenjak
bergelut di bidang asuransi ini, dari pendapatan Rp 10 juta per bulan di
tahun pertama, Rp 25 juta di tahun kedua, kini Audi mengantongi
pendapatan di atas Rp 300 juta per bulan, belum termasuk bonus tahunan.
Sesuai jabatannya sebagai Agency Manager, ia juga punya hak membuka
agensi sendiri di bawah naungan Prudential. Hak yang tidak
disia-siakannya untuk memberikan berbagai pengalaman serta pelajaran
ketika masih menjadi agen kepada junior-junior di bawahnya.
Dalam cerita berikutnya, Audi membagi pengalaman dan menepis
anggapan bahwa seorang sales adalah pekerjaan yang bisa membawa berkah
dengan berbagi kebaikan. Ikut terus perjalanan Audi hanya di
The-Marketeers.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar