Marketing.co.id – Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan beberapa prinsip yang paling penting ketika Anda menangani keluhan pelanggan.
Prinsip Pertama – Nothing Personal
Teman saya berpangkat kolonel di angkatan bersenjata. Ke mana pun ia
pergi, dari satu lokasi angkatan ke lokasi lain, selalu banyak tentara
junior menyapa dan memberi hormat selamat pagi padanya. Dan ia pun akan
memberi hormat balik kepada mereka. Saya berkata padanya, “Wow, mereka sangat menghormati Anda. Semua memberikan salam!”
Ia menjelaskan, “Tidak, mereka bukan menghormati saya. Mereka
menghormati pangkat yang ada di bahu saya. Pangkat inilah yang
dihormati, dan bukan saya. Jika saya copot pangkat ini dari bahu, lalu
saya tempatkan pada bahu Anda, mereka akan berhenti memberi hormat pada
saya, dan mulai memberi hormat pada Anda. Jadi, it’s nothing personal.
Ketika besok saya meninggalkan lokasi tentara, melepaskan seragam dan
pergi ke mal, 90% orang yang tadinya memberi hormat pada saya hari ini
bahkan tidak lagi mengenali saya, apalagi memberi hormat.”
Itu adalah satu pelajaran berharga. Sama halnya ketika seorang
pelanggan mengeluh dan berteriak pada Anda, sering kali ia bukannya
marah secara pribadi pada Anda. Ia hanya melampiaskan kemarahan dan
frustasinya karena Anda kebetulan menjadi perwakilan dari perusahaan
tempat Anda bekerja.
Prinsip Kedua – Sudah Tertera dalam Job Description
Setiap mobil mempunyai bemper. Guna bemper adalah melindungi mobil
dari segala kerusakan dan juga si pengemudi supaya terhindar dari luka
akibat kecelakaan. Jika si pengendara tidak kompeten, ceroboh, atau
mabuk, lalu menabrakkan mobilnya ke pohon, apa yang terkena duluan?
Tentu bempernya! Apakah ini salah si bemper? Tentu bukan! Tapi, tetap
saja bemper yang hancur.
Tidak adil? Memang itu gunanya bemper, untuk menahan dan yang pertama terkena benturan, memang itu job description si bemper, bahkan jika itu salah komponen yang lain.
Sama halnya dalam suatu perusahaan. Siapa pun yang ditempatkan untuk
kontak langsung dengan klien atau konsumen, ia akan menjadi bemper!
Jadi, siapa saja bemper dalam perusahaan Anda?
- resepsionis/operator telepon;
- tenaga penjual/account executive;
- divisi after-sales/petugas customer service;
- pengirim barang/sopir/kurir;
- para staf keuangan/finance;
- staf purchasing;
- sekretaris;
- pelayan restoran;
- perawat di rumah sakit;
- guru di sekolah;
- dan lain-lain.
Divisi
pemasaran menempatkan iklan di koran, tapi tidak memberitahukannya
kepada resepsionis. Ada konsumen yang membaca iklan, lalu tertarik dan
menelepon perusahaan untuk mencari tahu lebih lanjut. Si resepsionis
yang menerima telepon ternyata tidak bisa menjawab pertanyaan konsumen
karena sebelumnya tidak diberitahu mengenai iklan tersebut.
Lalu, siapa yang kena omelan dari konsumen? Jawabnya si resepsionis
dan bukan orang pemasaran yang menempatkan iklan. Apakah ini salah
resepsionis? Jelas bukan. Tapi, resepsionislah yang menjadi bemper dan
ini sudah menjadi job description-nya untuk menerima keluhan. Ini adalah salah satu pekerjaan untuk gaji yang dia terima.
Prinsip Ketiga – Jangan Fokus pada Masalah, Temukan Solusinya!
Jabatan Anda kemungkinan bukanlah menjadi bemper. Tapi ingat, Anda
adalah seorang manusia yang punya otak. Jadi, jangan berlaku seperti
objek mati layaknya bemper. Salah satu hal paling membuat marah
pelanggan yang sudah kecewa adalah mendengar alasan sesuatu tidak bisa
dilakukan. Jadi, jangan mengatakan hal-hal seperti:
“Maaf Pak , kami tidak bisa karena ternyata sudah lewat jatuh tempo….”
“Maaf Ibu, kami tidak bisa kerena petugas yang tangani Ibu kemarin cuti hari ini dan dia tidak sampaikan pesan apa-apa kepada kami, maka….”
“Maaf Pak, menurut prosedur yang ada di perusahaan kami….”
Ingatlah, gunakan otak untuk menemukan solusi; jangan berlaku seperti zombie
dan mengatakan alasan Anda tidak bisa melakukan sesuatu. Si pelanggan
tak mau tahu dan tak peduli dengan segala prosedur perusahaan,
miskomunikasi bodoh, keteledoran staf marketing, atau si purchasing yang pelupa.
Pelanggan tidak akan peduli. Jadi, berikan mereka solusi. Daripada
mengatakan alasan Anda tak bisa melakukan sesuatu, katakanlah yang bisa
Anda lakukan. Ini hanyalah hal-hal dasar setiap hari dalam menangani
keluhan, tapi ini bisa menyelamatkan banyak pelanggan Anda dari serangan
jantung yang tak perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar