Hujan
deras bisa dipastikan akan berujung kemacetan di kota Jakarta dan
sekitarnya. Bahkan, tanpa diguyur hujan sekali pun, Jakarta sudah macet.
Bagi pekerja kantor, hujan plus macet itu mengancam kelancaran jadwal.
Urusan yang sederhana, seperti makan siang akan terganggu.
Nah,
kerepotan semacam itu diendus sebagai peluang bisnis oleh Michael
Saputra, founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) klik-eat.com, sebuah situs web
layanan pesan-antar. Michael mendapat ide bisnis itu ketika terjebak
dalam situasi lapar, namun berada di tengah kota yang super macet.
Kala
itu, Juli 2011, Michael bersama rekan-rekannya berkumpul di sebuah
apartemen di kawasan Jakarta Barat. Semula, mereka ingin mencari masakan
selain makanan cepat saji. Namun, nama-nama yang ada di daftar restoran
yang dia pegang ternyata mencantumkan berbagai macam syarat sebelum
melayani pesan antar. Ada yang memberlakukan nilai order minimal hingga
ratusan ribu rupiah, ada yang tidak melayani pengantaran lewat sore
hari.
“Ujung-ujungnya, ya, kami memesan junk food,”ujarnya.
Kejadian
itu mengusik pikiran Michael dan dua orang rekannya saat itu, yakni
Andrew Pangestan, yang kemudian menjadi Chief Financial Officer
(CFO) klik-eat.com dan Willy Haryanto, Chief Technical Officer (CTO)
klik-eat.com. Kerepotan memesan makanan yang bisa diantar, akhirnya,
berbuah kongsi usaha. Ketiga sahabat itu, Januari 2012, mendirikan
layanan pesan antar makanan secara online melalui situs
klik-eat.com.
Sebelum menggulirkan usaha jasa pesan-antar makanan,
Michael dan tim menggelar survei. Memang, di berbagai negara pesan-antar
makanan secara online bukan bisnis baru. Bahkan di beberapa
negara, pemain pemain layanan semacam itu lebih dari satu. Di antara
berbagai pelaku itu, tutur Michael, pasti ada yang berskala besar.
Nah, Michael mengamati, tahun itu, belum ada pelaku usaha yang
terbilang besar dalam layanan semacam itu di Indonesia, khususnya
Jakarta. Akhirnya Michael dan rekannya patungan dan terkumpul dana Rp
300 juta sebagai modal awal usaha klik-eat.com. Sesuai dengan ladang
bisnis yang dipilih, yakni bisnis online, investasi terbesar Michael cs tersedot untuk membangun website plus sistem untuk yang kegiatan usaha berbasis online.
Ada tiga modul sistem yang dirancang klik-eat.com. Pertama, modul untuk konsumen memesan makanan. Kedua, modul untuk tim internal dalam mengatur semua order. Ketiga, modul untuk mengatur operasional kurir. “Dahulu kami masih idealis, jadi hanya melayani order melalui website saja,” ujar Michael.
Kini, klik-eat.com juga melayani pemesanan melalui telepon dan e-mail, selain website. Namun hampir 70% order saat ini memang datang dari website.
“Order yang bernilai besar, berkisar Rp 1 juta–Rp 2 juta, biasanya
datang melalui telepon,” tutur Michael.
Dalam model bisnis
klik-eat.com, pendapatan mengalir dari konsumen, si pembeli sekaligus
resto. Klik-eat.com menggandeng restoran yang menjadi mitranya dengan
sistem bagi hasil. Adapun konsumen yang memesan makanan akan terkena
biaya pengantaran Rp 19.800 per order per restoran.
Saat masih merintis usaha, Michael mengaku harus ikhlas dengan porsi
bagi hasil yang minim, yakni 0% hingga 10%. “Saya menyanggupi untuk masa
percobaan tiga bulan. Jika hasilnya memuaskan, baru kami berencana
meminta bagi hasil dinaikkan,” tutur Michael.
Ia bersedia menikmati
persentase yang mini karena jika mitra klik-eat.com terbatas, berarti
pilihan konsumen situs itu juga minim. Akibatnya, jasa yang mereka
tawarkan akan sulit berkembang.
Setelah masa uji coba selesai, Michael
meminta porsi bagi hasil hingga kisaran 15%–30%. Saat memulai usaha,
klik-eat.com menjalin kerja sama dengan 18 restoran. Setelah hampir dua
tahun berjalan, klik-eat.com, kini menjalin kerjasama dengan 210
restoran, yang memiliki total 370 gerai.
Tantangan terbesar saat merintis usaha ini bagi Michael adalah
meyakinkan pemilik restoran yang kebanyakan sudah berumur. “Susah
menjelaskan konsep bisnis ini ke mereka. Kalau pemiliknya lebih muda,
biasanya memang lebih gampang,” jelas Michael.
Saat mengawali usaha
klik-eat.com, Michael cuma menggunakan 2 karyawan dan 5 orang kurir,
yang beroperasi dari pukul 09.00–22.00 WIB dalam 2 sif. Kurir yang
bekerja di klik-eat.com harus memiliki motor sendiri. Pihak klik-eat.com
hanya memberikan seragam kurir dan tas yang tahan air dan tahan
panas.
Segmen pasar yang dituju situs ini adalah pekerja kantoran dan
ekspatriat. Saat ini Michael masih membatasi cakupan area layanan
klik-eat.com di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, mencakup kawasan
Thamrin, Bendungan Hilir, dan Kuningan.
Jika di tahun pertama
beroperasi order yang masuk ke klik-eat.com baru 80–90 order per hari,
kini order telah mencapai 150 order per hari. Tak heran jika saat ini
omzet klik-eat.com bisa mencapai Rp 700 juta per bulan.
Bagi hasil
Peluang dan potensi usaha jasa pesan antar makanan di Indonesia ini
menggoda Rocket Internet. Pebisnis e-commerce asal Jerman, yang
sebelumnya sukses dengan zalora.co.id dan lazada.co.id. Pada bulan
Februari 2012 Rocket Internet masuk ke bisnis online jasa
pesan-antar makanan dengan bendera foodpanda.co.id.
Rocket telah
menggulirkan usaha ini menggunakan bendera foodpanda dan hellofood di 30
negara yang tersebar di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan
Eropa. Menurut Juan Chene, Managing Director foodpanda.co.id model bisnis jasa pesan-antar makanan melalui website
sudah lama hadir di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan
Jepang.
Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 240 juta jiwa
dianggap sebagai pasar dengan potensi yang menggiurkan. “Apalagi
kota-kota semakin macet dan orang-orang makin sibuk, jasa ini makin
dibutuhkan.” jelas Chene.
Setelah hadir di Jakarta, foofpanda.co.id merambah Bandung, pada
pertengahan tahun 2012. Target pasar mereka di Kota Kembang adalah para
mahasiswa yang sudah terbiasa dengan e-commerce. Pada akhir 2012,
foodpanda.co.id berekspansi ke Bali, menyasar segmen ekspatriat yang
tengah berlibur di Pulau Dewata.
Memang, foodpanda.co.id tetap
membatasi area cakupan di setiap kota. Ambil contoh di Jakarta dan
sekitarnya. Foodpanda baru melayani kawasan Pusat dan Selatan Jakarta.
Rencana foodpanda.co.id, kini, memperluas cakupan layanannya ke Kelapa
Gading di Utara serta kawasan Bintaro, Serpong dan
Tangerang.
Foodpanda.co.id sudah menjalin kerjasama dengan 400 restoran
dan memakai sistem bagi hasil. Sedikit berbeda dengan pesaingnya,
klik-eat.com, maka sistem yang diterapkan foodpanda.co.id ada dua macam.
Pertama, kerja sama sebatas penempatan order atau memperluas
saluran pemasaran restoran. Jadi pesanan yang masuk melalui foodpanda
akan tetap dilayani oleh tenaga pengantar dari restoran.
Kedua,
foodpanda.co.id menyediakan layanan pengantaran bagi restoran-restoran
yang tidak memiliki tenaga sendiri. Saat ini, 75% restoran yang bekerja
sama dengan foodpanda.co.id memilih sistem kerja sama channel
pemasaran. Adapun 25% memilih sistem kerja sama pengantaran. Armada
pengantar foodpanda.co.id terdiri dari 15 orang sampai 20 orang kurir,
baik yang berkerja full time, part time maupun outsource.
Bagi konsumen, foodpanda.co.id menyediakan tiga alternatif untuk memesan, yakni melalui website,
seluler berbasis sistim operasi Android, iOs, dan Windows.
Di tahun
pertama beroperasi, Chene mengakui foodpanda.co.id belum menunjukkan
tanda-tanda pertumbuhan. Baru di tahun keduanya, yakni 2013, foodpanda.
co.id menikmati pertumbuhan jumlah pelanggan. “Saat ini kami sudah
memiliki ribuan pelanggan loyal,” ujar Chene.
Yang dimaksud Chene dengan pelanggan loyal adalah mereka yang
melakukan pemesanan sebanyak 10 kali dalam seminggu, atau memesan
sebanyak 2 kali per hari. “Itu sebabnya variasi menu dengan menjalin
banyak mitra restoran sangat penting. Jadi, pelanggan leluasa memilih
dan tidak cepat bosan.” jelas Juan Chene.
Pelanggan yang memesan makanan ke foodpanda.co.id akan dikenai biaya
pengiriman Rp 15.000 jika tenaga kurir dari foodpanda.co.id. Tapi jika
memakai kurir dari restoran yang dipesan, maka biaya antar mengikuti
ketentuan resto.
Lazimnya perusahaan start up, baik klik-eat.com
maupun foodpanda.co.id belum balik modal. Maklumlah, keduanya baru
beroperasi dua tahun. “Usaha semacam ini membutuhkan waktu untuk dikenal
konsumen terlebih dahulu,” tutur Michael. Baik Michael maupun Chene
mengakui, nama-nama resto yang sudah terkenal memegang peranan bagi
perkembangan usaha ini.
Promosi dalam usaha ini tentu berperan penting
dalam mengedukasi konsumen. Michael selain berpromosi lewat google, juga
mencetak brosur dan dibagikan ke kantor, apartemen, perumahan, serta
membuka stan di berbagai acara yang diadakan perusahaan.
Strategi
pemasaran foodpanda.co.id tak jauh berbeda. Mereka berpromosi di
internet seperti google, display banner, buka stan saat acara
perkantoran termasuk menjalin kerja sama pemasaran dengan sektor
industri lain. Ambil contoh kerjasama yang digelar foodpandaco.id dengan
Telkomsel.
Selama 11 November 2013 hingga 12 Desember 2013, foodpanda.co.id
membagikan voucer potongan harga senilai Rp 30.000 bagi pelanggan
Telkomsel, yang memiliki 1 poin reward.
Adapun klik-eat.com
menawarkan kerja sama promosi ke restoran yang bersedia memberikan
program khusus. Nama resto itu akan dicetak dalam brosur klik-eat.com.
Selain itu, ada restoran yang mencetak brosur menu dan mencantumkan
klik-eat.com untuk jasa pemesanan dan jasa pengantaran makanannya.
Jasa
pesan-antar makanan, menurut Michael, bisa dikembangkan ke on demand logistic.
Hal ini telah dirintis oleh Michael dengan menyediakan jasa pengantaran
kepada restoran di sekitar areanya yang tidak memiliki tenaga kuris
sendiri, tapi juga tidak mau bekerjasama sebagai mitra restoran.
Bagi
restoran yang memakai jasa klik-eat.com untuk pengantaran makanan ke
pelanggannya dikenai tarif Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per antaran.
“Lebih praktis mereka membayar fee daripada mengurus dan menggaji tenaga
kurir sendiri,” jelas Michael.
Potensi dan peluang pasar bagi pemain baru, menurut Michael maupun
Chene, masih terbuka lebar. Alasan mereka, kemacetan yang membelit
Jakarta dan kota-kota besar lain membuat masyarakat akan merasa
kebutuhan layanan pesan-antar. Tentu, restoran juga menikmati kenaikan
pendapatan dengan adanya jasa pesan antar makanan ini.
Menurut Michael,
ada restoran yang karena menunya terbilang lain dari yang lain, dan
tidak menawarkan jasa pesan-antar, mendapat banyak pesanan melalui
klik-eat.com. “Nama restonya Sate dan Tongseng Domba Tarzan,” ujar
Michael. Bahkan si pemilik restoran, tidak menyangka pesanan yang masuk
melalui online bisa melampaui perkiraan.
Apakah Anda tertarik
menjajal bisnis pesan antar makanan? Pelajari peta perkantoran yang
menjadi target pasar dan jumlah restoran yang bisa dijadikan mitra.
Persaingan usaha ini, menurut Michael maupun Chene, kini masih belum
terasa. Baik Michael maupun Chene, menyebut prospek berkembang masih
terbuka.
Usaha anda semakin berkembang ? Jangkauan pasar anda semakin luas ? Maksimalkan pencapaian target penjualan anda dengan layanan pesan antar yang lebih menarik dan ekslusif.
BalasHapusHubungi Kami:
Kami menerima pembuatan berbagai macan bentuk dan model Box Motor Delivery / Box Pesan Antar
berbahan fiberglass +62 813 2194 3199 / BBM : 74A12AC3
http://energiputrabangsa.co.id/produk/box-motor-delivery-booth-waralaba/