Permintaan akan ikan konsumsi tampaknya terus mengalami peningkatan
tahun-tahun ini. Volume ekspor ikan segar dan olahannya pun terus
mengalami pertambahan. Oleh sebab itu, berwirausaha dalam budidaya
perikanan cukup menjanjikan. Namun sayangnya, keterbatasan lahan untuk
pembuatan kolam menjadi salah satu faktor kendala dalam usaha
pembudidayaan ikan, khususnya di darat. Dan akhirnya hanya para pemilik
lahan luas saja yang bisa berkembang dan menghasilkan profit melimpah.
Tak mau terpaku pada kenyataan tersebut, beberapa wirausahawan menggali
peluang dengan menjadi penyokong kebutuhan pakan bagi para petani ikan.
Dan salah satu usaha yang banyak dilirik saat ini adalah beternak cacing
sutra sebagai pakan bergizi bagi ikan-ikan piaraan. Budidaya cacing
sutra merupakan peluang usaha yang cukup potensial mendatangkan
keuntungan besar, terutama di wilayah-wilayah yang banyak terdapat
usaha budidaya ikan. Bagaimanakah cara budidaya cacing sutra ini?
Berikut sekilas ulasannya!
Mengenal Cacing Sutra
Cacing Sutra yang dalam bahasa ilmiahnya disebut dengan Tubifex sp
adalah jenis cacing kecil yang habitatnya di daerah air tawar dengan
tubuh beruas-ruas, sehingga termasuk keluarga Nematoda. Cacing Sutra
dikenal juga dengan nama cacing rambut atau cacing darah. Dengan panjang
tubuh hanya sekitar 1-3 cm dan tubuh dibalut warna merah menjadikan
binatang ini cukup menggelikan bagi sebagian orang, khususnya kaum
wanita. Namun bagi ikan piaraan, cacing sutra merupakan jenis
makanan alami yang sangat bergizi, sehingga berperan bagus bagi
pertumbuhan ikan. Cacing Sutera merupakan jenis binatang yang berkelamin
ganda (hermaprodit) dengan proses perkembangbiakan secara bertelur.
Daur hidup cacing ini mulai dari telur hingga menjadi dewasa dan
bertelur sekitar 50-60 hari.
Memulai Usaha Budidaya Cacing Sutra
Bibit cacing sutera biasanya diperoleh dengan cara mengambil langsung di
alam, seperti selokan dan kolam-kolam tanah atau membeli di toko-toko
pakan ikan. Media yang digunakan untuk budidaya cacing sutra umumnya
berupa kolam kubangan lumpur dengan ukuran 1mx2m atau 2mx4m dan
kedalaman 40-50cm. Kolam sebaiknya dilengkapi dengan alur sirkulasi air.
Kubangan tersebut kemudian diberi petak-petak kecil seukuran 20cm x
20cm dengan tinggi sekat 15 cm. Langkah selanjutnya adalah membuat
lumpur. Agar lumpur mengandung banyak nutrisi untuk kehidupan cacing
sutra maka harus diberi pupuk. Lahan (kubangan) diberi pupuk berupa
dedak halus atau ampas tahu
sebanyak 200gr per meter persegi atau bisa juga menggunakan pupuk
kandang (kotoran kering unggas) sebanyak 300gr setiap meter persegi.
Selanjutnya lahan direndam dengan air setinggi 5-7 cm selama empat hari.
Setelah itu tambahkan lumpur halus setinggi 5-7cm secara merata, lalu
alirkan air hingga ketinggian air 5 cm di atas lumpur. Biarkan
mengendap selama 1-2 hari. Kemudian pada kolam kubangan yang berukuran
1m x 2m diisi bibit cacing sutra sebanyak 1/2 liter. Tahap berikutnya
adalah pemeliharaan yang terdiri pemberian makanan berupa dedak halus
atau bahan organik lainnya yang dapat ditebarkan 2-3 hari sekali, dan
sirkulasi air minimal seminggu sekali. Panen cacing sutra dapat
dilakukan enam minggu setelah penebaran bibit, dan selanjutnya dipanen
setiap dua minggu.
Promosi Usaha
Untuk memasarkan hasil budidaya cacing sutra tersebut, anda harus
bekerja aktif menawarkan ke petani ikan dan juga para pengusaha pakan
ikan. Dengan ukuran kolam 3mx5m, anda bisa menghasilkan panen cacing
sebanyak 50-60 liter, dimana harga satu liter cacing sutra sekitar Rp
30.000,- sehingga sekali panen dapat beromzet 1,5 juta rupiah. Dalam
sebulan biasanya 2 kali panen, dan ini menjadikan penghasilan bruto per
bulan rata-rata sebesar 3 jutaan rupiah untuk 1 kolam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar