Selasa, 08 Januari 2013

The 3rd Generation of Branding: Membangun Merek yang Kuat di Dunia Tanpa Batas

Brand atau merek bukanlah sesuatu yang statis. Esensi sebuah merek terus berubah mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan konsumen. Itu sebabnya para pemilik harus peka mengamati kedua hal tersebut.

Ketika konsep merek pertama kali lahir, merek tak lebih dari sebuah simbol dan merek dagang. Para marketer menggunakannya hanya sebatas identitas dan bagian dari alat komunikasi.

Namun, seiring berjalannya waktu merek pun mengalami perubahan. Merek generasi kedua lahir di tengah iklim korporasi modern. Saat ini merek tak lagi sekadar simbol yang mewakili sebuah produk. Merek telah ber-evolusi menjadi serangkaian nilai ekuitas.

Kini, ada serangkaian nilai yang terkandung dalam sebuah merek.  Nilai-nilai tersebut menjadikan sebuah merek alat untuk meningkatkan awareness, image, dan loyalitas pelanggan. Semakin tinggi nilai sebuah merek, akan semakin mudah memperoleh awareness serta loyalitas pelanggan. Dengan merek yang kuat, citra di mata pelanggan pun akan melekat kuat.

Serangkaian hal tersebut sangat berpengaruh kepada penjualan. Semakin tinggi nilai sebuah merek, semakin kuat ia dapat mendorong pelanggan melakukan pembelian. Hal tersebut karena ada serangkaian nilai yang diwakili oleh merek tersebut. Ada kebanggaan yang tidak bisa dinilai dengan materi. Bayangkan betapa kuatnya sebuah merek.

Selama bertahun-tahun kita mengenal merek dari generasi tersebut. Namun, waktu terus berjalan, dan evolusi merek tidak pernah berhenti. Tibalah kita pada evolusi merek ketiga. Merek generasi ketiga lahir di tengah konvergensi media.

Kehadiran teknologi digital telah pola komunikasi masyarakat. Dengan sendirinya peta media pun ikut berubah. Media digital, terutama media sosial telah melahirkan konsumen generasi baru. Mereka adalah konsumen yang memiliki kekuatan, tidak saja kekuatan untuk membeli, tapi juga kemampuan mengangkat (maupun menjatuhkan) sebuah merek.

Di saat yang sama, teknologi digital telah membuat dunia semakin tidak berbatas. Batas ruang dan waktu semakin mengabur. Kampanye yang kita lakukan di Indonesia misalnya, dapat dengan mudah dilihat oleh para konsumen di Inggris. Dengan adanya media sosial, komplain pelanggan terhadap merek tertentu dapat segera diketahui oleh pelanggan yang berada di Amerika Serikat.

Kondisi-kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pemilik merek. Dibutuhkan pendekatan dan strategi yang berbeda bagi merek dalam menghadapi perubahan tersebut.

Indonesia Brand Summit 2013 akan menyoroti hal ini. Dalam event yang akan digelar 21 Februari mendatang akan dibahas tentang berbagai strategi dan ide-ide segar yang dapat diimplementasikan dalam membangun merek yang kuat di tengah dunia yang semakin mengglobal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar