Rabu, 04 Juni 2014

Lucky Bird

Saya benar-benar tidak menyukai bermain game yang harus kembali ke titik awal lagi ketika gagal di tengah jalan. Permainan ini benar-benar menguji kesabaran dan daya tahan kita. Flappy Bird benar-benar mengesalkan.
Permainan ini benar-benar tidak memberi pilihan hidup. Nyawa Anda dipatok cuma satu, tidak ada nyawa cadangan. Begitu burung yang Anda mainkan membentur sesuatu langsung mati dan harus dimulai kembali dari awal.
Permainan ini memang didesain untuk suasana santai. Sambil menunggu sesuatu, bolehlah Anda bermain sebentar untuk menghilangkan stres. Dibuat dengan kualitas grafis yang sederhana memang membuat permainan ini terasa tidak ruwet.
Berbeda dengan game action yang selalu menampilkan grafik yang bagus dan canggih sehingga membuat Anda terlibat secara emosi di dalamnya dan kemudian kecanduan untuk terus memainkannya.
Flappy Bird dibuat oleh seorang pemuda dari Hanoi, Vietnam, bernama Don Nguyen. Banyak yang mengkritik game ini karena seperti melakukan plagiat dari game-game lain.
Kalau Anda melihat bentuk pipa-pipa besar yang dilewati oleh sang burung, Anda akan teringat game Mario Bross di tahun 1980-an.
Namun, kritik-kritik tersebut tidak menghalangi popularitas mobile game ini. Di tahun 2014 game tersebut sudah diunduh 60 juta kali dan memberikan pendapatan iklan sampai US$ 50.000 per hari.
Game ini kemudian menjadi game paling populer dan paling bikin kecanduan seperti halnya Candy Crush dan Angry Birds.
Sayangnya memang bukan sekadar bikin kecanduan, namun game ini justru mengakibatkan tingkat stres yang tinggi. Masa-masa rileks Anda dengan game ini sebenarnya terjadi hanya di awal-awal.
Satu-dua kali gagal masih bisa diterima secara santai oleh Anda. Namun, kalau berkali-kali bisa membuat emosi Anda memuncak. Hal ini sempat saya rasakan sendiri, dan mungkin juga dengan Anda. Tak mengherankan jika ada yang sampai melempar ponsel mereka karena gagal.
PrintNguyen mungkin merupakan sebagian dari kisah marketing yang sukses tanpa kita bisa memahami banyak mengapa dia bisa sukses dengan game ini. Mungkin dia termasuk marketer yang sukses bermodalkan keberuntungan.
Game ini seperti hanya mencomot karakter dari sana-sini. Grafisnya masih terlihat kasar, tidak seperti game-game sekarang yang memiliki kualitas grafis yang demikian halus.
Tidak banyak variasi tantangan yang ada. Tugas Anda hanya satu, jangan sampai burung tersebut membentur sesuatu dan jatuh.
Ada banyak hal yang sering kali tidak mudah dijelaskan, kenapa sebuah produk yang memiliki kualitas biasa saja tiba-tiba melejit dan menjadi tenar.
Namun, dunia maya memungkinkan hal tersebut terjadi. Keburukan dan kesederhanaan Anda terkadang memberikan berkat buat Anda. Justru hal-hal ini mampu menarik perhatian orang-orang yang punya aktivitas tinggi di media sosial.
Mereka ini adalah orang yang senang mengeksplor sesuatu yang baru di dunia maya. Selalu ada saja hal yang menarik perhatian mereka untuk disebarkan dari mulut ke mulut. Merekalah sebenarnya yang memberikan ruang bagi Flappy Bird untuk bisa sukses.
Flappy Bird adalah game dengan penilaian hanya 52 dari 7 review yang pernah dilakukan. Game ini sulit, bikin frustasi, dan sangat membosankan. Nguyen sendiri mendapat tekanan dari sana-sini, terutama masalah hak cipta atas berbagai ide game yang diambil olehnya.
Namun, pasar tidak peduli hal tersebut. Dalam beberapa bulan Nguyen menjadi salah satu orang lagi yang beruntung dan kaya mendadak dari internet.
Namun, kepopuleran game ini justru membuatnya sulit tidur. Dia membayangkan ada jutaan orang di luar sana yang frustasi dan emosi gara-gara game buatannya.
Pada 8 Februari 2014 dia mengumumkan untuk menarik game tersebut dari peredaran. Flappy Bird terbang keluar dari peredaran mobile game saat mencapai puncaknya, di mana masih ada jutaan dolar lagi yang bisa diraih oleh Nguyen.
Dalam sebuah interview dengan Forbes, Nguyen menyatakan bahwa dia menarik game tersebut karena melihat bahwa game buatannya membuat kecanduan.
Game ini dibuat untuk dimainkan hanya beberapa menit untuk sekadar relaksasi. Namun, ketika game ini sudah menciptakan kecanduan, maka game ini sudah menjadi problem,” demikian kata Nguyen.
Sebuah pelajaran moral bagi para marketer. Sering kali, godaan untuk meraih uang lebih besar ketimbang memerhatikan efek negatif dari produk Anda.
Nguyen merasa dia hanyalah segelintir orang yang merasakan keberuntungan karena dunia maya. Jangan sampai keberuntungan yang dia peroleh menyebabkan masalah bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar