Aku sudah mentoring orang dan mencari mentoring sendiri selama 12
tahun terakhir ini, terutama karena aku telah memutuskan bahwa mentoring
tidak benar-benar kegiatan opsional dalam bisnis. Orang memiliki
keinginan bawaan untuk menyampaikan apa yang mereka ketahui. Ini hampir
seperti pengetahuan menumpuk di kepala Anda dan kebutuhan untuk
menemukan host baru, dan, tindakan berbagi memperkuat apa yang Anda
ketahui.
Setiap pemain pemula atau pendatang baru pastinya membutuhkan sosok
pembimbing yang biasa disebut mentor. Tetapi sosok yang penuh opsional
dalam berbisnis ini selalu memiliki cerita yang berbeda-beda. Pada
umumnya masing-masing orang punya kemampun untuk menjadi mentor yang
disesusaikan dengan bawaan dirinya dalam menyampaikan apa yang
diketahui.
John Brandon dari Inc.com meluapkan pendapatnya dalam memaksimalkan
keuntungan sebagai mentor. Berikut adalah 6 langkah untuk memaksimalkan
keuntungan menjadi mentor.]
1. Jangan hanya mencari, jadilah seorang mentor.
Penting untuk memiliki mentor pribadi dalam berbisnis, dalam waktu
yang bersamaan cobalah untuk menjadi mentor juga bagi orang lain. Ini
artinya Anda dapat menerima dan memberi pada waktu yang bersamaan. Dalam
pengalamannya menjadi mentor, John juga memiliki sosok yang ingin
dibagikan ilmu. Sebagai contoh, John belajar bagaimana untuk menjadi
lebih gigih dalam menjual dirinya disaat berkerja sebagai pekerja lepas.
2. Ajarkan apa yang Anda ketahui
Mungkin Anda berpikir belum layak menjadi seorang mentor sampai saat
ini. Tapi ada pepatah dalam bahasa Inggris yang berbunyi "Write about
what you know" yang berbalik menjadi "mentor about what you know." John
pernah menjadi mentor untuk seorang penulis hanya lewa surat elektronik,
pihak yang dimentori pun berkembang pesat. Mentor yang baik siap
membantu dalam konflik, hanya sekedar untuk meberikan saran berdasarkan
pengalam pribadi. Tujuannya adalah untuk memberikat nasihat dan melihat
yang bisa dipelajari dari masalah tersebut untuk menambah pengetahuan.
Mentor tidak harus bersertifikat, cukup dengan kesediaanya dalam berbagi
apa yang dibutuhkan.
3. Hindari jebakan menjadi seorang pengendali.
Di masa mudanya, John mengakui kesalahannya sebagai mentor yang
bersikap mengendalikan orang lain. Disaat seseorang membutuhkan sarang
dari mentor, janganlah menyia-nyiakan kesempatan membantu orang lain
hingga merusak hubungan dengan orang yang dimentori. Pastikan motif
dalam berbagi saran berjalan dengan murni, dan hanya ingin melihat orang
lain ikut berkembang dan sukses.
4. Temukan mentor dengan alasan yang benar.
Mentor juga bisa melakukan kesalahan, terkadang untuk mendapat
masukan gratis pun berujung jasa berbayar. Ada saja orang yang melakukan
tipu muslihat lewat meminta sara. John pernah menemukan orang yang
dimentorinya termakan ego, alhasil orang itu pun berbalik mempunyai
motif curang untuk mencuri informasi. Tidak semua orang mempunya motif
baik disaat mencari mentor. Hal ini penting untuk mengetahui terlebih
dahulu motivasi seorang mentor dalam berbagi. Yaitu sama-sama belajar.
5. Gunakan waktu sebijak mungkin
Menjadi mentor membutuhkan waktu sesuai pengalaman pribadinya. John
pernah bertemu dengan seseorang yang tertarik untuk menjadi mentor,
dirinya pun berbagi apa yang ia dibagikan dalam menjadi seorang mentor.
Setelah melakukan beberapa kali pertemuan, orang tersebut menyatakan
mulai kurang tertarik untuk menjadi seorang mentor. Mentor juga perlu
mengamati karakter orang yang dimentori, dan memperhatikan
pertanda-pertanda negatif dari pihak yang dibantu. Waktu yang telah
dipersiapkan khusus pun akhirnya terbuang secara cuma-cuma.
6. Jangan menunggu lama
Jika saat ini Anda belum menjadi seorang mentor, cobalah untuk segera
melakukan kegiatan mentor. Pelajaran yang didapat setiap hari
membutuhkan mentor. Jika Anda baru memulai bisnis dan membutuhkan
mentor, jangan menghabiskan waktu menunggu untuk mencari mentor. John
membagikan slogan lamanya "Information wants to be free." Jadilah mentor
untuk berbagi dan menerima informasi yang dicari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar