Kompetisi antar brand yang menyasar segmen pasar khusus semakin ketat
dan menantang. Jika tim manajemen brand tidak mampu mengatasi tantangan
ini dengan tepat, bukan suatu yang mustahil brand akan kehilangan
posisinya di pasar. Solusi jamak untuk mengatasi hal ini adalah dengan
memanfaatkan brand persona, sebab brand itu ibarat seseorang yang
memiliki kepribadiannya sendiri yang berbeda.
Contohnya David Beckham dan Tiger Woods yang digunakan oleh brand
olahraga. Nama mereka sebagai tokoh olahraga yang berprestasi dan
kepopuleran yang melekat membawa pengaruh baik pada brand yang
dipromosikan. Orang-orang akan lebih mudah percaya pada brand-brand itu.
Namun muncul pertanyaan apakah harus seorang selebriti yang menjadi
brand ambassador? Tentu saja tidak. Orang-orang biasa pun bisa didaulat
menjadi brand ambassador asalkan memiliki lima karakter berikut:
1. Berpengetahuan dan inovatif dalam memasarkan brand
Menjadi seorang brand ambassador artinya seseorang secara otomatis
adalah representatif marketing untuk perusahaan itu. Tapi bukan berarti
dia harus memiliki gelar di bidang marketing. Dia hanya perlu memahami
pasar dan ide ringkas dari peran yang dia mainkan. Peran dia pun tidak
hanya sekadar tampil di depan umum, tapi semestinya terlibat dalam
memberikan saran-saran yang berguna untuk lebih mendekatkan diri kepada
custumer sekaligus meningkatkan nilai dari dirinya sebagai brand
ambassador.
2. Mampu berbicara secara profesional
Pastikan brand ambassador yang akan dilibatkan tergolong orang yang
secara proaktif memulai percakapan. Dia harus merasa nyaman terlibat
dalam diskusi yang sehat dan bisa tetap bersikap baik saat menghadapi
orang-orang yang rumit. Ini penting karena dia pasti akan terjun dalam
program promosi dan kampanye yang di mana dia akan berhubungan dengan
banyak macam orang. Memiliki pengetahuan akan industri produk terkait
brand yang dia wakili akan lebih baik. Sehingga dia tidak akan kesulitan
menjadi suara untuk brand dia wakili. Bukan sekadar berdiri, duduk dan
tersenyum membelakangi backdrop brand. Modal pengetahuan ini
cukup penting, sebab fungsi kehadiran brand ambassador adalah membangun
koneksi antara produk dan audiensi melalui image-nya. Audiensi akan lebih menghargai bila si brand ambassador memiliki sedikit otak ketimbang tidak ada sama sekali.
3. Memimpin
Tujuan utama seorang brand ambassador adalah mampu mencakup nilai-nilai, karakter dan image
keseluruhan yang inheren dengan brand. Dia perlu meramu
pemikiran-pemikiran yang terasosiasi dengan rasa kepemilikan produk.
Dengan begini, dia akan menuntun customer untuk tidak hanya membeli
produk tapi juga menimbulkan pemuasan diri yang terkait dengan rasa
memiliki produk.
4. Memiliki sifat membangun hubungan
Berbicara untuk brand adalah satu hal, membangun hubungan yang solid
adalah hal lain, tapi yang kedua justru lebih penting. Ada kalanya brand
ambassador harus bertatap muka dengan target audiensi. Oleh sebab itu
akan lebih baik seorang ambassador telah memiliki pengalaman pribadi
denan produk yang dia wakili. Dengan begini akan lebih mudah bagi si
ambassador mengisi pembicaraan dengan audiensi dan memastikan apakah
customer senang dan terpengaruh secara positif.
5. Cakap teknologi
Minimal dia harus tahu tren-tren terkini yang orang-orang kenal,
khususnya target pasar yang dituju. Saat ini orang-orang sangat
terhubung dengan social media. Karena itu, ambassador yang mewakili
brand tidak hanya bisa membuka komputer tapi juga punya kesukaan dengan
perangkat social media untuk mengampanyekan brand yang bisa meningkatkan
trafik menuju website brand.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar