Banyak pesan merek yang melekat di kepala masyarakat, misalnya seperti BMW “ultimate driving machine”, Apple “think different”, Nike “just do it”, atau Sampoerna Hijau “gak ada loe gak rame”.
Tapi yang menjadi pertanyaan, bagaimana para merek memproklamasikan
pesan mereknya kepada khalayak hingga menjadi sangat ikonik.
Jawabannya adalah dengan melakukan identifikasi. Dan ini bisa didapat dari menyatukan 3 buah perspektif, yakni perspektif pelanggan, perspektif internal, dan perspektif pasar.
1. Perspektif Pelanggan
Hal pertama yang perlu Anda lakukan dalam membuat pesan merek adalah dengan masuk ke dalam kepala para pelanggan Anda. Caranya dengan mencari kata kunci yang penting bagi mereka. Misalnya Anda bisa melakukan wawancara kepada mereka, menyebarkan kuesioner, melakukan survei, atau memperhatikan obrolan mereka di media sosial. Kemudian, carilah kata kunci yang sering mereka lontarkan.
Hasil observasi itu akan membuat Anda menemukan padanan kata yang paling familiar di kepala mereka. Nantinya, pelanggan akan lebih mudah menerima kalimat tersebut hingga mengucapkannya.
2. Perspektif Internal
Diskusikan dengan orang – orang dalam perusahaan Anda mengenai kalimat seperti apa yang kiranya akan menarik dalam membuat pesan merek. Misalnya seperti hal apa yang membuat merek Anda unik, hal apa yang akan memberi nilai, serta apa visi perusahaan membuat merek tersebut.
Dengan demikian, kalimat yang akan menjadi pesan tidak hanya akrab di telinga khalayak, tapi juga mempunyai nilai dan sesuai dengan visi yang diusung perusahaan.
3. Perspektif Pasar
Hal terakhir yang perlu Anda perhatikan adalah, melihat bagaimana kompetitor Anda memposisikan mereknya. Dengan begitu, Anda bisa menjauh dan mencari nilai yang berbeda dengan pesan merek kompetitor.
Misalnya bila kompetitor Anda memberikan pesan merek “sabun cuci piring yang dapat melembutkan tangan”. Anda bisa memakai nilai lain seperti, “sabun cuci piring yang membuat happy saat mencuci” atau sabun cuci piring yang “ampuh membasmi lemak dan bau tak sedap”.
Setelah Anda mendapatkan berbagai kalimat dari semua poin di atas, selanjutnya Anda bisa membuat sebuah diagram venn (lingkaran) untuk melihat, di mana perspektif tersebut akan berpotongan.
Sumber: Entrepreneur | Foto: Spell Brand
Jawabannya adalah dengan melakukan identifikasi. Dan ini bisa didapat dari menyatukan 3 buah perspektif, yakni perspektif pelanggan, perspektif internal, dan perspektif pasar.
1. Perspektif Pelanggan
Hal pertama yang perlu Anda lakukan dalam membuat pesan merek adalah dengan masuk ke dalam kepala para pelanggan Anda. Caranya dengan mencari kata kunci yang penting bagi mereka. Misalnya Anda bisa melakukan wawancara kepada mereka, menyebarkan kuesioner, melakukan survei, atau memperhatikan obrolan mereka di media sosial. Kemudian, carilah kata kunci yang sering mereka lontarkan.
Hasil observasi itu akan membuat Anda menemukan padanan kata yang paling familiar di kepala mereka. Nantinya, pelanggan akan lebih mudah menerima kalimat tersebut hingga mengucapkannya.
2. Perspektif Internal
Diskusikan dengan orang – orang dalam perusahaan Anda mengenai kalimat seperti apa yang kiranya akan menarik dalam membuat pesan merek. Misalnya seperti hal apa yang membuat merek Anda unik, hal apa yang akan memberi nilai, serta apa visi perusahaan membuat merek tersebut.
Dengan demikian, kalimat yang akan menjadi pesan tidak hanya akrab di telinga khalayak, tapi juga mempunyai nilai dan sesuai dengan visi yang diusung perusahaan.
3. Perspektif Pasar
Hal terakhir yang perlu Anda perhatikan adalah, melihat bagaimana kompetitor Anda memposisikan mereknya. Dengan begitu, Anda bisa menjauh dan mencari nilai yang berbeda dengan pesan merek kompetitor.
Misalnya bila kompetitor Anda memberikan pesan merek “sabun cuci piring yang dapat melembutkan tangan”. Anda bisa memakai nilai lain seperti, “sabun cuci piring yang membuat happy saat mencuci” atau sabun cuci piring yang “ampuh membasmi lemak dan bau tak sedap”.
Setelah Anda mendapatkan berbagai kalimat dari semua poin di atas, selanjutnya Anda bisa membuat sebuah diagram venn (lingkaran) untuk melihat, di mana perspektif tersebut akan berpotongan.
Sumber: Entrepreneur | Foto: Spell Brand
Tidak ada komentar:
Posting Komentar