Selama masa liburan pengujung tahun
2013 dan awal tahun 2014 lalu, Kolumnis Inc.com, Geoffrey James
melakukan pengamatan ringan. Penulis buku "Business Without the
Bullsh*t" ini melakukan review atas ratusan orang pernah di wawancara
maupun sekadar bincang-bincang selama satu tahun kebelakang. Di mana
sebagian besar dari ratusan orang yang akan diamati itu memiliki
kepribadian yang sukses.
Hasil dari pengamatan Geoffrey adalah
menemukan 6 kebiasaan yang patut menjadi sikap untuk menjadi sukses. 6
kebiasaan tersebut diurai sebagai berikut.
1 . Positif
Seorang pemikir positif dipercaya dapat
memberikan dampak bagi dunia. Orang yang berpikir positif mampu melihat
dunia seperti apa adanya, mampu memvisualisasikan bagaimana mereka
ingin sesuatu terjadi dan mengambil tindakan.
Sebaliknya, seseorang yang berpikir
negatif biasanya didasari rasa takut. Setiap menghadapi masalah malah
bersembunyi. Lebih berkonsentrasi terhadap apa yang bisa salah,
menghindari tindakan beresiko karena takut akan bencana .
2 . Empati
Rasa empati dapat menumbuhkan rasa
ingin mencoba untuk memahami cara memotivasi dan menginspirasi orang
lain, dan mencoba untuk memberikan bantuan yang bertujuan.
Sebaliknya, seorang pemikir egosentris
menyerap pikiran dan emosi untuk mereka sendiri. Mereka menganggap dunia
berputar di sekitar mereka. Sikap seperti ini lebih sering mengasingkan
rekan kerja dan pelanggan .
3 . Objektivitas
Sikap orang yang lebih memikirkan
tujuan dapat membangun strategi dan taktik berdasarkan "fakta di
lapangan," walaupun fakta yang ada menyulitkan pekerjaan atau susah
untuk di atasi.
Sebaliknya, berpikir secara subjektif
menghasilkan sesuatu yang bias. Berpikir subjektif hanya menerima fakta
yang mendukung pendapatnya sendiri dan mengabaikan fakta yang tidak
diinginkan. Akibatnya, pemikir subjektif sering dikejutkan oleh tren
yang tersembunyi di depan mata.
4 . Sabar
Sikap Sabar dapat membedakan antara
waktu yang tepat untuk mengambil tindakan dengan waktu yang tepat untuk
memaafkan. Berpikir sabar mampu menyadari dan mengerti orang lain dari
setiap peristiwa bisa terjadi.
Sebaliknya , pemikir yang kurang sabar
dapat menceburkan dirinya ke dalam aktivitas hiruk-pikuk dengan upaya
sia-sia yang terkesan memaksa.
5 . Dermawan
Seorang dermawan mampu menumbuhkan rasa
ingin berbagi atas apa yang telah dipelajari dan diterima. Seorang
dermawan tahu bahwa semakin banyak berbagi, akhirnya akan semakin
menerima kembali apa yang sudah dibagikan.
Sebaliknya, orang pelit lebih melekat
pada apa pun yang mereka punya dan disembunyikan dari orang lain. Orang
yang mempunyai sifat kikir bakal berpikir bahwa hidupnya adalah
permainan bertanding, bagaimana cara memenangkan dengan memiliki lebih
banyak barang dari pada orang lain .
6 . Syukur
Orang yang bersyukur dapat menghargai
apa yang sudah ada di dalam hidup mereka masing-masing. Mereka tahu
bahwa keberhasilan selalu merupakan upaya kelompok, dan selalu ingat
untuk berterima kasih atau memberikan kompensasi terhadap orang-orang
yang telah membantu .
Sebaliknya , orang yang tidak tahu
berterima kasih tidak akan menikmati apa-apa dalam hidup mereka. Karena
apa yang mereka punya, sepertinya itu tidak pernah cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar