Tiap tahun majalah Time
punya hajatan unik. Dan hajatan tahun ini baru saja mereka rilis bulan
April lalu: daftar 100 orang yang dianggap paling mempengaruhi perubahan
wajah dunia di tahun ini. Masih ingat kan, tahun lalu Pak SBY menjadi
salah satu penerima "gelar kehormatan" ini.
Terkait 100 nama yang mereka rilis tiap tahun ini, Managing Editor dari TIME Magazine, Rick Stengel berkomentar, "The TIME 100 is not a list of the most powerful people in the world, it's not a list of the smartest people in the world, it's a list of the most influential people in the world".
Wajah-wajah yang masuk mewakili berbagai bidang kehidupan: pemikir, pemimpin, artis, pelaku bisnis, dan tentu saja pakar kesehatan.
Lalu, siapa dokter yang masuk daftar tahun ini?
Dialah Dr. Doug Schwartzentruber, Medical Director dari Goshen Center for Cancer Care. Kontribusi penting Dokter Schwartzentruber yang dianggap dapat mempengaruhi wajah dunia adalah penelitiannya tentang vaksin kanker.
Tapi jangan salah, note ini tidak ingin membahas tentang beliau. Saya sangat terkesan dengan dokter lain yang juga pernah menerima gelar Time 100 ini, tepatnya tahun 2008 lalu. Dialah Dr. Peter Pronovost, dokter peneliti di John Hopkins University, Amerika serikat.
Di Amerika, 1 dari 10 pasien terindikasi kena infeksi saat di RS. Dan ini telah mengakibatkan kematian lebih dari 90.000 orang! Pronovost kemudian melakukan studi untuk meneliti hal ini sejak 2001 lalu. Hasil penelitiannya kemudian dipublikasikan oleh beberapa jurnal bergengsi.
Rekomendasi yang disarankan oleh Pronovost kemudian diikuti oleh beberapa RS di Amerika. Dan efeknya ternyata luar biasa!
Sebuah RS di Michigan berhasil menekan angka infeksi yang menimpa pasien saat dirawat di RS dari sebelumnya 2.7 per 1,000 pasien menjadi NOL!
Kesuksesan ini rencananya akan diduplikasi di seluruh RS di Amerika Serikat.
Anyway, tahukah Anda apa rekomendasi yang diberikan oleh Dr. Pronovost ini? Jawabnya adalah checklist! Ya, checklist!
Dr. Pronovost menyarankan agar para tenaga kesehatan dilengkapi dengan semacam chart untuk mengingatkan mereka tiap tahapan prosedur dalam rangka mengurangi kesalahan medis yang bisa memicu infeksi.
Jadi, ternyata rahasianya adalah sebuah checklist.
Nah, di dunia marketing, terutama sales, yang namanya checklist ataupun tools bukan sesuatu yang asing lagi. Selama ini barangkali masih banyak salesman yang menganggap kewajiban untuk mengisi sales tools sekedar formalitas yang membebani, dan bahkan dianggap membuang-buang waktu.
Akftifitas tersebut dianggap pekerjaan administratif yang tidak ada kaitannya dengan peningkatan penjualan. Padahal tools menjadikan pekerjaan menjadi lebih teratur, lebih mudah dimonitor dan dievaluasi, serta jadi terdokumentasi dengan baik.
Hanya saja, perusahaan yang membekali tim penjualannya dengan tools harus bisa mendesain tools yang benar-benar bisa menggali merangkum informasi-informasi penting yang dibutuhkan, namun tetap simple dan mudah digunakan.
Terkait 100 nama yang mereka rilis tiap tahun ini, Managing Editor dari TIME Magazine, Rick Stengel berkomentar, "The TIME 100 is not a list of the most powerful people in the world, it's not a list of the smartest people in the world, it's a list of the most influential people in the world".
Wajah-wajah yang masuk mewakili berbagai bidang kehidupan: pemikir, pemimpin, artis, pelaku bisnis, dan tentu saja pakar kesehatan.
Lalu, siapa dokter yang masuk daftar tahun ini?
Dialah Dr. Doug Schwartzentruber, Medical Director dari Goshen Center for Cancer Care. Kontribusi penting Dokter Schwartzentruber yang dianggap dapat mempengaruhi wajah dunia adalah penelitiannya tentang vaksin kanker.
Tapi jangan salah, note ini tidak ingin membahas tentang beliau. Saya sangat terkesan dengan dokter lain yang juga pernah menerima gelar Time 100 ini, tepatnya tahun 2008 lalu. Dialah Dr. Peter Pronovost, dokter peneliti di John Hopkins University, Amerika serikat.
Di Amerika, 1 dari 10 pasien terindikasi kena infeksi saat di RS. Dan ini telah mengakibatkan kematian lebih dari 90.000 orang! Pronovost kemudian melakukan studi untuk meneliti hal ini sejak 2001 lalu. Hasil penelitiannya kemudian dipublikasikan oleh beberapa jurnal bergengsi.
Rekomendasi yang disarankan oleh Pronovost kemudian diikuti oleh beberapa RS di Amerika. Dan efeknya ternyata luar biasa!
Sebuah RS di Michigan berhasil menekan angka infeksi yang menimpa pasien saat dirawat di RS dari sebelumnya 2.7 per 1,000 pasien menjadi NOL!
Kesuksesan ini rencananya akan diduplikasi di seluruh RS di Amerika Serikat.
Anyway, tahukah Anda apa rekomendasi yang diberikan oleh Dr. Pronovost ini? Jawabnya adalah checklist! Ya, checklist!
Dr. Pronovost menyarankan agar para tenaga kesehatan dilengkapi dengan semacam chart untuk mengingatkan mereka tiap tahapan prosedur dalam rangka mengurangi kesalahan medis yang bisa memicu infeksi.
Jadi, ternyata rahasianya adalah sebuah checklist.
Nah, di dunia marketing, terutama sales, yang namanya checklist ataupun tools bukan sesuatu yang asing lagi. Selama ini barangkali masih banyak salesman yang menganggap kewajiban untuk mengisi sales tools sekedar formalitas yang membebani, dan bahkan dianggap membuang-buang waktu.
Akftifitas tersebut dianggap pekerjaan administratif yang tidak ada kaitannya dengan peningkatan penjualan. Padahal tools menjadikan pekerjaan menjadi lebih teratur, lebih mudah dimonitor dan dievaluasi, serta jadi terdokumentasi dengan baik.
Hanya saja, perusahaan yang membekali tim penjualannya dengan tools harus bisa mendesain tools yang benar-benar bisa menggali merangkum informasi-informasi penting yang dibutuhkan, namun tetap simple dan mudah digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar