Kamis, 23 Mei 2013

The Fish Philosophy: Strategi Pemasaran Produk “From Zero to Hero

Pada mulanya tempat ini hanya sudut pasar ikan biasa seperti di belahan dunia lainnya. Bau amis, kumuh dan muram yang menjadi gambaran klasik pasar ikan, lekat dengan tempat yang disebut Pike Place Fish Market di Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Bill Constantine, pemilik kios-kios ikan saat itu (tahun 1965) dalam kondisi putus asa dan nyaris bangkrut. Usahanya berdagang ikan tidak banyak mendatangkan keuntungan hingga akhirnya ia terpaksa menjual murah kios yang dimilikinya dengan harga sekitar 10.000 USD kepada rekannya sesama pedagang ikan skala kecil, John Yokoyama. John membayarnya kios itu cara mencicil selama 4 tahun. Penawaran John diterima Bill dengan alasan sederhana: tak ada orang berminat membeli pasar ikan kumuh yang berdiri tahun 1930 tersebut.

Seperti pendahulunya, John Yokoyama yang berdagang ikan sejak tahun 1958 tak putus dirundung kerugian. Hal itu membuatnya depresi yang berujung pada sikap otoriter dalam menjalankan usahanya. Teriakan dan amarah John kepada para pembantunya menjadi warna keseharian kios meskipun itu tidak banyak membantu, John tetap merugi.

Nyaris putus asa, John bertemu seorang konsultan bisnis bernama Jim Berquist. Jim kemudian kiat pengembangan bisnis ikan kepada John dengan perjanjian sederhana, Jim harus menghasilkan keuntungan setara gajinya yang diterima atau dipecat. Mereka berdua dibantu para karyawan pasar lantas berembuk, menggali visi, komitmen dan peluang pengembangan pasar ikan mereka ke depan. Visi dan komitmen yang dikemudian hari terbukti menjadikan usaha mereka sukses.

Titik Balik

Momentum itu datang secara tak terduga. Pada sebuah pertemuan mencari visi dan slogan usaha, seorang staf melemparkan gagasan: Lets be the world famous. Slogan yang sederhana namun bombastis, menjadi World Famous, Terkenal di Dunia.  Usulan tersebut awalnya menjadi bahan tertawaan sampai di akhir pertemuan mereka menyadari bahwa tidak ada ide lain yang lebih baik kecuali mempunyai visi dan semangat untuk sukses, menjadi pasar ikan terkenal didunia.

Sejak saat itu, kios ikan John Yokoyama memasang slogan WORLD FAMOUS sebagai komitmen usaha. Slogan ini dilabelkan pada kemasan, plastik dan kertas pembungkus, serta leaflet promosi. Visi dan komitmen baru usaha juga dikomunikasikan secara intensif kepada para karyawan pasar agar dipahami dan dihayati bersama. John dan staf juga berusaha menjadikan lokasi kerja sebagai tempat yang menarik, menyenangkan, dan terbuka dengan dasar kebersamaan.  Mereka berusaha keras keluar dari anggapan umum citra pasar ikan yang (pada saat itu) kotor, bau dan pesimistis. Cara penjualan pun ber-revolusi. John dan pembantunya membuat suasana jual beli menjadi lebih menarik. Mereka tidak hanya bertindak sebagai penjual, tetapi juga pendengar, konsultan dan teman para konsumen. Atraksi untuk menarik dan memanjakan konsumen pun disediakan. Para staf penjualan bernyanyi, menyapa, berteriak, serta mengadakan kuis berhadiah bagi konsumen yang berminat membeli ataupun tidak.

Salah satu atraksi dalam menjual ikan yang paling ditunggu-tunggu konsumen adalah teknik melemparkan ikan yang ditunjukkan oleh para penjual ikan. Atraksi yang berlangsung riuh ini awalnya bertujuan mempercepat waktu penyerahan ikan antara staf penjualan dengan staf yang bertugas menyiangi ikan. Namun belakangan, konsumen menyukai atraksi itu dan membuat mereka menjadi pelanggan loyal. Tak hanya konsumen, atraksi ini di masa liburan mampu menarik perhatian ribuan turis mancanegara per harinya. Demi keamanan berbelanja dan mendramatisir suasana, pekerja di pasar ikan memasang tulisan besar: Caution: Low Flying Fish….!!


Kesuksesan Fish Philosphy

Dalam sebuah biografi, Yokoyama mengatakan “in order to create the possibility of success, you have to work from the future to the present''. Melaksanakan pekerjaan yang sekarang dengan landasan berpikir ke depan, menjanjikan kesuksesan. The Fish Philosophy menurut Yokoyama mempunyai empat kata kunci: play (kegembiraan), make their day (interaksi dengan konsumen), be there (memperhatikan kebutuhan konsumen) serta choose your attitude (aplikasi sikap yang tepat dalam bekerja). Ini dapat dicapai dengan dukungan, perhatian, kesejahteraan, pembagian keuntungan serta pelibatan karyawan dalam perumusan kemajuan perusahaan.

Setelah bekerja keras selama tiga tahun, perubahan yang digagas Jhon mulai membuahkan hasil di tahun 1990. Tak hanya penjualan ikan meningkat, konsepsi Jhon dalam merubah citra tempat usahanya menarik perhatian banyak orang termasuk media-media ternama di Amerika Serikat. Bahkan, dapat dikatakan, konsepsi Jhon Yakayama tentang manajemen perubahan ini kemudian lebih terkenal daripada usaha dagang ikannnya itu sendiri. Diawali dengan pembuatan film dokumenter berjudul FISH! yang berkisah jerih payah Jhon dan pekerjanya, Pike Place Fish Market dalam waktu singkat menjadi ikon baru kota Seattle.

CNN tahun 1991 menobatkan pasar ikan ini sebagai tempat paling kerja paling menyenangkan di dunia. Tempat yang dianggap paling mampu memanjakan konsumen dan mampu memberikan lebih dari yang konsumen harapkan dari sebuah pasar ikan. Dalam waktu singkat, Jhon terlibat sebagai motivator dan penceramah seminar tentang motivasi karyawan dan perusahaan. Pekerja pasarnya juga kerap dimintai wawancara dan memberi arahan bagi pengunjung tentang cara menjadi suskes.

Bersama seorang kawannya (J. Michelli) Jhon menulis buku best-seller berjudul “When Fish Fly: Lessons for Creating a Vital and Energized Workplace: From the Word Famous Pike Place Fish Market” (2004) dan "Catch: A Fishmonger's Guide to Greatness" (2005).  Buku-buku ini kemudian menjadi buku motivasi terlaris di Amerika Serikat. Terjual sebanyak 250.000 eksemplar di AS, diterjemahkan dalam 12 bahasa asing serta jadi bacaan wajib perusahaan-perusahaan besar di AS dalam memotivasi karyawan dan manajemen perubahan. Kesuksesan pemilik dan pekerja pasar ikan ini dalam mengelola perubahan, motivasi karyawan dan pemasaran telah banyak dijadikan inspirasi dan referensi penulis buku pengembangan sumberdaya manusia dan pengembangan sikap karyawan.

Dalam sebuah interview, ketika ditanya rahasia suksesnya Jhon Yokoyama mengatakan, "Kami hanya mempunyai visi untuk menjadi terkenal di dunia, kami mengatakannya setiap hari dan menjadikannya nyata."

(Prayudi Budi Utomo- Bekerja di KKP RI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar