Seiring
dengan makin jamaknya iklan di media sosial, riset marketing menjadi
makin penting untuk mengetahui demografi target pasar. Terutama jika
bisnis menargetkan remaja sebagai konsumennya. Pemasar tentu ingin tahu
di media sosial mana remaja eksis.
Hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Piper Jaffray, perusahaan
layanan investasi bank dan manajemen aset, menunjukkan bahwa Instagram
ternyata lebih populer daripada Facebook dan Twitter di kalangan remaja.
Dalam studi tersebut sebanyak 7,500 orang remaja diminta pendapatnya
tentang jejaring sosial mana – Facebook, Twitter, dan Instagram – yang
paling penting bagi mereka.
Hasilnya, Instagram menduduki peringkat teratas dari dua jejaring
sosial lainnya. Adapun Facebook dan Twitter masih digunakan oleh remaja
untuk sekadar melihat-lihat dan menyapa teman. Di penghujung tahun 2013,
Twitter berhasil mengalahkan Facebook dan Instagram sebagai jejaring
sosial paling penting bagi remaja. Di tahun 2012, Facebook menjadi
jawara.
Dalam satu tahun aplikasi jejaring sosial ini membuat rekor pemakaian
di kalangan remaja tertinggi mengalahkan Facebook sebesar 7%. Tahun
lalu persentase pemakaian Facebook oleh remaja sekitar 34%, dan tahun
ini turun menjadi 23%. Twitter juga mengalami penurunan dari 30% menjadi
27%.
Instagram merupakan jejaring sosial photo-sharing di mana
pengguna bisa mengunggah foto dan video serta memasang filter yang
membuat tampilan foto menarik layaknya gambar Polaroid. Jejaring sosial
ini diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger dan dirilis pada
2010.
Tak lama setelah peluncuran, aplikasi berbasis di San Fransisco ini
memperoleh 100 juta pengguna aktif. Puncak kepopulerannya terjadi pada
tahun 2013 di mana pertumbuhan Instagram lebih cepat daripada kombinasi
Facebook, Twitter, YouTube, Google+, Pinterest, dan Tumblr.
Kepopulerannya membuat Facebook tertarik mengakuisisi dengan harga
US$100 juta. Selain Instagram dianggap sebuah ancaman yang harus
‘diamankan’, CEO Facebook, Mark Zuckerberg melihat potensi Instagram
yang bisa menghasilkan banyak uang.
Tak sedikit pengguna setia Instagram yang memprotes akuisisi tersebut
dan mengancam tak akan menggunakan Instagram lagi. Mereka tak ingin
platform favorit mereka dibanjiri iklan oleh Facebook. Meskipun sudah
ada iklan di Instagram, tapi terbukti pengguna setianya tak kemana-mana
malah meningkat, setidaknya para pengguna usia remaja.
(Sumber: berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar