Senin, 24 Juni 2013

5 Aturan Membuat Logo



5 Aturan Membuat Logo
Tak jarang ada perusahaan kecil menggunakan logo yang sudah usang. Alasannya bisa saja karena tak punya banyak waktu untuk mendesain logo baru. Tapi, apakah logo usang tersebut masih bekerja dengan baik dan menunjukkan performa fungsi utamanya – membangun pengakuan? Apakah logo usang tersebut benar-benar mewakili identitas perusahaan?
Tak ada salahnya memeriksa kembali logo perusahaan kita. Tak jarang pula kita sepertinya harus mendesain ulang atau memperbarui logo. Berikut lima aturan yang bisa membantu proses pembuatan atau pembaruan logo.
The right fit. Apakah logo perusahaan sudah pantas untuk kita dan industri? Beberapa industri memiliki sebuah tema dalam konteks logo. Jika kita tidak mengikuti tema, bisa saja kita tertinggal. Misalnya, dalam industri restoran dan pembuatan bir lambang gelombang selalu dipakai. Dalam industri desain grafis, karakter sebagai bagian dari sebuah logo atau skema merek menjadi semakin umum digunakan.
Kesederhanaan. Secara umum, logo haruslah sederhana. Ingat bahwa tujuan dari logo adalah membangun pengakuan untuk merek. Logo haruslah merangkum keseluruhan identitas perusahaan dalam satu gambar. Membuat grafis yang sederhana bisa jadi sangat sulit, tapi sangat penting menjaga desain sesederhana mungkin.
Gambar yang kompleks biasanya sulit diingat. Logo yang sederhana cenderung lebih pas untuk berbagai ukuran. Tentu kita ingin logo kita terlihat sama saat digunakan pada amplop atau pada situs web atau bahkan untuk iklan billboard, kan?
Hindari efek khusus. Godaan untuk mempercantik logo dengan menambahkan efek bayangan, gradients, dan efek khusus lainnya bisa jadi sangat kuat, tapi kita harus menahannya. Meskipun selalu ada pengecualian untuk penggunaannya, tapi menghindarinya akan lebih baik. Hal ini untuk mempertahankan ide bahwa logo haruslah sederhana.
Di masa lampau, logo-logo dipajang dalam lingkungan terkendali – kop surat, spanduk khusus buatan perusahaan, billboard, dan semacamnya. Kini, logo kita bisa saja ada di mana-mana. Elemen yang kompleks tidak selalu diterjemahkan dengan baik dari iklan cetak ke situs web misalnya, yang bisa mengakibatkan logo menjadi terlihat berbeda. Lebih baik hindari penggunaan efek-efek khusus.
Warna logo. Warna membawa arti tersendiri dan bisa bervariasi berdasarkan budaya. Riset kecil-kecilan bisa membantu  memutuskan warna-warna apa saja yang terbaik untuk merek kita. Jika sudah mendapatkan skema warna merek, pastikan bahwa warna-warna tersebut cocok untuk logo kita.
Hindari pemilihan dua hingga empat warna jika memungkinkan. Jika merek kita sepenuhnya ditampilkan secara online, hal tersebut tak masalah karena logo kita akan hampir selalu ditampilkan berwarna. Tapi jika kita berniat untuk beriklan dalam berbagai format dan media, lebih baik jaga skema warna dasar.
Berfungsi di segala ukuran.
Bagaimana logo kita terlihat saat ditampilkan dalam ukuran sangat besar? Bagaimana logo kita terlihat ketika ia ditampilkan dalam ukuran kop surat dan kita melihatnya dari jarak jauh? Apakah kita masih bisa mengenali itu logo kita? Sangatlah penting untuk menguji apakah logo kita berfungsi di semua tempat yang berbeda ukuran. Logo yang bagus di layar belum tentu terlihat bagus saat dicetak dalam ukuran besar atau kecil.
Jadi, sudahkah logo Anda sesuai dengan lima aturan tersebut?
Sumber: m.marketingprofs.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar