Menjadi
pengusaha UKM memiliki tantangan tersendiri sekaligus keuntungan yang
tidak dimiliki oleh perusahaan besar, salah satunya dari segi inovasi.
Cerita kesuksesan inovasi hampir sama yaitu dimulai dengan sebuah ide
cemerlang yang didukung oleh inovator yang memiliki visi serta komitmen
kuat dan hal-hal baik lainnya datang menyusul.
Namun alasan kegagalan inovasi sering kali terjadi pada ide-ide yang cemerlang. Kegagalan tersebut sungguh terjadi terutama dalam inovasi model bisnis – ketika ide baru bukanlah sebuah produk, layanan, atau teknologi tapi cara berbeda dalam melibatkan diri dengan pelanggan dan mendapatkan revenue dari mereka.
Dalam riset pada inovasi model bisnis, Karan Girotra dan Serguei Netessine, profesor di sekolah bisnis Insead, mengidentifikasi tiga permasalahan umum perusahaan besar dalam mengeksekusi atau meluncurkan sebuah model bisnis baru.
Kurangnya perhatian dan dukungan dari top management. Tak seperti inovasi lainnya, mengimplementasikan sebuah inovasi model bisnis membutuhkan perubahan yang memengaruhi banyak bagian dari perusahaan. Meskipun Departemen R&D bisa mendukung dan mendorong sebuah teknlogi atau produk baru, tapi meluncurkan sebuah inovasi model bisnis membutuhkan dukungan langsung dari top management.
Dukungan yang kurang dari top management bisa mengakibatkan sebuah proyek baru mati di tengah jalan. Ini yang terjadi pada sebuah perusahaan keuangan yang diteliti oleh Girotra dan Netessine. Mereka mengembangkan selusin ide inovasi baru dengan para manajer di perusahaan, tapi dewan perusahaan tidak pernah meluangkan waktu dan energi untuk terlibat dengan proyek tersebut meskipun mereka antusias.
Enggan bereksperimen. Ide bisnis tetaplah merupakan sebuah ide meskipun cemerlang. Untuk membutikan sebuah ide bisa bernilai ekonomi haruslah melalui serangkaian eksperimen. Sayangnya, perusahaan yang sudah mapan umumnya enggan bereksperimen.
Eksperimen membutuhkan dana yang tidak sedikit. Umumnya semakin besar perusahaan, semakin enggan mereka mengambil risiko untuk bereksperimen.
Melakukan kesalahan fatal. Meskipun perusahaan sudah melakukan eksperimen dengan sebuah model bisnis baru, tapi sering kali mereka gagal menerjemahkan hasil eksperimen dengan benar dan gagal menyesuaikan rencana implementasi yang pas. Bisa juga sebuah eksperimen yang sukses belum tentu menguji aspek yang terpenting dari model bisnis tersebut dan itu adalah kesalahan fatal.
Hal ini terjadi pada perusahaan Better Place yang berjanji merevolusi mobil listrik yang dilengkapi dengan switchable batteries. Selama eksperimen model bisnis di Tokyo, Better Place mengganti taksi biasa dengan mobil berdaya baterai elektrik milik mereka dalam rangka mendemonstrasikan viabilitas model bisnis stasiun penggantian batere. Eksperimen tersebut sukses tapi perusahaan itu kemudian bangkrut.
Mengapa? Karena yang didemonstrasikan oleh eksperimen itu hanyalah stasiun penggantian baterai yang bekerja dengan baik, bukan mendemonstrasikan keinginan konsumen untuk membeli mobil semacam itu.
Inovasi model bisnis adalah pendorong nilai yang lebih kuat dan meyakinkan untuk sukses daripada inovasi teknologi, produk atau layanan. Perusahaan besar memiliki sumber daya dan kemampuan untuk menciptakan serta mengeksploitasi inovasi model bisnis pada skala yang besar. Tapi tingkat kegagalan sangat tinggi karena banyak dari perusahaan besar tidak menunjukkan cukup komitmen dan fleksibilitas dalam cara mereka mengembangkannya.
Namun alasan kegagalan inovasi sering kali terjadi pada ide-ide yang cemerlang. Kegagalan tersebut sungguh terjadi terutama dalam inovasi model bisnis – ketika ide baru bukanlah sebuah produk, layanan, atau teknologi tapi cara berbeda dalam melibatkan diri dengan pelanggan dan mendapatkan revenue dari mereka.
Dalam riset pada inovasi model bisnis, Karan Girotra dan Serguei Netessine, profesor di sekolah bisnis Insead, mengidentifikasi tiga permasalahan umum perusahaan besar dalam mengeksekusi atau meluncurkan sebuah model bisnis baru.
Kurangnya perhatian dan dukungan dari top management. Tak seperti inovasi lainnya, mengimplementasikan sebuah inovasi model bisnis membutuhkan perubahan yang memengaruhi banyak bagian dari perusahaan. Meskipun Departemen R&D bisa mendukung dan mendorong sebuah teknlogi atau produk baru, tapi meluncurkan sebuah inovasi model bisnis membutuhkan dukungan langsung dari top management.
Dukungan yang kurang dari top management bisa mengakibatkan sebuah proyek baru mati di tengah jalan. Ini yang terjadi pada sebuah perusahaan keuangan yang diteliti oleh Girotra dan Netessine. Mereka mengembangkan selusin ide inovasi baru dengan para manajer di perusahaan, tapi dewan perusahaan tidak pernah meluangkan waktu dan energi untuk terlibat dengan proyek tersebut meskipun mereka antusias.
Enggan bereksperimen. Ide bisnis tetaplah merupakan sebuah ide meskipun cemerlang. Untuk membutikan sebuah ide bisa bernilai ekonomi haruslah melalui serangkaian eksperimen. Sayangnya, perusahaan yang sudah mapan umumnya enggan bereksperimen.
Eksperimen membutuhkan dana yang tidak sedikit. Umumnya semakin besar perusahaan, semakin enggan mereka mengambil risiko untuk bereksperimen.
Melakukan kesalahan fatal. Meskipun perusahaan sudah melakukan eksperimen dengan sebuah model bisnis baru, tapi sering kali mereka gagal menerjemahkan hasil eksperimen dengan benar dan gagal menyesuaikan rencana implementasi yang pas. Bisa juga sebuah eksperimen yang sukses belum tentu menguji aspek yang terpenting dari model bisnis tersebut dan itu adalah kesalahan fatal.
Hal ini terjadi pada perusahaan Better Place yang berjanji merevolusi mobil listrik yang dilengkapi dengan switchable batteries. Selama eksperimen model bisnis di Tokyo, Better Place mengganti taksi biasa dengan mobil berdaya baterai elektrik milik mereka dalam rangka mendemonstrasikan viabilitas model bisnis stasiun penggantian batere. Eksperimen tersebut sukses tapi perusahaan itu kemudian bangkrut.
Mengapa? Karena yang didemonstrasikan oleh eksperimen itu hanyalah stasiun penggantian baterai yang bekerja dengan baik, bukan mendemonstrasikan keinginan konsumen untuk membeli mobil semacam itu.
Inovasi model bisnis adalah pendorong nilai yang lebih kuat dan meyakinkan untuk sukses daripada inovasi teknologi, produk atau layanan. Perusahaan besar memiliki sumber daya dan kemampuan untuk menciptakan serta mengeksploitasi inovasi model bisnis pada skala yang besar. Tapi tingkat kegagalan sangat tinggi karena banyak dari perusahaan besar tidak menunjukkan cukup komitmen dan fleksibilitas dalam cara mereka mengembangkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar