Dibenci
sekaligus diidolakan, itulah Jose Mourinho. Sosoknya begitu fenomenal.
Ketika tidak ada pertandingan, Jose Mourinho yang kini kembali ke
Inggris untuk melatih Chelsea selalu menjadi pemberitaan banyak media.
Tentu saja,
itu adalah hasil dari kesuksesan pria Portugis – kendati ada beberapa
tindakan-tindakan dia yang aneh – dalam membangun personal branding. Dia
tidak hanya mampu bertahan melewati ujian waktu, namun juga berhasil
menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi dan area sekitarnya.
Mourinho “Mou” sebenarnya merupakan contoh nyata betapa pentingnya personal branding, baik dari sisi media offline maupun online.
Berikut lima
pelajaran yang bisa Anda renungkan dari pelatih yang sukses membangun
merek sendiri bahkan mengalahkan pemain bintangnya seperti kami kutip
dari Business2community.com:
Personal brand Anda didasarkan pada hasil
Dalam jangka pendek, personal brand
dapat direkayasa oleh PR dan ahli komunikasi, namun hanya akan bertahan
melewati ujian waktu jika itu memang karakter yang nyata.
Prestasi
berulang Mourinho dengan tim berbeda telah mendorongnya menjadi pelatih
sepak bola yang luar biasa. Merek “Mou” pun mulai menggelepar dan perlu
mutasi untuk bertahan hidup. Contoh lainnya adalah mantan juara dunia
dan pelatih Argentina, Maradona.
Personal brand yang kuat artinya margin error lebih besar
Bahkan
pendukung Mourinho yang paling bersemangat sekalipun menunjukkan
penilaian buruk untuknya, baik di dalam maupun luar lapangan. Tapi
pelajaran bagi kita adalah tindakan dan kesalahan yang dapat
membahayakan karirnya sebagai pelatih bagi Mourinho hanyalah sebuah
rintangan belaka. Rintangan yang dapat dia hindari dengan sangat mudah.
Hal ini
menunjukkan pentingnya loyalitas merek bagi individu sama seperti halnya
merek. Ketika merek menjamin loyalitas pengikutnya, identifikasi
psikologi dibuat sebagai bagian dari mereka. Seperti yang kita semua
tahu, kita lebih siap memaafkan kesalahan kita dibanding orang lain.
Personal branding melipatgandakan pengaruh dalam organisasi
Personal branding
telah memungkinkan individu-individu seperti Jose Mourinho untuk
mencapai tingkat pengaruh yang lebih besar dalam organisasi. Dalam
sejarah sepak bola, baru Mou yang berhasil memanfaatkan Real Madrid, dan
belum pernah disamai oleh pelatih sepak bola profesional lainnya.
Sehingga
para pengkritik mengatakan sekarang identitas organisasi (Real Madrid)
tersebut sedang terdilusi oleh individu – dengan semua hal yang dapat
membawa risiko. Jadi, sangatlah mungkin, “personal brand yang kuat = pengaruh yang lebih besar”.
Personal branding memerlukan perhatian yang konstan
Ketika personal brand
kita menjadi lebih kuat, lebih dikenal, dan lebih menghasilkan, gema
pendapat dan tindakan kita secara eksponensial menjadi besar. Dengan
begitu personal branding kita menuntut perawatan dan perhatian yang konstan.
Kerusakan
yang diakibatkan oleh sebuah komentar negatif atau foto yang tidak
sesuai bisa menimbulkan kerusakan pada merek. Dengan begitu kita harus
menahan diri dan mendelegasikan unsur manajemen personal branding
dan berkomunikasi dengan para ahli untuk mencari bantuan – seperti
Mourinho dengan Eladio Parames. Kecuali seperti halnya yang dilakukan
oleh Mou, kontrovesi bekerja sesuai keinginan Anda!
Personal brand Anda adalah milik pengikut juga
Salah satu
kesalahan terburuk perusahaan besar terkadang membuat asumsi bahwa merek
adalah milik mereka dan dapat mengelolanya tanpa dukungan atau masukan
dari pengikut.
Bahkan
perusahaan multinasional seperti Coca-Cola bisa membuat kesalahan,
seperti Coke eposide baru di tahun 80-an. Meskipun dari sudut pandang
hukum perusahaan dapat ‘memiliki’ merek mereka, namun dalam prakteknya
merek dimiliki bersama oleh banyak penggemar.
Personal brand tidak jauh berbeda. Personal brand
Anda adalah sebuah proyek bersama dengan para pengikut. Dalam konteks
ini, Mourinho telah siap meminta maaf kepada para pendukungnya untuk
beberapa kesalahan yang dia buat – seperti insiden ketika jarinya
menusuk mata asisten pelatih Barcelona FC. Permintaan maafnya telah
membuat para fansnya memaafkan Mou dengan cepat meskipun media heboh
mencela dirinya.
Mourinho
mungkin tidak selalu menjadi panutan yang baik bagi sportivitas. Tapi,
tanpa diragukan lagi ia adalah contoh yang hidup di era baru di mana
pertumbuhan kekuatan personal branding tidak bisa lagi diabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar