Merdeka.com - Sering orang setelah membuat perusahaan susah
melakukan pemasarannya. Ini bukan hanya dialami pengusaha baru tetapi
juga perusahaan besar. Setiap kali kami melakukan pertemuan dengan
banyak pengusaha kecil dan calon entrepreneur di beberapa kesempatan,
sering mengeluhkan hal ini.
Meski demikian, kami selalu memberikan jawaban. Dan, jawaban tersebut sebenarnya belum tentu benar. Namun demikian orang kreatif selalu tak kehilangan akal. Namun demikian kreativitas itu tetap harus memperhatikan etika. Sebab, banyak yang melakukan dengan cara menipu konsumen, yang ujung-ujungnya berharap orang menyukai dan membeli produknya malah kecewa.
Suatu hari, seorang teman menelepon saya, dan dia membuka usaha baru berupa restoran. Dia minta izin bahwa perusahaan yang saya kelola akan dipakai untuk keperluan membuat bunga papan. Semula kaget mendengar hal tersebut. Karena tidak dirugikan, maka kami setujui.
Ternyata, rekan tersebut memesan bunga papan sebanyak mungkin dan membagi ke teman-temannya voucher makan di cafenya. Ketika semua datang, antarmereka tidak tahu bahwa bunga papan yang begitu banyak hanyalah upaya dari rekan yang punya cafe tersebut agar kelihatan eksis. Tidak ada yang dirugikan, tapi justru memberikan efek yang menarik perhatian mengenai eksistensi cafe tersebut.
Pada hari yang lain, setelah bunga papan itu hilang, tentu suasana kelihatan sepi. Namun, rekan yang satu ini tidak kurang akal. Di depan cafenya, berjejer bermacam merk mobil yang mengerubuti cafe tersebut. Pemandangan ini menimbulkan tanda tanya calon konsumen, dan mengambil kesimpulan bahwa cafe yang baru itu pasti OK.
Begitu banyak kendaraan baru masuk ke kompleks cafe tersebut, satu demi satu mobil yang diparkir tersebut dikeluarkan dari tempat parkir. Setelah ditelisik, rekan tadi bilang bahwa mobil-mobil tadi adalah milik teman dan saudaranya yang dipinjam dan sebagian ada yang ikut menikmati warungnya yang sengaja diparkir di warungnya untuk menimbulkan efek laris.
Di hari yang lain, masih rekan yang sama ini juga membuat brosur. Namun, brosur yang dibuat agak beda dari yang lain. Biasanya, kalau brosur dibagi di perempatan jalan, banyak yang tidak suka dan pengendara membuang atau menolak pemberian brosur.
Namun, rekan ini tidak demikian. Dia sengaja membuat koran ukuran tabloid dengan desain persis tabloid. Dia membuat judul prestasi rendang sebagai makanan terlezat di dunia. Di paparkan makanan-makanan terlezat di dunia dalam tabloid tersebut. Namun di banyak bagian, ditulis tentang ragam makanan. Ujung-ujungnya adalah, makanan-makanan tersebut adalah menu yang dimiliki rekan tersebut.
Setelah sukses di cafe di jalan, rekan ini merambah di mal. Mungkin tidak seberat ketika memulai pemasaran di cafe pinggir jalan atau kompleks, tapi tetap saja diperlukan akal. Apa yang dilakukan? Sebagai orang kreatif, tentu tak putus akal. Dia menciptakan efek antrean.
Di hari pembukaan sampai beberapa hari, dia sengaja membuat kasirnya yang dua, hanya dibuka satu saja. Sehingga kelihatannya dari pengunjung mal adalah ramai banget karena banyak konsumen yang antre. Namun demikian, situasinya sempat menkhawatirkan bahwa beberapa yang tidak sabar mengantre mulai meninggalkannya. Melihat situasi seperti itu, maka satu kasir lainnya dibuka, sehingga efek antreannya menjadi berkurang.
Kita juga ingat bagaimana marketing yang dilakukan makanan ringan snack keripik Maicih yang mengupdate informasi lokasi penjualan dan bermacam rasa level kepedasan ya melalui akun twitter. Sehingga pengumuman tentang posisi Maicih awal-awal menjadi buruan remaja karena merasa ada challenge. Tak heran bila kemudian sempat menjadi tren setter, bahkan mengalahkan keterkenalan produk perusahaan besar seperti Chiki atau Lays yang diiklankan besar-besaran melalui televisi secara masif dengan biaya yang miliaran.
Semua orang memahami bahwa pemasaran atau marketing adalah sesuatu yang penting. Adalah keharusan bagi setiap perusahaan atau pengusaha besar maupun kecil untuk selalu memikirkan cara marketing yang pas.
Sebagian berpikir bahwa marketing adalah identik dengan mengelabuhi konsumen, namun hal itu tidak selayaknya benar. Sebab, bagaimanapun kualitas dan kejujuran menyampaikan, lebih berharga ketimbang tipuan kepada konsumen karena hanya menghasilkan kekecewaan semata.
Namun demikian marketing tidak selalu mahal. Dibutuhkan kreativitas yang tiada henti, dan selalu ada cara-cara yang menarik, unik, dan murah untuk bisa memasarkan produk yang kita jual. Nah, bagaimana marketing yang cerdas dan unik, tidak ada tips yang paling tepat, kecuali Anda terus-menerus berpikir kreatif dengan tetap mengikuti perkembangan jaman dan tetap sensitif dengan lingkungan. Yang pasti, harus tahu untuk siapa produk Anda tersebut ditujukan.
#Penulis adalah Sekjen APJII, penggiat KlikIndonesia, dan COO merdeka.com dan KapanLagi.com
Meski demikian, kami selalu memberikan jawaban. Dan, jawaban tersebut sebenarnya belum tentu benar. Namun demikian orang kreatif selalu tak kehilangan akal. Namun demikian kreativitas itu tetap harus memperhatikan etika. Sebab, banyak yang melakukan dengan cara menipu konsumen, yang ujung-ujungnya berharap orang menyukai dan membeli produknya malah kecewa.
Suatu hari, seorang teman menelepon saya, dan dia membuka usaha baru berupa restoran. Dia minta izin bahwa perusahaan yang saya kelola akan dipakai untuk keperluan membuat bunga papan. Semula kaget mendengar hal tersebut. Karena tidak dirugikan, maka kami setujui.
Ternyata, rekan tersebut memesan bunga papan sebanyak mungkin dan membagi ke teman-temannya voucher makan di cafenya. Ketika semua datang, antarmereka tidak tahu bahwa bunga papan yang begitu banyak hanyalah upaya dari rekan yang punya cafe tersebut agar kelihatan eksis. Tidak ada yang dirugikan, tapi justru memberikan efek yang menarik perhatian mengenai eksistensi cafe tersebut.
Pada hari yang lain, setelah bunga papan itu hilang, tentu suasana kelihatan sepi. Namun, rekan yang satu ini tidak kurang akal. Di depan cafenya, berjejer bermacam merk mobil yang mengerubuti cafe tersebut. Pemandangan ini menimbulkan tanda tanya calon konsumen, dan mengambil kesimpulan bahwa cafe yang baru itu pasti OK.
Begitu banyak kendaraan baru masuk ke kompleks cafe tersebut, satu demi satu mobil yang diparkir tersebut dikeluarkan dari tempat parkir. Setelah ditelisik, rekan tadi bilang bahwa mobil-mobil tadi adalah milik teman dan saudaranya yang dipinjam dan sebagian ada yang ikut menikmati warungnya yang sengaja diparkir di warungnya untuk menimbulkan efek laris.
Di hari yang lain, masih rekan yang sama ini juga membuat brosur. Namun, brosur yang dibuat agak beda dari yang lain. Biasanya, kalau brosur dibagi di perempatan jalan, banyak yang tidak suka dan pengendara membuang atau menolak pemberian brosur.
Namun, rekan ini tidak demikian. Dia sengaja membuat koran ukuran tabloid dengan desain persis tabloid. Dia membuat judul prestasi rendang sebagai makanan terlezat di dunia. Di paparkan makanan-makanan terlezat di dunia dalam tabloid tersebut. Namun di banyak bagian, ditulis tentang ragam makanan. Ujung-ujungnya adalah, makanan-makanan tersebut adalah menu yang dimiliki rekan tersebut.
Setelah sukses di cafe di jalan, rekan ini merambah di mal. Mungkin tidak seberat ketika memulai pemasaran di cafe pinggir jalan atau kompleks, tapi tetap saja diperlukan akal. Apa yang dilakukan? Sebagai orang kreatif, tentu tak putus akal. Dia menciptakan efek antrean.
Di hari pembukaan sampai beberapa hari, dia sengaja membuat kasirnya yang dua, hanya dibuka satu saja. Sehingga kelihatannya dari pengunjung mal adalah ramai banget karena banyak konsumen yang antre. Namun demikian, situasinya sempat menkhawatirkan bahwa beberapa yang tidak sabar mengantre mulai meninggalkannya. Melihat situasi seperti itu, maka satu kasir lainnya dibuka, sehingga efek antreannya menjadi berkurang.
Kita juga ingat bagaimana marketing yang dilakukan makanan ringan snack keripik Maicih yang mengupdate informasi lokasi penjualan dan bermacam rasa level kepedasan ya melalui akun twitter. Sehingga pengumuman tentang posisi Maicih awal-awal menjadi buruan remaja karena merasa ada challenge. Tak heran bila kemudian sempat menjadi tren setter, bahkan mengalahkan keterkenalan produk perusahaan besar seperti Chiki atau Lays yang diiklankan besar-besaran melalui televisi secara masif dengan biaya yang miliaran.
Semua orang memahami bahwa pemasaran atau marketing adalah sesuatu yang penting. Adalah keharusan bagi setiap perusahaan atau pengusaha besar maupun kecil untuk selalu memikirkan cara marketing yang pas.
Sebagian berpikir bahwa marketing adalah identik dengan mengelabuhi konsumen, namun hal itu tidak selayaknya benar. Sebab, bagaimanapun kualitas dan kejujuran menyampaikan, lebih berharga ketimbang tipuan kepada konsumen karena hanya menghasilkan kekecewaan semata.
Namun demikian marketing tidak selalu mahal. Dibutuhkan kreativitas yang tiada henti, dan selalu ada cara-cara yang menarik, unik, dan murah untuk bisa memasarkan produk yang kita jual. Nah, bagaimana marketing yang cerdas dan unik, tidak ada tips yang paling tepat, kecuali Anda terus-menerus berpikir kreatif dengan tetap mengikuti perkembangan jaman dan tetap sensitif dengan lingkungan. Yang pasti, harus tahu untuk siapa produk Anda tersebut ditujukan.
#Penulis adalah Sekjen APJII, penggiat KlikIndonesia, dan COO merdeka.com dan KapanLagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar