Jumat, 21 Juni 2013

5 Tips Mengelola Orang-Orang Kreatif

5 Tips Mengelola Orang-Orang Kreatif Mengelola orang-orang kreatif membutuhkan keahlian khusus. Direktur kreatif kawakan Evan Fry dan Dave Swartz bertanggung jawab dalam mengelola, menginspirasi, dan mengorganisir staf kreatif di agensi iklan Crispin Porter + Bogusky (CPB) berbagi pengalaman mereka melalui Fastcocreate.

Menurut Evan Fry memelihara dan mengelola tenaga kerja profesional kreatif membutuhkan tingkat kepekaan tertentu terhadap keterampilan individu. “Orang-orang kreatif adalah orang-orang yang individualis yang termotivasi oleh hal-hal unik. Jadi, jika Anda menghargai dan memahami itu, maka itu hal yang sangat baik,” ujar Fry.

Memandang kreativitas sebagai investasi, memungkinkan Swartz fokus dalam membantu orang-orang kreatif mencapai sukses. Sebagai pemimpin kreatif berpengalaman, keduanya mengatakan bahwa elemen terpenting dalam membina talenta orang lain adalah insting.

Berikut 5 tips mengelola orang-orang kreatif dari Fry dan Swartz

1. Tetapkan standar. Fry dan Swartz mengatakan bahwa titik awal bagi perusahaan kreatif mana pun untuk mengevaluasi bagaimana membina talenta orang-orangnya adalah dengan melihat keseluruhan entitas.

“Tanyakan pertanyaan seperti, ‘tim seperti apa yang kita butuhkan di sini; apa yang cocok bagi proses individu agensi yang kita miliki?’ setiap agensi bekerja secara berbeda. Jadi, serangkaian keahlian dan temperamen yang berbeda bekerja dengan baik di tempat yang berbeda,” ucap Fry.

2. Identifikasi dan manfaatkan karakter individu. Ketika melakukan proses pembinaan di CPB, Fry mengatakan bahwa ia dan Swartz membuat suatu inventaris keterampilan setiap orang. Idenya adalah supaya mereka bisa mendapatkan pemahaman terbaru tentang keterampilan setiap orang.

Fry dan Swartz menuliskan keterampilan dan karakter orang-orang yang dibutuhkan untuk peran tertentu. “Jika Anda memiliki penilaian objektif tentang tiap orang, Anda bisa bekerja mengoptimalkan kelebihan-kelebihan mereka dengan merakit keterampilan dan talenta yang tepat untuk tiap proyek.

3. Berikan saran, bukan paksaan. Orang-orang kreatif sering kali bersikap protektif terhadap proses yang mereka jalani seperti halnya bersikap protektif terhadap gagasan mereka. Orang-orang seperti itu tidak akan menyambut seseorang yang datang dengan mandat yang memaksa sesuatu harus dilakukan sesuai caranya.

Berikan saran misalnya berikan tenggat waktu kapan pekerjaan harus selesai. Cara tersebut lebih efisien karena mereka bisa mengatur ritme kerja tanpa perlu khawatir proses berpikirnya terganggu di tengah jalan karena ada campur tangan orang lain.

4. Ciptakan kebingunan yang sehat. Sesuatu yang terstruktur memiliki keuntungan, begitu pula sesuatu yang berantakan atau yang disebut oleh Swartz dengan kebingungan yang sehat. Ia mengatakan bahwa ketika bekerja dengan para desainer, sebenarnya akan lebih produktif jika membuat mereka tetap sibuk dengan multi proyek pada satu waktu.

“Ketika Anda berada dalam kondisi kebingungan yang sehat, Anda akan menyelesaikan banyak pekerjaan. Anda belajar bagaimana mengaturnya. Penting memiliki banyak kegiatan – bukan untuk membuat Anda kelelahan tapi untuk memberikan waktu bagi otak Anda untuk fokus pada hal lain,” ujar Swartz.

5. Buat mereka tetap produktif. Talenta kreatif hidup untuk menciptakan sesuatu. Ketika mereka tidak menciptakan sesuatu, mereka tidak bahagia, cenderung untuk pindah. Bahkan lebih buruk lagi mereka jadi tidak terinspirasi. Fry mengatakan caranya yaitu dengan mendorong orang-orang untuk membuat lapangan pekerjaan untuk para talenta kreatif supaya mereka tidak kehilangan perspektif dan tetap ingat mengapa mereka di sini.
Selamat mencoba tips di atas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar