Marketing.co.id – Dalam kurun waktu 28 tahun, John Robert Powers Indonesia telah berkiprah dan menjadi salah satu pilihan bagi pribadi-pribadi yang ingin berkembang. Apa jurusnya?
Eksistensi dan kredibilitas John Robert Powers (JRP) di bisnis pendidikan, khususnya bidang pengembangan kepribadian, memang tak perlu diragukan lagi. Sebagai pionir sekolah kepribadian di Indonesia, JRP telah sukses mengembangkan potensi dan mengarahkan setiap siswanya pada jalur pengembangan pribadi dan karier yang memang merupakan bakat dan minat mereka.
President Director John Robert Powers Indonesia Andrew Ardianto mengatakan, selama ini JRP fokus pada pengembangan kepribadian dan keterampilan berkomunikasi.
Dari pengembangan kepribadian ini banyak aspek yang dapat dikembangkan secara internal, yakni bagaimana mengenal karakter diri dan memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri. Sedangkan secara eksternal mengembangkan kompetensi diri, seperti kemampuan bisnis dan talenta.
Mayoritas siswa JRP adalah mereka yang mencari dan menginginkan kemampuan tambahan dalam mengembangkan karier, seperti kemampuan presentasi, berbicara di depan umum, termasuk cara berkomunikasi dan negosiasi yang efektif terhadap orang lain. “Kedua aspek inilah yang menjadi kunci sukses membangun manusia yang berkarakter. Konsep pengembangan diri tidak identik dengan penampilan, tetapi pengembangan secara luas, baik secara fisik, moral, maupun intelektual,” jelas Andrew.
Ada dua program utama yang ditawarkan JRP berdasarkan segmen pasarnya, yakni program reguler yang bersifat individu. Siapa pun dimungkinkan mengikuti program ini dan bentuknya merupakan kelas publik. Sementara program lainnya menyasar korporat, mulai dari perusahaan swasta, BUMN, bahkan sampai lembaga pemerintah.
Segmentasi demografi konsumen yang dibidik JRP sangat luas. Berdasarkan pendidikan, mulai dari SD, bahkan mereka yang belum masuk SD pun bisa ikut, asalkan dapat baca dan tulis, karena JRP memiliki program anak-anak, remaja, dan dewasa. Sementara dari sisi SES, JRP sebagai lembaga waralaba asing tentunya membidik pasar menengah ke atas.
Dalam proses belajar dan mengajar, JRP memprioritaskan bahasa utama dalam bahasa Indonesia. Tapi bagi konsumen yang menginginkan bahasa asing, JRP tetap akan mengakomodir kebutuhan mereka. Pasalnya, JRP memiliki ratusan tenaga pengajar yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan kompetensi dan keahlian di bidang yang berbeda-beda.
Tak dipungkiri Andrew, JRP memang tak pernah memberi jaminan akan perubahan sikap seseorang. Keberhasilannya ditentukan oleh bagaimana siswa mempraktikkan setiap arahan yang diberikan JRP dalam kebiasaan sehari-hari.
Mengenai siswa yang mengambil Life Time Program, ia juga mengatakan, mereka tak perlu khawatir. Selagi sekolah JRP berdiri, semua siswa Life Time Program memiliki kesempatan untuk terus mengikuti program-program yang disiapkan.
Saat ini JRP Indonesia sudah memiliki 7 kantor cabang di 6 kota, meliputi Jakarta, Tangerang, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Makassar. Kendati bersifat waralaba, JRP dikelola di bawah kendali satu manajemen yang lisensinya dipegang oleh Indayati Oetomo. Tujuannya menjaga agar lembaga ini tetap memiliki visi dan passion yang sama.
Strategi pemasaran sendiri dilakukan di setiap area. Setiap cabang diberi tanggung jawab untuk memasarkan di wilayah-wilayah operasional. Misalkan, cabang Makassar dan Denpasar diberi kewenangan untuk merangkul konsumen di area Indonesia bagian timur. Strategi promosi dilakukan baik melalui ATL dengan beriklan di televisi, maupun media cetak. Sementara di ranah BTL dilakukan kegiatan seminar publik dan pameran.
Menyoal pertumbuhan bisnis JRP, Andrew mengungkapkan, lembaga yang ditukanginya mampu bertumbuh secara baik dengan rata-rata 20% per tahun dan mampu berkontribusi sekitar 35%–40% dari total bisnis JRP di Asia-Pasifik.
Diprediksi menjelang pesta demokrasi 2014, pertumbuhan akan semakin meningkat mencapai sekitar 25% mengingat banyak politisi atau calon legislatif di Indonesia yang membutuhkan pengembangan diri.
“Kami membuka kelas-kelas kepribadian khusus bagi para politikus. Nantinya mereka akan diajarkan berbagai ilmu tentang bagaimana menjadi pemimpin berwawasan, beretika, dan mampu menyampaikan pendapat yang sesuai dengan norma-norma,” papar Andrew yang menjabat juga sebagai Curriculum Director JRP.
Sukses menjadi sekolah kepribadian terkemuka tidak membuat JRP berpuas diri. Beragam strategi telah dipersiapkan untuk berbenah dan menjawab tantangan di masa datang. Apalagi bisnis sekolah kepribadian tergolong bisnis intangible, karena tidak ada jaminan dalam perubahan diri.
Alhasil, JRP perlu melakukan personal approach guna membuka mental para siswa, tentunya juga harus menjaga relevansi antara materi-materi pengembangan kepribadian dan komunikasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Foto : Istimewa
Bagi yang mau tanya tanya program Sekolah Kepribadian John Robert Powers, bisa hubungi MARIA di 0878 2397 7950.
BalasHapusTerima kasih.