Sabtu, 08 Februari 2014

Bisnis Pertanian Bawah Tanah Ala Kota London

growingunderfround
Seribu kaki di bawah hiruk pikuk Kota London, di dalam bunker yang digunakan selama Perang Dunia II, sebuah perusahaan membudidayakan sayuran hijau. Selamat Datang di Growing Underground!

Menggunakan sistem hidroponik – sebuah metode bercocok tanam menggunakan larutan mineral – dan lampu LED, perusahaan ini membudidayakan sembilan jenis sayuran dan tiga jenis herba sepanjang tahun di lahan bawah tanah seluas 2,5 hektare.

Sebagai bagian dari perusahaan besar Zero Carbon Food, Growing Underground yang didirikan oleh Richard Ballard dan Steven Ding bangga perusahaannya beroperasi dengan karbon netral. Perusahaan ini memperkirakan bahwa sistem hidroponiknya menggunakan air kurang dari 70%  dari pertanian tradisional di lahan terbuka.growingunderfround2
Selain menyediakan bahan makanan yang ramah lingkungan, sistem budidaya Growing Underground juga berupaya mengurangi  “food miles” – jarak yang dibutuhkan dari mulai memproduksi hingga dibeli oleh konsumen. Mengingat perusahaan ini melakukan budidaya di dalam Kota London untuk masyarakat London, maka waktu antara panen dan penjualan bisa diminimalkan hingga empat jam.

“Pertanian global bertanggung jawab untuk sepertiga pengeluaran CO2 dunia, kekurangan air, sumber air, dan penggunaaan fosfor,” jelas Ballard dan Ding dalam video pitch mereka. “Metode kami secara virtual tak membutuhkan food miles, pestisida, sehingga memberikan Anda harapan untuk hidup lebih lama,” jelas mereka.

Dalam rangka melanjutkan pertumbuhan operasionalnya, Growing Underground memulai kampanye crowdfunding di CrowdCube. Saat ini perusahaan tersebut telah mendapatkan sekitar 45.000 ppundsterling atau di bawah US$ 75.000 dari target sebesar 300.000 poundsterling dalam sisa waktu 51 hari.

Semua risiko dalam bisnis pertanian sebenarnya bisa diminimalkan dengan macam-macam metode budidaya, salah satunya dengan metode hidroponik ini. Terlebih saat ini nilai produk makanan ramah lingkungan terhitung tinggi dan tak sedikit peminatnya.

Tak hanya nilai produk dan konsep bisnis ramah lingkungan yang menarik perhatian, metode hidroponik di bawah tanah seperti yang diterapkan Growing Underground juga berpotensi sebagai tempat wisata edukasi yang menarik.

Petani Indonesia dengan masalah ketersediaan lahan yang kian menipis akibat konversi lahan, mungkin harus mencontoh kreativitas perusahaan ini dalam memanfaatkan peluang. Kreativitas yang bisa diterima pasar akan meningkatkan nilai bisnis, apapun jenis bisnisnya.
Sumber: Mashable

Tidak ada komentar:

Posting Komentar