Bila tiba waktunya bertempur melawan kompetitor bermodal
besar, jangan pesimis. Ingatlah bahwa Daud yang mengalahkan Jaluth
(Goliath), bahkan belum hilang dari ingatan Samsung mempermalukan Nokia.
Apa yang harus Anda lakukan untuk mengikuti jejak mereka?
Sering kita temui para pengusaha kecil yang resah dengan masa depan
bisnis mereka bila mendapati adanya pesaing raksasa yang jauh lebih kuat
dari segi keuangan. Memang tidak bisa dipungkiri dengan modal yang
berlimpah siapapun bisa berbuat banyak untuk merebut dan menguasai
pasar. Tetapi apakah benar sampai tidak ada cara untuk mengatasinya?
Berhentilah merisaukan raksasa yang gemuk dan tidak gesit itu. Mereka
tidak akan pernah benar-benar mengusik anda bila Anda bisa menemukan
kekuatan Anda dan kelemahan mereka. Saatnya untuk bermain dengan cara
yang lebih “smart”. Setidaknya ada 3 Strategi Mengalahkan Raksasa yang
bisa Anda terapkan:
1. Jadilah UNIK
Kalau istilah unik terlalu sulit bagi anda, setidaknya jadilah “berbeda” dari kompetitor anda. Harus ada yang unik: dari perusahaan Anda, cara menjual Anda, dan terutama produk Anda; supaya orang tertarik memperhatikan produk Anda. Lebih jauh lagi, dengan menjadi unik maka Anda menciptakan medan baru di mana hanya anda sendiri yang bermain di sana, setidaknya untuk sementara sebelum ada pesaing mengikuti langkah Anda.
Kalau istilah unik terlalu sulit bagi anda, setidaknya jadilah “berbeda” dari kompetitor anda. Harus ada yang unik: dari perusahaan Anda, cara menjual Anda, dan terutama produk Anda; supaya orang tertarik memperhatikan produk Anda. Lebih jauh lagi, dengan menjadi unik maka Anda menciptakan medan baru di mana hanya anda sendiri yang bermain di sana, setidaknya untuk sementara sebelum ada pesaing mengikuti langkah Anda.
Cara ini pernah ditunjukkan dengan cerdas oleh kaos Joger. Di tengah
tantangan bisnis fashion yang memerlukan modal besar untuk
mendistribusikan produknya, Joger dengan jeli melihat celah yang sukses
menahbiskan mereka sebagai ikon Bali. Bukannya mendistribusikan kaos
mereka ke luar Bali dan bermain di kota-kota besar lainnya, mereka
memilih untuk fokus menggarap pasar lokal mengandalkan kaosnya yang
mengekspos Pulau Bali dengan cara yang jenaka. Di saat H&R dan C-51
tenggelam, Joger malah semakin berkibar.
2. Manfaatkan Kelemahan Raksasa
Daripada pusing-pusing memikirkan apa yang kompetitor anda lakukan (dan tidak bisa anda lakukan), lebih baik temukan apa yang bisa anda lakukan namun kompetitor anda tidak mampu melakukannya.
Daripada pusing-pusing memikirkan apa yang kompetitor anda lakukan (dan tidak bisa anda lakukan), lebih baik temukan apa yang bisa anda lakukan namun kompetitor anda tidak mampu melakukannya.
Taktik inilah yang mengantarkan bisnis franchise Mister Burger dalam
menyiasati kekuatan modal McDonald yang luar biasa itu. Menyadari bahwa
produk McDonald tidak bisa menjangkau konsumen kelas menengah ke bawah,
Mister Burger berinovasi dengan menjemput segmen pasar menengah ke bawah
melalui strategi burger kaki lima dengan harga yang bisa dijangkau
pelajar. Sekarang bisa dilihat hasilnya, Mister Burger bisa jadi
merupakan satu-satunya franchise burger kaki lima yang brand image nya
paling kuat di tengah-tengah masyarakat. McDonald senang, Mister Burger
tetap riang.
3. Fokus Pada Nilai Tambah Bisnis Anda
Dengan memaksimalkan nilai tambah, Anda akan mendapatkan hasil yang lebih optimal, di samping juga menghemat tenaga. Jangan pernah berusaha menjual sesuatu yang tidak Anda miliki. Sebaliknya, juallah sesuatu yang paling Anda kuasai.
Dengan memaksimalkan nilai tambah, Anda akan mendapatkan hasil yang lebih optimal, di samping juga menghemat tenaga. Jangan pernah berusaha menjual sesuatu yang tidak Anda miliki. Sebaliknya, juallah sesuatu yang paling Anda kuasai.
Contoh paling nyata dalam penerapan strategi ini adalah China. China
memiliki jumlah penduduk (baca: tenaga kerja) yang berlimpah dan mau
digaji lebih murah dari penduduk negara maju. Bagi China, inilah nilai
tambah mereka. Di samping itu, China paham betul bahwa setiap pengusaha
dan investor menghendaki biaya produksi yang paling murah, lalu China
mencoba memanfaatkan celah itu. Hasilnya? Sekarang China dikagumi berkat
kesuksesannya dalam waktu singkat mengundang para investor dan
industri-industri multinasional berbondong-bondong memindahkan basis
produksinya ke sana dengan iming-iming upah tenaga kerja yang sangat
kompetitif.
Sekarang, berhentilah menjadi perusahaan lain, lebih baik menjadikan
perusahaan Anda menjadi dirinya sendiri. Memanfaatkan
kelebihan-kelebihan yang telah dimiliki oleh perusahaan anda. Cara ini
akan menghindarkan anda dari pengeluaran yang tidak perlu dan hasilnya
akan jauh lebih terasa.
Lukman S., technopreneur dan pemerhati kewirausahaan Indonesia.
Sumber: http://bisnisnesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar