Konsep business plan sudah semakin
usang. Kini muncul konsep penggantinya, yakni “business model” atau
model bisnis. Selama 15 tahun terakhir, para akademisi berdebat mengenai
definisi yang jelas tentang “model bisnis”. Setiap orang mungkin bisa
memiliki definisi mereka sendiri-sendiri. Namun, 4 tahun yang lalu
seorang penulis berkebangsaan Swiss bernama Alexander Osterwalder yang menulis buku “Business Model Generation” (yang perlu Anda miliki juga) berargumen bahwa sebuah perusahaan terdiri dari 9 komponen utama.
Apa saja komponen-komponen tersebut?
- Value proposition: Apa produk/ jasa Anda? Apa yang Anda berusaha bangun atau buat?
- Customer segments: Untuk siapa Anda membuat produk/ layanan tersebut?
- Channels : Bagaimana Anda akan menyuguhkan produk/ layanan itu dari Anda kepada konsumen?
- Customer relationships: Bagaimana Anda mendapatkan, mempertahankan dan menambah basis pengguna?
- Revenue streams: Bagaimana Anda akan menghasilkan uang?
- Key partners: Apakah Anda memerlukan mitra?
- Key resources: Adakah sumber daya yang Anda perlukan?
- Key activities: Aktivitas penting apakah yang diperlukan value proposition? Kanal distribusi kita? Sumber-sumber pemasukan kita?
- Cost structure: Biaya terpenting apakah yang wajib ada dalam model bisnis? Sumber daya utama manakah yang paling mahal? Kegiatan utama apakah yang paling mahal?
Semua startup harus menjawab semua
pertanyaan itu dengan optimal agar bisa menjadi sebuah bisnis. Dan dua
yang terpenting sejak masa awal adalah “Apa yang saya buat?” dan “Untuk
siapa saya membuat ini?” Inilah yang disebut sebagai “product-market
fit”.
Semua prinsip ini tidak hanya berlaku
untuk sebuah usaha rintisan yang bergerak di bidang teknologi (startup
teknologi) tetapi juga semua usaha rintisan di berbagai bidang. Bahkan
prinsip-prinsip tersebut bisa diterapkan dalam korporasi besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar