Profil Distributor sukses PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk

Pada tahun 1966, Eka Sentosa (Alm.) bersama dengan Darmawan Putra Totong membuka toko cat kecil berukuran 40m2 diJalan Gajah Mada 56, Jakarta. Toko ini diberi nama “Toko Tjat Sentosa” yang menjual produk cat yang masih jarang saatitu. Tidak hanya menjual cat, usaha terus berkembang dengan menjual bahan bangunan dengan produk yang lebih beragam.Sejalan dengan perkembangan usaha pada tahun 1970, Budyanto Totong dan Totong Kurniawan bergabung di toko tersebutdan bersama dengan saudara-saudaranya melakukan rencana agresif. Mereka melihat peluang tidak sekadar mengambil barang dan menjual di toko, tetapi mengambil barang dan menjual ke toko-toko yang lain. Mulailah perintisan usaha sebagai distributor bahan bangunan dengan modal kepercayaan.Usaha distribusi semakin berkembang dan besar dari tahun ke tahun, mulai terpikirkan untuk membentuk sebuah manajeman moderen. Untuk menopang usaha tersebut didirikanlah PT Catur Sentosa Adiprana (“CSAP”) pada bulan Desember 1983.

Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 1997 Budyanto Totong melihat kesempatan lainnya yaitu bisnis ritel moderen dengan memperkenalkan konsep “one stop shopping” bahan bangunan di Indonesia dengan brand Mitra10. Bisnis ini dikembangkan dengan tujuan untuk menangkap peluang adanya perubahan pola berbelanja dari tradisional ke moderen,memperkuat sinergi dengan Prinsipal, transaksi yang berbasis tunai, dan memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi.Untuk terus bertumbuh dan mengembangkan kegiatan usahanya, Perseroan kembali memperkuat struktur permodalannya melalui proses Initial Public Offering. Perseroan telah menjadi anggota Bursa Efek Indonesia dan telah mencatatkan sahamnya pada tanggal 12 Desember 2007.Cita-cita menjadi distributor terdepan dengan manajemen terbaik di bisnis distribusi cat dan bahan bangunan menjadi kenyataan. Kini Perseroan yang juga sudah merupakan perusahaan publik, sampai saat ini telah memiliki 39 cabang distribusi, 5 cabang distribusi kimia, 11 area distribusi consumer goods, 20 outlet ritel moderen Mitra10, dan 7 showroom SB Furniture yang menyebar di seluruh Indonesia, dibantu dengan lebih dari 5.000 karyawan, dan mendistribusikan lebih dari 27.000 item produk. Itu semua berkat kerjasama dengan lebih dari 350 prinsipal.

PT. Eleganza Tile Indonesia (ETI) didirikan pada tahun 2010. ETI adalah anak perusahaan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk

(dengan persentase kepemilikan 51%) yang menyediakan ubin porselen, keramik, mosaic, dan aksesoris dengan harga yang

terjangkau.Dengan berbagai jenis produk, seperti Polished, Unpolished, Matte, Rustic, Semi-polished, dan Glass &

Stone Mosaic, pilihan produk ETI adalah pilihan ideal untuk lantai, dinding, dan semua aplikasi. ETI menawarkan

berbagai macam produk yang memungkinkan pelanggan mengembangkan ide mereka untuk proyek perumahan dan komersial.

ETI bekerja sama dengan pabrik-pabrik internasional untuk mengembangkan produk-produknya, dan juga mengelola logistic

pasokan barang ke gudang milik ETI. Gudang dan showroom ETI di Jakarta dilengkapi dengan staf yang terlatih yang siap

memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu, ETI juga menjual baik melalui ritel outlet modern seperti Mitra10, Dunia

Bangunan, Pasar Keramik, Home Multi, Norton Store, maupun melalui ritel outlet tradisional.

Distribusi Barang Konsumen

Sebagai pemimpin pasar di bidang distribusi bahan bangunan selama lebih dari 40 tahun di Indonesia, PT Catur Sentosa

Adiprana Tbk tertarik untuk menjajaki kesempatan di bidang distribusi yang lain. Setelah melewati proses due

deligence yang sangat kompleks dan panjang, PT Catur Sentosa Adiprana ditunjuk oleh P&G Indonesia pada tanggal 1 Juni

2010 untuk mendistribusikan produk-produk P&G di sebagian wilayah Jakarta, Tangerang, Bogor dan Serang.

Seiring dengan meningkatnya jumlah prinsipal barang konsumen yang ingin bekerja sama dengan CSA, dibentuklah PT Catur

Sentosa Anugerah ("CSAN"), sebuah anak perusahaan CSA yang didirikan pada tahun 2012 dengan tujuan mendistribusikan

consumer goods non P&G. Hal ini sehubungan dengan adanya perjanjian eksklusivitas antara CSA dan P&G Indonesia.

P&G adalah perusahaan multinasional di industri barang konsumsi terbesar di dunia dengan penjualan tahunan mencapai

USD 79 miliar (sekitar 711 triliun rupiah). Kapitalisasi P&G lebih besar dari PDB banyak negara di dunia. P&G

melayani konsumen di lebih dari 180 negara. Produk-produk P&G digunakan oleh lebih dari 4,6 miliar penduduk dunia

yang saat ini berjumlah 7 miliar.

P&G didukung oleh lebih dari 127 ribu karyawan di seluruh dunia yang mewakili lebih dari 150 kewarganegaraan. Dipicu

oleh semangat karyawannya yang tinggi dan tujuan yang ada, P&G menghadirkan merek-merek kelas dunia yang lebih banyak

dikenal dalam kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Dimana secara bersama-sama, merek-merek unggulan tersebut

menghasilkan 90% dari total annual sales dan membukukan lebih dari 90% keuntungan. Bahkan 25 dari 50 merek tersebut,

setiap mereknya mampu membukukan penjualan lebih dari USD 1 miliar dalam setahun.

Tidak ada perusahaan di dunia ini yang menginvestasikan dananya untuk penelitian di perilaku konsumen dan riset pasar

lebih besar dari P&G. Yang berinteraksi dengan 5 juta responden di 100 negara dengan melakukan 15.000 riset setiap

tahunnya, menghabiskan dana lebih dari USD 4000 juta hanya untuk mengetahui kebutuhan dari para pelanggannya.

Sejak saat itu, CSAN menjadi distributor untuk berbagai macam produk dari PT Smart Tbk, PT Dua Kelinci, PT Tirta Mas

Lestari, PT Tri Banyan Tirta, PT Tirta Dhiksa, PT Focus Distribusi Nusantara, PT Mustika Manis Utama, PT Siantar

Madju, PT Multi Indo Citra, PT Danone Dairy Indonesia, PT Maya Muncar, PT Ultra Salur, dan PT Cakrawala Mega Indah.

Saat ini, CSA Consumer Goods mendistribusikan produk kategori sebagai berikut :

•Health Care: Vicks Formula 44, Vicks Vaporub, Vicks Inhaler, Vicks Medicated Lozenges

•Beauty Care: Pantene, Rejoice, Head&Shoulder, Olay, Camay, Herbal Essences, Gillette

•Baby Care : Pampers Diapers and Wipes, botol susu Pigeon

•Feminine Protection : Whisper

•Food & Beverages : Kacang Dua Kelinci, permen karet Yosan

•Margarine/Cooking Oil: Filma, Kunci Mas, Hemart, Fitri, Tropical, Forvita margarin

•Oral Care : Oral-B

•Mineral Water: Total, Alto, Tirta Dhiksa

•Laundry & Cleaning : Downy

•Sandals: Skyway

AREA DISTRIBUSI

Area CSA Distribusi Consumer Goods meliputi 11 area di:

•Cengkareng

•Kebayoran Lama

•Condet

•Depok

•Banjar Wijaya

•Bogor

•Serang

•Tangerang Selatan

•Cikupa

•Bali

•Bandung

DISTIBUSI BAHAN KIMIA

PT. Kusuma Kemindo Sentosa ("KKS"), berdiri pada tahun 1990, KKS adalah anak perusahaan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk

perusahaan Indonesia yang bergerak dalam bidang import, stockist, dan distribusi, khususnya dalam industri kimia

kulit, coating, adhesive, makanan dan farmasi. Sejak berdiri, KKS telah berkembang dengan pesat dan berencana untuk

mendirikan fasilitas pabrik untuk mendukung dan memperkuat operasional perusahaan di masa yang akan datang.KKS

menjual dan mendistribusikan bermacam-macam produk kimia dari berbagai Principal, baik asing maupun lokal, kepada

pelanggan yang ada. Saat ini KKS berperan sebagai agen penjualan atau distributor sekaligus stockist dari

perusahaan-perusahaan multinasional di dunia. Per September 2012, KKS mempekerjakan karyawan sebanyak 173 orang.

Kegiatan pengiriman didukung oleh sistem dan sarana transportasi yang memadai menggunakan closed truck & long tanks.

Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, KKS mengoperasikan gudang milik sendiri di :

•Jakarta

•Bandung

•Semarang

•Surabaya

•Medan

Tata Kelola Perusahaan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk

Praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik merupakan salah satu faktor strategis dalam upaya Perseroan untuk senantiasa

meningkatkan nilai pemegang saham dan stakeholder lainnya serta memelihara pertumbuhan yang berkelanjutan.

Perseroan percaya bahwa peningkatan nilai pemegang saham dan stakeholder serta pertumbuhan yang berkelanjutan, dapat

dicapai melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik.Bagi Perseroan, penerapan tata kelola perusahaan yang baik

adalah lebih dari sekedar memenuhi ketentuan perundang-undangan, namun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

praktik bisnis berkelanjutan yang berlandaskan pada standar etika tertinggi. Dalam penerapan tata kelola perusahaan

yang baik terdapat lima prinsip dasar yang menjadi acuan bagi setiap langkah yang dibuat oleh Manajemen dan karyawan

Perseroan, yaitu prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan.

Perwujudan prinsip-prinsip tersebut di lingkungan Perseroan dilakukan melalui perangkat tata kelola perusahaan yang

mencakup Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi, dan dibantu oleh berbagai komite dan perangkat

fungsional lain.

DEWAN KOMISARIS

Secara umum, Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam memberikan masukan, arahan dan juga pengawasan kepada Direksi.

Hati-hati, penuh dengan pertimbangan yang matang dan selalu berpegang pada prinsip-prinsip tata kelola yang baik

merupakan hal pokok yang selalu dilakukan oleh Direksi dan Dewan Komisaris dalam mengelola Perseroan sesuai dengan

Visi dan Misi yang telah ditetapkan.

Agar lebih efektif dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, maka Perseroan memerlukan kehadiran Komisaris

Independen dalam jajaran Dewan Komisaris. Dengan berpegang pada peraturan Bapepam, pengertian dari Komisaris

Independen bagi Perseroan adalah sebagai berikut:

•Dari luar perusahaan;

•Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perseroan;

•Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Perseroan;

•Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha

Perseroan..

Anggota Dewan Komisaris terdiri dari 2 orang Komisaris Independen dan 3 orang Komisaris. Dengan komposisi Komisaris

Independen sebesar 40% dari total anggota Dewan Komisaris, maka Perseroan yakin bahwa Dewan Komisaris dapat

menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya secara professional dan independen, sehingga kepentingan seluruh pemegang

saham dan stakeholder dapat terjaga dengan baik..

DEWAN DIREKSI

Kerja sama secara independen dan professional serta sinergi merupakan hal pokok yang diperlukan Perseroan dari

Direksi dan Dewan Komisaris. Dewan Direksi mempunyai tanggung jawab utama atas pengelolaan Perseroan .

Pada saat ini, anggota Direksi Perseroan terdiri dari 5 orang professional, dimana satu direktur yang tidak

memiliki hubungan afiliasi dengan Pemegang Saham Utama Perseroan.

Sebagai bagian dari pengelolaan dan pengawasan jalannya operasional Perseroan, Dewan Direksi mengadakan rapat

secara berkala. Rapat-rapat yang dilakukan, secara umum merupakan usaha pengendalian dan koordinasi untuk memastikan

bahwa tata kelola perusahaan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Disamping itu, dalam rapat

juga membahas antara lain tentang performa bulanan, pengembangan kompetensi sumber daya manusia, peningkatan service

level, implementasi teknologi informasi Enterprise Distribution and Retail System (EDRS) untuk distribusi dan LS

Retail & Microsoft Dynamics Navision untuk ritel sebagai system ERP Perseroan, manajemen risiko yang perlu dilakukan,

usaha untuk mendapatkan prinsipal ataupun pengembangan bisnis yang baru, dan juga pengembangan infrastrukstur /

sarana distribusi di seluruh cabang Perseroan.

KOMITE AUDIT

Dewan Komisaris Perseroan dalam pelaksanaan tugasnya juga telah dibantu oleh Komite Audit yang dipimpin oleh

Komisaris Independen Perseroan Bapak Tan Alexander Song dan dua orang anggota, Ibu Fitria dan Bapak Suhardi.

Tugas dan tanggung jawab serta pengangkatan / kualifikasi anggota Komite Audit Perseroan pada dasarnya berpedoman

pada Peraturan Bapepam: Kep-29/PM/2004, Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksananan kerja Komite Audit.

AUDIT INTERNAL

Untuk memastikan ketaatan pelaksanaan sistem prosedur dan peraturan perusahaan oleh seluruh bagian, maka Perseroan

juga memiliki bagian Internal Audit yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Perseroan untuk

melaksanakan fungsi audit internal ke seluruh bagian. Temuan-temuan audit menjadi bahan untuk dianalisa oleh Direksi

dan juga Dewan Komisaris serta Komite Audit agar dapat ditindaklanjuti untuk perbaikan ke depan. Bagian Internal

Audit ini dipimpin oleh Bapak Eko Yanto sebagai Manager.

SEKRETARIS PERUSAHAAN

Terhadap Pemegang Saham baik mayoritas maupun minoritas dan juga kepada investor publik baik lokal maupun luar

negeri, besar ataupun kecil, manajemen harus secara bertanggung jawab memberikan perlakuan yang sama. Disamping itu,

manajemen juga harus selalu menjaga ketaatan Perseroan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik terhadap

Anggaran Dasar, peraturan pemerintah, maupun peraturan pasar modal yang berlaku. Manajemen juga bertanggung jawab

untuk menyediakan jalur komunikasi yang bersifat timbal balik antara Perseroan dengan pihak eksternal ataupun

masyarakat. Hal itu sudah dilakukan melalui publikasi di media masa, update menu hubungan investor di website :

www.csahome.com maupun pertemuan langsung dengan para analis dan wartawan. Berikut adalah beberapa publikasi

informasi dan kegiatan yang telah dilakukan:

1.Laporan keuangan triwulanan, semesteran dan tahunan

2.Paparan Publik

3.Press Rilis

4.Pertemuan dengan para analis, investor dan media pasar modal

5.Pertemuan dengan pemegang saham publik

6.Rapat Umum Pemegang Saham

RISIKO BISNIS DAN PENGELOLAANNYA

Sesuai dengan Ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bapepam : KEP-134/BL/2006, nomor X.K.6, dimana Perseroan wajib

menjelaskan risiko yang dihadapi dalam menjalankan bisnis dan pengelolaannya, maka dengan ini beberapa risiko dalam

Perseroan yang perlu diperhatiakan :

1. Risiko Kondisi Perekonomian Makro

Kondisi ekonomi makro yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global serta indikator-indikator ekonomi nasional

seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar dan sebagainya diantisipasi perseroan dengan pemantauan rutin serta

langkah-langkah yang diperlukan.

2. Risiko Persaingan Usaha

Meningkatnya persaingan usaha dapat timbul dari keluarnya produk kompetitor yang baru ataupun diangkatnya distributor

baru atas produk yang ada, diantisipasi dengan memberikan pelayanan yang lebih baik ke retailer atau konsumen,

membuat progam-program pemasaran yang efektif dan efisien, pengendalian biaya yang ketat serta penerapan prinsip-

prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik.

3. Risiko Terhadap Pemutusan Kontrak

Risiko pemutusan kontrak dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa faktor eksternal seperti keputusan dari manajemen

pemasok untuk mendistribusikan produknya sendiri. Hal itu diantisipasi dengan terus memperluas jumlah sebaran

konsumen dan penambahan pelanggan baru, menaikkan tingkat pelayanan ke konsumen dan meningkatkan hubungan yang baik

dengan pemasok dengan konsep yang saling menguntungkan.

4. Risiko Terhadap Pembayaran Hutang

Risiko ini timbul jika pelanggan kesulitan dalam membayar tagihan piutang ke Perseroan. Untuk mengatasinya dilakukan

blocking overdue untuk piutang jatuh tempo secara sistem terkomputerisasi dan pemberian kredit ke pelanggan juga

dikontrol dengan tingkatan otorisasi yang jelas dan penuh kehati-hatian.

5. Risiko Persediaan

Risiko ini terjadi khususnya untuk persediaan barang yang memiliki perputaran rendah sehingga meningkatkan terjadi

kemungkinan barang rusak atau tidak dapat dijual. Selain itu risiko ini juga timbul jika kontrol yang ada tidak dapat

menghindari terjadinya kehilangan barang. Hal ini diantisipasi dengan penerapan manajemen persediaan yang

terkomputerisasi untuk memonitor perputaran produk per produk yang analisanya dikoordinasikan dengan pemasok

sehubungan dengan pemesanan dan pengiriman barang. Dan untuk barang hilang atau rusak, selain dikontrol dengan

prosedur pengamanan dan penanganan barang yang terus disempurnakan juga diantisipasi dengan asuransi kerugian dan

perjanjian retur.

6. Risiko Kebakaran dan Bencana Alam

Untuk menghindari risiko kebakaran dan terjadinya bencana alam, Perseroan telah melengkapi setiap gudang dan

bangunan kantor dengan alat pemadam kebakaran, mengadakan pengawasan ketat di gudang, dan mengasuransikan bangunan,

gudang dan fisik persediaannya