Senin, 17 Juni 2013

5 Karakter Corporate Brand Ambassador yang Ideal

brand ambassador 5 Karakter Corporate Brand Ambassador yang Ideal
Kompetisi antar brand yang menyasar segmen pasar khusus semakin ketat dan menantang. Jika tim manajemen brand tidak mampu mengatasi tantangan ini dengan tepat, bukan suatu yang mustahil brand akan kehilangan posisinya di pasar. Solusi jamak untuk mengatasi hal ini adalah dengan memanfaatkan brand persona, sebab brand itu ibarat seseorang yang memiliki kepribadiannya sendiri yang berbeda.
Contohnya David Beckham dan Tiger Woods yang digunakan oleh brand olahraga. Nama mereka sebagai tokoh olahraga yang berprestasi dan kepopuleran yang melekat membawa pengaruh baik pada brand yang dipromosikan. Orang-orang akan lebih mudah percaya pada brand-brand itu. Namun muncul pertanyaan apakah harus seorang selebriti yang menjadi brand ambassador? Tentu saja tidak. Orang-orang biasa pun bisa didaulat menjadi brand ambassador asalkan memiliki lima karakter berikut:
1. Berpengetahuan dan inovatif dalam memasarkan brand
Menjadi seorang brand ambassador artinya seseorang secara otomatis adalah representatif marketing untuk perusahaan itu. Tapi bukan berarti dia harus memiliki gelar di bidang marketing. Dia hanya perlu memahami pasar dan ide ringkas dari peran yang dia mainkan. Peran dia pun tidak hanya sekadar tampil di depan umum, tapi semestinya terlibat dalam memberikan saran-saran yang berguna untuk lebih mendekatkan diri kepada custumer sekaligus meningkatkan nilai dari dirinya sebagai brand ambassador.
2. Mampu berbicara secara profesional
Pastikan brand ambassador yang akan dilibatkan tergolong orang yang secara proaktif memulai percakapan. Dia harus merasa nyaman terlibat dalam diskusi yang sehat dan bisa tetap bersikap baik saat menghadapi orang-orang yang rumit. Ini penting karena dia pasti akan terjun dalam program promosi dan kampanye yang di mana dia akan berhubungan dengan banyak macam orang. Memiliki pengetahuan akan industri produk terkait brand yang dia wakili akan lebih baik. Sehingga dia tidak akan kesulitan menjadi suara untuk brand dia wakili. Bukan sekadar berdiri, duduk dan tersenyum membelakangi backdrop brand. Modal pengetahuan ini cukup penting, sebab fungsi kehadiran brand ambassador adalah membangun koneksi antara produk dan audiensi melalui image-nya. Audiensi akan lebih menghargai bila si brand ambassador memiliki sedikit otak ketimbang tidak ada sama sekali.
3. Memimpin
Tujuan utama seorang brand ambassador adalah mampu mencakup nilai-nilai, karakter dan image keseluruhan yang inheren dengan brand. Dia perlu meramu pemikiran-pemikiran yang terasosiasi dengan rasa kepemilikan produk. Dengan begini, dia akan menuntun customer untuk tidak hanya membeli produk tapi juga menimbulkan pemuasan diri yang terkait dengan rasa memiliki produk.
4. Memiliki sifat membangun hubungan
Berbicara untuk brand adalah satu hal, membangun hubungan yang solid adalah hal lain, tapi yang kedua justru lebih penting. Ada kalanya brand ambassador harus bertatap muka dengan target audiensi. Oleh sebab itu akan lebih baik seorang ambassador telah memiliki pengalaman pribadi denan produk yang dia wakili. Dengan begini akan lebih mudah bagi si ambassador mengisi pembicaraan dengan audiensi dan memastikan apakah customer senang dan terpengaruh secara positif.
5. Cakap teknologi
Minimal dia harus tahu tren-tren terkini yang orang-orang kenal, khususnya target pasar yang dituju. Saat ini orang-orang sangat terhubung dengan social media. Karena itu, ambassador yang mewakili brand tidak hanya bisa membuka komputer tapi juga punya kesukaan dengan perangkat social media untuk mengampanyekan brand yang bisa meningkatkan trafik menuju website brand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar