Masyarakat konsumen saat ini adalah masyarakat yang terhubung satu
sama lain melalui Internet. Konektivitas ini membuat masyarakat konsumen
semakin berdaya (powerful), khususnya dalam relasinya dengan
perusahaan maupun merek. Konektivitas ini juga menumbuhkan komunikasi
yang lebih sejajar, transparan, dan intensif bila dibanding dengan
masyarakat di era sebelumnya (baca: era sebelum ingar bingar Internet
dan media sosial).
Bila perusahaan ingin memenangkan hati dan pikiran para konsumen
tersebut, perusahaan harus tahu dan memanfaatkan teknologi mutakhir
untuk membangun customer engagement. Apa saja langkah perusahaan untuk membangun customer engagement di era konektivitas ini?
Mark Bonchek, Kepala Katalis Orbit&Co, dan Cara France, CEO Sage
Group, memaparkan insightnya terkait customer engagement di atas dalam
karya patungan berjudul "The Five Superpowers of Marketing" di Harvard Business Review.
Berikut adalah saduran dari kelima kekuatan super pemasaran yang mereka paparkan:
Pertama, mendengarkan apa yang orang lain tidak mendengarnya.
Pemasar yang luar biasa adalah pendengar yang luar biasa juga. Kita
tahu bahwa Revolusi Digital telah memberikan peluang bagi siapa pun
untuk memberikan suara dan memungkinkan semua orang memiliki kanal
mereka sendiri. Di Internet, masyarakat konsumen bebas berbicara dan
"ngerumpi" bersama komunitasnya. Pada kondisi demikian, pemasar saat ini
dituntut untuk memiliki kemampuan lebih dalam menangkap dan memahami
apa yang sedang menjadi perbincangan di komunitas konsumen tersebut.
Kemampuan ini tidak lain adalah mendengarkan.
Sementara itu, kehadiran teknologi mutakhir membuat proses
mendengarkan suara konsumen tersebut makin mudah. Ada banyak perangkat
sekaligus aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk proses tersebut. SAP,
misalnya, sedang mengembangkan perangkat lunak untuk kebutuhan tersebut.
Dengan peranti ini, perusahaan bisa mendapatkan data-data seputar
konsumen, termasuk sistem untuk menganalisis data yang bisa digunakan
untuk pengembangan sekaligus perbaikan produk atau layanan.
Kedua, menjadi bagian dari percakapan konsumen.
Pemasar saat ini layak berterimakasih kepada para pembuat platform
media sosial. Pasalnya, media-media sosial tersebut cukup membantu
perusahaan dan pemasar dalam membangun relasi dengan konsumennya. Ada
banyak cara untuk terlibat dalam percakapan dengan ribuan bahkan jutaan
konsumen. Termasuk ketika pemasar sedang tidak hadir dalam ruang
percakapan, tetapi mereknya masih menjadi bahan perbincangan hangat di
komunitas konsumen ini.
Ketiga, memanfaatkan segudang data.
Perangkat digital menghasilkan segudang maupun segunung data tentang
banyak hal. Setiap hari, bahkan setiap detik, ada ribuan dan bahkan
jutaan klik, postingan, komentar, tweet, pins, stars, likes, snaps, dan
sebagainya. Banyak sistem dan aplikasi yang bisa digunakan oleh pemasar
untuk mengumpulkan dan mengolah data-data tersebut untuk kepentingan
pemasaran.
Keempat, keluar dari silos.
Teknologi digital membuat garis-garis batas antarkelompok,
antarnegara, antarperusahaan, antarkomunitas makin kabur. Teknologi
digital berpotensi untuk menyatukan semua kelompok dalam satu ruang
mayantara mahaluas. Teknologi ini juga memampukan perusahaan untuk
mengintegrasikan semua silos yang ada di dalam perusahaan maupun skema
bisnisnya.
Sudah biasa kalau di perusahaan ada berbagai divisi dan bagian. Sebut
saja divisi pemasaran, penjualan, teknologi, servis, dan sebagainya. Di
pemasaran sendiri, masih terbagi menjadi merek, komunikasi, iklan, dan
digital. Demikian juga dengan riteler yang terdiri dari toko, call
center, maupun e-commerce. Tapi, pemasar yang hebat saat ini harus bisa
membuka batasan-batasan tersebut. "Pelanggan kami saat ini ada di dalam
toko, tetapi juga sedang membaca majalah, sedang online, dan
sebagainya," kata CMO Sephora Julie Bornstein terkait alasan mengapa
perlu ada integrasi semua bagian perusahaan.
Kelima, membawa kekuatan super ke pihak lain.
Bukan kebetulan kalau film action paling laris sampai saat ini adalah
The Avengers. Keunikan film ini adalah membawa empat tokoh superhero ke
dalam satu tim. Pemasar saat ini pun perlu belajar dari film ini untuk
mengumpulkan kekuatan super pemasarannya menjadi satu dan kemudian
membagikannya kepada orang lain. Pemasar yang baik bisa menularkan
kemampuan supernya kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar