Perkembangan pariwisata di
Malaysia sangat menakjubkan. Bisa dibayangkan, sekitar tahun 1990,
industri pariwisata masih menduduki peringkat 16 dalam menyumbangkan
pendapatannya kepada negara. Waktu itu, selain minyak bumi, pendapatan
utama Malaysia diperoleh dari karet, kelapa sawit dan timah. Namun, 15
tahun kemudian secara fantastis industri pariwisata menempati urutan
kedua setelah minyak bumi. Tentunya hal itu adalah hasil kerja keras
Kementrian Kebudayaan, Kesenian, dan Pelancongan Malaysia (K3PM) dan
Malaysia Tourism Promotion Board (MTPB) atau Lembaga Penggalakan
Pelancongan Malaysia.
Sewaktu perdana menteri masih dijabat oleh Mahathir Muhammad, pemerintah Malaysia mengucurkan 400 juta RM untuk promosi dan pengembangan produk. Maka tak heran kalau negara jiran ini sibuk berbenah diri. Banyak proyek-proyek spektakuler yang dalam rangka menyedot wisatawan. Pemerintah membangun kota wisata terpadu Sunway Lagoon di Selangor. Areal bekas penggalian tambang timah ini disulap menjadi arena pariwisata yang modern. Malaysia juga membangun sirkuit Sepang yang berstandar internasional, sehingga balap mobil formula 1 bisa digelar di sini.
Yang paling spektakuler lagi adalah pembangunan Menara Kembar Petronas setinggi 452 meter. Di seputarnya juga dibangun berbagai destinasi yang bisa dikunjungi para pelancong, antara lain Pusat Perbelanjaan Suria KLCC, gedung konser Dewan Filharmonik Petronas dengan kapasitas 865 tempat duduk dan Galeri Petronas. Semuanya berkelas dunia.
Terakhir, Malaysia sedang mengembangkan Pantai Lido di Selat Tebranu dengan nama Danga Bay. Areal pariwisata seluas 452 hektar ini terletak di negara bagian Johor. Di sinilah diselenggarakan Kongsi Raya Rumah terbuka tahun baru Cina 2004 yang dihadiri oleh 300.000 pengunjung. Peringatan Imlek ini sekaligus menandai program promosi besar-besaran yang disebut “Malaysia Mega Familiarisation”. Di sini badan promosi pariwisata Malaysia mengundang 6.000 jurnalis dan agen perjalanan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Malaysia untuk melihat secara langsung keindahan Malaysia.
Selain program tersebut, Malaysia juga menggelar promosi melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik di seluruh dunia. Misalnya di jaringan televisi CNN, iklan Malaysia menampilkan Michele Yeoh, bintang Malaysia yang main bersama dengan Pierce Brosnan dalam film The World is not Enough. Tayangan iklan tersebut mempromosikan tema besar pariwisata Malaysia yakni “Malaysia Trully Asia”. Slogan ini menonjolkan keaneka ragaman warga negara Malaysia yang terdiri dari suku Melayu, India, Cina dengan berbagai kekayaan budayanya.
Promosi pariwisata juga dilangsungkan di negara-negara yang menjadi target market. Indonesia, misalnya. Negara ini menempati urutan ketiga dari wisatawan, setelah Singapura dan Thailand. MTPB langsung membuka stand di pusat-pusat keramaian di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya.
Program ini bekerjasama dengan perusahaan airlines Star Asia dan Malaysia Airlines yang menawarkan paket murah untuk berkunjung ke Malaysia. Dengan promosi model seperti ini Malaysia mentargetkan kunjungan wisatawan Indonesia sebesar 1,5 Juta pada tahun 2004. Sebelumnya warga Indonesia yang berkunjung di negeri jiran ini adalah 250.144 orang.
Negara kerajaan ini, menyodorkan berbagai tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi seperti Ladang Buah Desaru (Desaru FruitFarm/DFF) di Kedah, Genting Highland, Langkawi, Dataran Lang di Kedah, dan Gua Kelam di Perlis.
Berbagai tempat-tempat menarik tersebut dipadukan dengan berbagai program menarik seperti food tourism, shooping tourism, ecotourism, sport tourism, health tourism, dan education tourism. Tak heran kalau setiap tahun Malaysia menggelar pesta diskon besar-besaran untuk menggaet pengunjung. Negara ini juga menawarkan rumah sakit dan kampus berstandar internasional.
Selain wisatawan asing, Malaysia juga menggalakkan wisatawan lokal dengan program Cuti-Cuti Malaysia. Program paket liburan ini dirancang untuk anak-anak sekolah dan wisatawan berkelompok.
Dengan promosi seperti itu malaysia mentargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 13,3 juta atau naik naik 30% dari tahun sebelumnya. Sedangkan wisatawan lokal ditarget menjadi 20 juta orang atau naik dari 18,3 juta. MPTB juga ingin menaikkan masa tinggal wisatawan dari 7,2 malam menjadi 8 malam.
--------------
Tulisan diretrieve dari MarkPlus Knowledge Exchange
Sewaktu perdana menteri masih dijabat oleh Mahathir Muhammad, pemerintah Malaysia mengucurkan 400 juta RM untuk promosi dan pengembangan produk. Maka tak heran kalau negara jiran ini sibuk berbenah diri. Banyak proyek-proyek spektakuler yang dalam rangka menyedot wisatawan. Pemerintah membangun kota wisata terpadu Sunway Lagoon di Selangor. Areal bekas penggalian tambang timah ini disulap menjadi arena pariwisata yang modern. Malaysia juga membangun sirkuit Sepang yang berstandar internasional, sehingga balap mobil formula 1 bisa digelar di sini.
Yang paling spektakuler lagi adalah pembangunan Menara Kembar Petronas setinggi 452 meter. Di seputarnya juga dibangun berbagai destinasi yang bisa dikunjungi para pelancong, antara lain Pusat Perbelanjaan Suria KLCC, gedung konser Dewan Filharmonik Petronas dengan kapasitas 865 tempat duduk dan Galeri Petronas. Semuanya berkelas dunia.
Terakhir, Malaysia sedang mengembangkan Pantai Lido di Selat Tebranu dengan nama Danga Bay. Areal pariwisata seluas 452 hektar ini terletak di negara bagian Johor. Di sinilah diselenggarakan Kongsi Raya Rumah terbuka tahun baru Cina 2004 yang dihadiri oleh 300.000 pengunjung. Peringatan Imlek ini sekaligus menandai program promosi besar-besaran yang disebut “Malaysia Mega Familiarisation”. Di sini badan promosi pariwisata Malaysia mengundang 6.000 jurnalis dan agen perjalanan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Malaysia untuk melihat secara langsung keindahan Malaysia.
Selain program tersebut, Malaysia juga menggelar promosi melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik di seluruh dunia. Misalnya di jaringan televisi CNN, iklan Malaysia menampilkan Michele Yeoh, bintang Malaysia yang main bersama dengan Pierce Brosnan dalam film The World is not Enough. Tayangan iklan tersebut mempromosikan tema besar pariwisata Malaysia yakni “Malaysia Trully Asia”. Slogan ini menonjolkan keaneka ragaman warga negara Malaysia yang terdiri dari suku Melayu, India, Cina dengan berbagai kekayaan budayanya.
Promosi pariwisata juga dilangsungkan di negara-negara yang menjadi target market. Indonesia, misalnya. Negara ini menempati urutan ketiga dari wisatawan, setelah Singapura dan Thailand. MTPB langsung membuka stand di pusat-pusat keramaian di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya.
Program ini bekerjasama dengan perusahaan airlines Star Asia dan Malaysia Airlines yang menawarkan paket murah untuk berkunjung ke Malaysia. Dengan promosi model seperti ini Malaysia mentargetkan kunjungan wisatawan Indonesia sebesar 1,5 Juta pada tahun 2004. Sebelumnya warga Indonesia yang berkunjung di negeri jiran ini adalah 250.144 orang.
Negara kerajaan ini, menyodorkan berbagai tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi seperti Ladang Buah Desaru (Desaru FruitFarm/DFF) di Kedah, Genting Highland, Langkawi, Dataran Lang di Kedah, dan Gua Kelam di Perlis.
Berbagai tempat-tempat menarik tersebut dipadukan dengan berbagai program menarik seperti food tourism, shooping tourism, ecotourism, sport tourism, health tourism, dan education tourism. Tak heran kalau setiap tahun Malaysia menggelar pesta diskon besar-besaran untuk menggaet pengunjung. Negara ini juga menawarkan rumah sakit dan kampus berstandar internasional.
Selain wisatawan asing, Malaysia juga menggalakkan wisatawan lokal dengan program Cuti-Cuti Malaysia. Program paket liburan ini dirancang untuk anak-anak sekolah dan wisatawan berkelompok.
Dengan promosi seperti itu malaysia mentargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 13,3 juta atau naik naik 30% dari tahun sebelumnya. Sedangkan wisatawan lokal ditarget menjadi 20 juta orang atau naik dari 18,3 juta. MPTB juga ingin menaikkan masa tinggal wisatawan dari 7,2 malam menjadi 8 malam.
--------------
Tulisan diretrieve dari MarkPlus Knowledge Exchange
Tidak ada komentar:
Posting Komentar