Menjalankan
usaha tidaklah mudah. Rata-rata pengusaha hanya bisa bertahan kurang
dari tiga tahun. Mereka memiliki terlalu banyak ide, sedikit fokus dan
terlalu sedikit dana. Ketiganya adalah campuran potensial yang bisa
membunuh mimpi terindah.
Kita bisa sangat memahami apabila sebuah UKM atau startup gagal di tengah jalan mengingat mereka mungkin dikelola oleh orang-orang yang belum berpengalaman, minim pendidikan atau tak memiliki ketajaman visi bisnis. Tapi, bagaimana bila kegagalan terjadi pada bisnis yang sudah mapan dan besar? Bagaimana mungkin itu terjadi?
Ini tiga kesalahan-kesalahan yang menyebabkan bisnis besar mati.
Mandeg inovasi. Sering kali perusahaan besar menjadi begitu hebat dalam mencegah risiko sampai mereka lupa bagaimana memunculkan ide-ide baru. Mereka memeras setiap peser keuntungan, setiap detik efisiensi dan setiap tetes keringat. Mereka berbaris untuk mengalahkan laporan kuartal demi memenuhi ekspektasi. Tapi, pada akhirnya tak ada yang dihasilkan. Perusahaan besar fokusnya bagus pada masa kini, tapi sering kali kurang mampu berinovasi untuk masa depan. Masih ingat kasus yang menimpa Kodak, atau produsen handphone Siemens? Mereka berjaya pada masanya, namun kini terpuruk di antara pemain-pemain lainnya.
Fokus pada “apa” bukan “siapa”. Perusahaan besar hanya fokus pada produk dan distributornya (“apa”) sehingga kehilangan pandangan tentang kebutuhan basis pelanggan yang berubah secara dramatis (“siapa”). Misalnya, perusahaan, farmasi, dan pendidikan sering kali terlalu mendengarkan agen mereka, dokter dan profesor. Padahal inovasi bermula dari konsumen akhir mereka. Perusahaan yang paling memahami dan bisa mengantisipasi perubahan kebutuhan konsumen, mereka yang menang.
Kultur Takut. Tanah Anda kaya dan subur atau keras dan kering? Kita hidup di dunia di mana perubahan datang dengan semakin cepat. Ide-ide kreatif yang memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan sangatlah penting. Tapi, benih-benih ide tak akan tumbuh di dalam sebuah perusahaan kecuali perusahaan itu memiliki kultur yang kaya dan siap. Ketakutan adalah musuh kereativitas. Ide-ide terbaik tak akan tumbuh apabila kultur perusahaan tentang bagaimana menyambut perubahan tanpa ketakutan tak terbentuk.
Ironisnya adalah perusahaan besar sangat membutuhkan pengusaha yang powerful untuk mengarahkan mereka pada kultur yang penuh passion, tak kenal takut, fokus pada konsumen dan kecepatan.
Sumber: Forbes | Editor: Wachid Fz | Foto: …
Kita bisa sangat memahami apabila sebuah UKM atau startup gagal di tengah jalan mengingat mereka mungkin dikelola oleh orang-orang yang belum berpengalaman, minim pendidikan atau tak memiliki ketajaman visi bisnis. Tapi, bagaimana bila kegagalan terjadi pada bisnis yang sudah mapan dan besar? Bagaimana mungkin itu terjadi?
Ini tiga kesalahan-kesalahan yang menyebabkan bisnis besar mati.
Mandeg inovasi. Sering kali perusahaan besar menjadi begitu hebat dalam mencegah risiko sampai mereka lupa bagaimana memunculkan ide-ide baru. Mereka memeras setiap peser keuntungan, setiap detik efisiensi dan setiap tetes keringat. Mereka berbaris untuk mengalahkan laporan kuartal demi memenuhi ekspektasi. Tapi, pada akhirnya tak ada yang dihasilkan. Perusahaan besar fokusnya bagus pada masa kini, tapi sering kali kurang mampu berinovasi untuk masa depan. Masih ingat kasus yang menimpa Kodak, atau produsen handphone Siemens? Mereka berjaya pada masanya, namun kini terpuruk di antara pemain-pemain lainnya.
Fokus pada “apa” bukan “siapa”. Perusahaan besar hanya fokus pada produk dan distributornya (“apa”) sehingga kehilangan pandangan tentang kebutuhan basis pelanggan yang berubah secara dramatis (“siapa”). Misalnya, perusahaan, farmasi, dan pendidikan sering kali terlalu mendengarkan agen mereka, dokter dan profesor. Padahal inovasi bermula dari konsumen akhir mereka. Perusahaan yang paling memahami dan bisa mengantisipasi perubahan kebutuhan konsumen, mereka yang menang.
Kultur Takut. Tanah Anda kaya dan subur atau keras dan kering? Kita hidup di dunia di mana perubahan datang dengan semakin cepat. Ide-ide kreatif yang memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan sangatlah penting. Tapi, benih-benih ide tak akan tumbuh di dalam sebuah perusahaan kecuali perusahaan itu memiliki kultur yang kaya dan siap. Ketakutan adalah musuh kereativitas. Ide-ide terbaik tak akan tumbuh apabila kultur perusahaan tentang bagaimana menyambut perubahan tanpa ketakutan tak terbentuk.
Ironisnya adalah perusahaan besar sangat membutuhkan pengusaha yang powerful untuk mengarahkan mereka pada kultur yang penuh passion, tak kenal takut, fokus pada konsumen dan kecepatan.
Sumber: Forbes | Editor: Wachid Fz | Foto: …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar