Kamis, 05 Juni 2014

3 Cara untuk Ciptakan Budaya Inovasi

Sebuah bisnis bisa berkembang bila ia terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Ketika permintaan pelanggan dan teknologi berubah, maka bisnis pun harus aktif mengikutinya.
Hal ini membuat inovasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kelangsungan hidup bisnis. Nah, agar dapat melakukan inovasi yang berkelanjutan dibutuhan budaya inovasi. Di tengah kompetisi pasar yang kian ketat, hal tersebut menjadi hal yang sangat esensial untuk ditumbuhkan dalam setiap bisnis.
Kita memang tidak dapat memaksakan sebuah kreativitas. Namun, beberapa perubahan kecil mungkin dapat mengubah budaya perusahaan menjadi lebih kondusif untuk merangsang munculnya berbagai inovasi.
Berikut ini ada tiga hal yang mungkin dapat dilakukan untuk menumbuhkan budaya inovasi di perusahaan Anda:
1. Mengumpulkan Berbagai Bakat Karyawan
Langkah pertama dalam menciptakan budaya inovasi adalah dengan menempatkan karyawan yang tepat di posisi yang tepat. Di samping itu, Anda juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang merangkul konsep keragaman.
Keragaman sering diartikan sempit sebatas ras dan gender. Padahal konsep ini sangatlah luas, melebihi masalah ras dan gender. Keragaman di sini adalah mempekerjakan karyawan dari berbagai latar belakang. Minat yang berbeda, personalitas yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, hingga riwayat kerja dari berbagai industri.
Keragaman ini akan menciptakan dinamika yang baik bagi perusahaan. Bayangkan bila semua karyawan melihat bisnis Anda dari kacamata yang sama. Anda mungkin akan terjebak dalam status quo. Itu sebabnya, carilah karyawan yang dapat memberikan perpektif baru bagi bisnis, target pasar, dan target audiens Anda.
2. Beri Ruang yang Cukup untuk Kreativitas
Ketika Anda telah memiliki karyawan-karyawan yang beragam, beri mereka ruang untuk mengembangkan kreativitas. Google adalah perusahaan yang memberikan ruang cukup lebar bagi karyawannya untuk mengembangkan kreativitas mereka. Karyawan Google memiliki waktu untuk bekerja secara personal yang tidak terkait langsung dengan tugas-tugas harian mereka.
Tentu tidak semua perusahaan dapat memberi ruang seluas yang Google berikan kepada karyawannya. Namun, kita selalu bisa mencari celah untuk itu. Misalnya dengan memberikan waktu khusus di hari-hari tertentu agar karyawan dapat mengeksplorasi ide-ide baru. Nah, untuk itu bersikap fleksibel menjadi sebuah hal yang esensial.
Bagaimana sih ruang kreatif itu? Bentuknya bisa bermacam-macam. Misalnya saja bila seorang karyawan dapat lebih kreatif ketika ia bekerja di taman, maka berikanlah waktu agar ia dapat melakukannya. Kalau itu sudah dilakukan, ciptakan cara agar para karyawan dapat membagi idenya dan berkolaborasi dengan yang lain.
3. Berikan Toleransi untuk Kesalahan
Pemilik bisnis tentu tidak ingin membuang waktu dan biaya untuk sebuah inisiatif yang tidak menguntungkan. Masalahnya, kegagalan adalah bagian integral dari inovasi. The Smithsonian mencatat bahwa Edison bereksperimen dengan 1.600 material sebelum akhirnya menemukan bahan yang tepat untuk bola lampu temuannya.
Karyawan Anda akan merasa nyaman dalam mengembangkan ide bila mereka tahu bahwa Anda tidak mengharapkan setiap inovasi akan berhasil. Jika merasa terancam akan menerima kemarahan Anda untuk tiap inovasi yang gagal, percayalah mereka tidak akan mau mengambil risiko untuk mengeksplorasi ide-ide baru.
Namun, itu bukan berarti Anda melakukannya tanpa kontrol. Carilah jalan untuk menguji dan mengukur keberhasilan tiap ide sebelum mengerahkan energi penuh untuk menjalankannya.
Jaga agar komunikasi berjalan dengan baik antara Anda dan karyawan. Biarkan mereka tahu bahwa Anda menghargai tiap usaha yang dilakukan, bahkan ketika hal tersebut mengalami kegagalan. 
Menciptakan budaya inovasi dalam perusahaan sebenarnya tidak sesulit dan serumit yang dibayangkan. Anda hanya perlu mengubah harapan dan mendukung penuh karyawan dalam mengeksplorasi ide-ide baru. Selamat mencoba! (www.smallbusinesscomputing.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar