Paradoks Marketing. Itulah tema yang diangkat pada acara BUMN Marketeers
Club, yang digelar Senin (16/7) di Gedung Graha Citra Caraka, Jakarta
Selatan. Adapun PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menjadi tuan rumah dari
acara yang menjadi ajang sharing di antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
Arief Yahya, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. menyebutkan perusahaan harus mengerti paradoks yang terjadi di dunia marketing dan memanfaatkan yang terbaik. “Banyak yang mengatakan harga murah berhubungan dengan margin yang kecil. Makanya tantangan kita adalah menjual dengan harga yang murah, tapi bisa mendatangkan keuntungan yang lebih besar,” katanya.
Arief mengambil contoh nyata, raksasa di dunia teknologi Informasi, Google Inc. Menurutnya, Google bisa menjadi perusahaan yang membuat seluruh orang tergantung dengan fasilitas gratisnya, tapi di lain sisi, Google bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar, semisal dari pendapatan iklan.
Dalam menerapkan paradoks itu, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu 4P, yang terdiri dari place, price, product, dan promo.
Untuk faktor place, tantangan Telkom adalah menjadikan buyer as seller. “Semua sudah ada komunitasnya. Jadikanlah komunitas itu sebagai penjual sekaligus pembeli,” katanya. Sementara untuk price, Arief mengingatkan, kerap muncul sebuah persepsi yang salah bahwa ukuran kecil jauh lebih murah. Padahal kenyataannya, kemasan kecil belum tentulah murah.
Untuk product, Arief menyebutkan, tantangan Telkom adalah membuat sesuatu yang customize menjadi commodity. Nah, salah satu contoh nyata yang telah dilakukan Telkom adalah membuat sistem teknologi yang bisa digunakan oleh bank dengan modal terbatas. “Umumnya sistem seperti ini ditawarkan dengan harga Rp 1 triliun. Kami menawarkan solusi dengan harga Rp 5 juta untuk setiap cabang sehingga bisa menjangkau bank kecil, semisal Bank Perkreditan Rakyat (BPR),” kata Arief.
Dia menambahkan bahwa merupakan tugas sebuah perusahaan untuk memanfaatkan paradoks dan membuat jawaban. “Orang atau perusahaan yang hebat adalah bisa membuat penawaran, dan penawaran itu tidak bisa ditolak,” katanya.
Apakah perusahaan Anda sudah memanfaatkan paradoks marketing yang ada?
Arief Yahya, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. menyebutkan perusahaan harus mengerti paradoks yang terjadi di dunia marketing dan memanfaatkan yang terbaik. “Banyak yang mengatakan harga murah berhubungan dengan margin yang kecil. Makanya tantangan kita adalah menjual dengan harga yang murah, tapi bisa mendatangkan keuntungan yang lebih besar,” katanya.
Arief mengambil contoh nyata, raksasa di dunia teknologi Informasi, Google Inc. Menurutnya, Google bisa menjadi perusahaan yang membuat seluruh orang tergantung dengan fasilitas gratisnya, tapi di lain sisi, Google bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar, semisal dari pendapatan iklan.
Dalam menerapkan paradoks itu, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu 4P, yang terdiri dari place, price, product, dan promo.
Untuk faktor place, tantangan Telkom adalah menjadikan buyer as seller. “Semua sudah ada komunitasnya. Jadikanlah komunitas itu sebagai penjual sekaligus pembeli,” katanya. Sementara untuk price, Arief mengingatkan, kerap muncul sebuah persepsi yang salah bahwa ukuran kecil jauh lebih murah. Padahal kenyataannya, kemasan kecil belum tentulah murah.
Untuk product, Arief menyebutkan, tantangan Telkom adalah membuat sesuatu yang customize menjadi commodity. Nah, salah satu contoh nyata yang telah dilakukan Telkom adalah membuat sistem teknologi yang bisa digunakan oleh bank dengan modal terbatas. “Umumnya sistem seperti ini ditawarkan dengan harga Rp 1 triliun. Kami menawarkan solusi dengan harga Rp 5 juta untuk setiap cabang sehingga bisa menjangkau bank kecil, semisal Bank Perkreditan Rakyat (BPR),” kata Arief.
Dia menambahkan bahwa merupakan tugas sebuah perusahaan untuk memanfaatkan paradoks dan membuat jawaban. “Orang atau perusahaan yang hebat adalah bisa membuat penawaran, dan penawaran itu tidak bisa ditolak,” katanya.
Apakah perusahaan Anda sudah memanfaatkan paradoks marketing yang ada?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar