Untuk menjadi pemain terbesar di dunia kebutuhan konsumsi Tanah Air
tentunya PT Unilever Indonesia Tbk. memiliki sebuah strategi khusus.
Salah satunya adalah 4G Model, yang merupakan kependekan dari Grow
Consistenly, Grow Competitively, Grow Profitably, Grow Responsibly.
Konsep inilah yang membuat perusahaan ini mampu bertahan hingga akhirnya
berusia 80 tahun.
Maurits Lalisang, Direktur Utama PT Unilever Indonesia Tbk.
mengatakan, maksud dari 4G pertama adalah tumbuh dengan konsisten.
Selama 10 tahun terakhir, Unilever Indonesia telah tumbuh konsisten dan
meraih CGAR 14,7%. "Jadi bukan tahun ini naik, tahun depan turun. Tapi,
konsisten tumbuh," kata Maurits.
Pada tahap ini, ada tiga strategi yang bisa dilakukan. Yaitu menarik
lebih banyak konsumen, meningkatkan lebih banyak konsumsi, dan
menciptakan inovasi produk yang menawarkan lebih banyak manfaat bagi
pengunanya. Contoh menarik lebih banyak konsumen adalah strategi
Unilever merilis Rexona Deo. Produk ini hadir dengan fungsi yang unik,
praktis, dan bisa dipakai oleh kaum pria atau perempuan.
Sedangkan meningkatkan lebih banyak konsumsi muncul pada produk
Pepsodent. Siapa sangka kampanye dua kali sikat gigi Unilever terbukti
ampuh meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap pasta gigi. "Kebanyakan
orang Indonesia sebelumnya sikat gigi hanya sekali, ketika pagi hari.
Padahal yang terpenting adalah malam hari sebelum tidur," katanya.
Adapun contoh menciptakan inovasi produk yang menawarkan lebih banyak
manfaat terlihat dari produk Ponds Masstige. Meskipun harganya lebih
mahal, namun produk ini menghadirkan manfaat yang lebih banyak. "Kelas
menengah di Indonesia diprediksi berjumlah 74 juta, dan ini menjadi
pasar yang potensial," kata Maurits.
Sedangkan pada Grow Competitively, Unilever sadar bahwa persaingan
yang ada semakin ketat sehingga mereka pun harus memiliki produk yang
bisa menjadi pilihan utama konsumen. Produk yang menjadi andalan adalah
Keratin Smooth dari Tresemme yang mendapat sambutan baik dari konsumen,
Pond's Men yang dirancang dan menyasar kaum pria, hingga Molto Ultra
Pure yang diklaim bisa membuat pakaian lebih lembut tiga kali lipat, dan
lainnya.
Pada G3, yaitu Grow Profitably, adalah strategi Unilever
mempertahankan profit yang sangat baik di atas rata-rata industri,
inovasi yang margin-accretive, serta mengelola portofolio dengan
optimal. "Kami secara terus menerus meningkatkan efektivitas dan
efisiensi di semua rantai proses dan meniadakan proses yang tidak
memberikan nilai tambah," kata Maurits.
Terakhir, adalah Grow Responsibly atau tumbuh secara bertanggung
jawab. "Indonesia menghadapi berbagai masalah, seperti kemiskinan,
kesehatan, keberlanjutan sumber daya alam hingga perubahan iklim. Bila
tidak disikapi dengan benar, maka nantinya mempengaruhi iklim bisnis
kami," kata Maurits. Itulah mengapa, Unilever pun meluncurkan tiga
strategi untuk mewujudkan itu, yaitu menurunkan dampak terhadap
lingkungan, meningkatkan kesehatan masyarakat, serta meningkatkan
penghidupan pada rantai mereka.
Salah satu produk yang untuk menghadapi buruknya kondisi lingkungan
adalah Molto Sekali Bilas. "Dalam mencuci, air banyak terbuang ketika
kita membilas, entah karena masih licin atau lainnya. Itulah mengapa
kami kami membuat produk yang cukup sekali bilas," katanya. Sedangkan
untuk meningkatkan penghidupan, Unilever bekerjasama untuk penyediaan
bahan baku bersama para petani. "Sudah ada 15.000 petani gula kelapa
yang bekerjasama dengan Unilever. Kami juga hanya menggunakan keledai
hitam untuk pembuatan Kecap Bango yang semua berasal dari rekan petani
kami," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar