Pemasaran melalui media
sosial mulai menjadi tren belakangan ini. Banyak merek yang mulai terjun
ke media sosial dan bahkan mengalokasikan bujet khusus untuk pemasaran
dengan media mutakhir tersebut. Tapi, pemasaran dengan media sosial ini
tidaklah gampang. Situs Entrepreneur.com mengulas lima contoh kegagalan
terbesar pemasaran media sosial di tahun 2012. Berikut adalah lima
kegagalan terbesar pemasaran media sosial sepanjang tahun 2012 tersebut:
1. Pada 18 Januari 2012, McDonald's
melakukan kegagalan dalam menciptakan percakapan positif di Twitter
dengan tagar #McDstories. Tujuan dari tagar ini adalah mengajak
pelanggan untuk berbagi cerita mereka tentang McD. Dalam selang dua jam
setelah diluncurkan, tagar tersebut makin populer di Twitter. Sayangnya,
tagar itu kemudian dibajak dan banyak komentar negatif terhadap resto
cepat saji global itu dengan tagar yang sama. Pelajaran dari hal ini
adalah kita tidak bisa mengontrol apa yang akan konsumen komentari
dengan tagar kita di Twitter. Tagar itu dengan gampang akan dibajak
untuk melontarkan komentar-komentar negatif yang akhirnya
kontraproduktif dengan maksud awal tagar itu dibuat.
2. Pada 27 Januari 2012, Snickers ketahuan
membayar tweet-tweet selebriti. Pemasar Snickers cabang Inggris pernah
berniat mendapatkan respons dari para selebriti sebagai endorser di
Twitter. Mereka merekrut model Inggris dan penyiar TV Jordo untuk
berkicau tentang topik yang tidak biasa mereka tweet, seperti utang Zona
Eropa dan GDP China. Akibatnya, banyak follower Jordon yang mengira
bahwa akunnya dibajak dan banyak pula dari mereka yang unfollow dirinya.
Pelajaran dari ini adalah gunakan cara-cara untuk menarik atensi
audiens secara tepat dan kontekstual.
3. Pada 5 Februari 2012, perusahaan
raksasa Jepang Toyota menciptakan sembilan akun Twitter untuk
mempromosikan Camry barunya selama musim Super Bowl. Tweet-tweet yang
menggunakan juga tagar Super Bowl itu gencar dilakukan. Namun,
sayangnya, para penggemar Super Bowl merasa terganggu dengan tweet
seperti itu dan menganggapnya spam. Penggemar Super Bowl melakukan
serangan balik agar Toyota meminta maaf dan menutup semua akun
Twitternya tersebut. Pelajaran: Tweet pemasaran secara massal bisa
membuat konsumen merasa tersaing. Berikan sesuatu yang unik dan pesan
personal untuk merangkul konsumen satu demi satu.
4. Pada 3 Oktober 2012, KichenAid berkicau
tentang isu-isu seputar politik. Pada hari tersebut, kicauan KitchenAid
tidak lagi tentang perkara masak memasak, tapi tentang politik.
Tweet-tweetnya dinilai banyak yang tidak sensitif. Pelajaran yang bisa
diambil adalah tweet merek sebaiknya digunakan untuk informasi yang
relevan dengan merek dan perusahaan tersebut. Pengelolanya sebaiknya
harus tahu benar apa tentang pemasaran media sosial.
5. Pada 29 Oktober, riteler di AS Urban
Outfitters mentweet yang tidak mengindahkan belarasa dengan korban Badai
Sandy saat itu. Riteler ini berkicau bahwa meskipun badai melanda, tapi
pengiriman tetap tidak gratis. Bahkan, tweetnya disertai dengan tweet
yang kurang simpati, seperti menggunakan kata "Frankenstorm" dengan
gambar Frankenstein saat mempromosikan bisnisnya. Pelajaran yang bisa
diambil adalah tidak baik menjadikan masa bencana untuk mengeruk uang
lebih banyak karena tidak etis dan menjauh dari solidaritas. Hal ini
bisa menjadi kontraproduktif terharap misi awal merek tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar