Senin, 27 Mei 2013

Tips Sukses ala Miliarder Fashion

NEW YORK - salah satu miliarder yang memiliki kerajaan mode miliaran dolar Amerika Serikat (AS) dalam waktu kurang dari satu dekade, Tory Burch, membagikan tips-tips bagi para enterpreuner. 

Tory Burch tidak hanya membuat pakaian modern, dia juga memanfaatkan pengalaman dan pengaruhnya untuk kebaikan yang lebih besar dengan Tory Burch Foundation, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk memberdayakan pengusaha perempuan.

Perempuan yang masuk dalam 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia versi Forbes ini, telah membantu mengubah gagasan dunia tentang pengusaha perempuan. Sang maestro mode ini membuktikan bahwa perempuan tidak harus menjajakan kue atau cuma meluncurkan sebuah blog.

Tory, miliarder yang menempati posisi 1.342 daftar miliarder dunia, dan 426 di AS versi Forbes ini berusia 46 tahun, dengan total kekayaan mencapai USD1 miliar.

Melansir Forbes, Jumat (24/5/2013), Tory membagi tips bagi para wirausaha, dan pelajaran kepemimpinan yang dia pelajari dengan cara yang keras dalam perjalanan menuju suksesnya yang luar biasa. Menurutnya, ada tujuh langkah yang harus diperhatikan oleh para pengusaha ini.

1. "Ikuti gairah Anda"
Meskipun Burch dibesarkan sebagai anak yang tomboy, namun dia tetap mengikuti kuliah sejarah seni dan fashion di perguruan tinggi di University of Pennsylvania. Dia terus bekerja untuk desainer berpengaruh seperti Ralph Lauren dan Vera Wang. Ketika dia memutuskan untuk memulai perusahaannya, dia bermimpi memiliki merek global besar.

"Saya tidak pernah merancang sebelum mendirikan perusahaan ini. Tapi (Anda harus) mengambil risiko dan menempatkan diri di luar sana," katanya.

2. "Tebalkan kulit Anda."
Burch telah menggunakan 10 brand untuk perusahaannya sebelum menetapkan untuk menggunakan namanya sendiri. Semua orang mengira dia akan gagal dalam sekejap, karena mencantumkan namanya sendiri pada merek buatnnya, dan menjadikan merek tersebut sangat sensitif terhadap kritik.

Meski demikian, orang tuanya menyarankan dia untuk cuek. "Menjadi sensitif, orang bijaksana membuat Anda terbuka terhadap kritik dan terpengaruh olehnya. Saya mendengar dan mencoba untuk tidak mendengarkan banyak hal negatif," ungkap Tory.

3. "Taruh orang yang tepat di posisi yang tepat"
Burch menggambarkan dirinya sebagai orang yang sangat setia, dan salah satu pelajaran bisnis terberat yang dia pelajari, adalah bahwa kesetiaan bisa menjadi kekuatan, dan dapat menjadi kelemahan baginya. Loyalitas, membuatnya enggan untuk melakukan perubahan dalam jajaran stafnya.

"Bila Anda memiliki orang yang salah dalam posisi yang salah itu mempengaruhi seluruh perusahaan. Ini adalah pelajaran keras untuk belajar. Menyadari potensi kekuatan Anda dapat menjadi Achilles bagi anda," tutur Tory.

4. "Bangun hubungan"
Burch percaya pada jaringannya, dan bekerja sama dengan perempuan lain untuk membantunya sukesk. Karenanya, membuat hubungan yang langgeng akan mempengaruhi perkembangan karir Anda, dan membuat Anda siap untuk sukses.

"Setiap pekerjaan yang Anda miliki mungkin bukan pekerjaan yang sempurna, tapi Anda harus benar-benar mengambil hal-hal yang berbeda, dan Anda menciptakan hubungan," jelas dia.

5. "Jadilah besar"
Dalam lima tahun ini, Burch memiliki rencana untuk membuka tiga toko. Di sisi lain, sejak awal membangun merek global dia tahu, dia harus siap dengan kemunduran, namun dia mempunyai beberapa teman editor di dunia majalah yang dapat membantunya mendapatkan liputan dari media.

Keberuntungan itu penting, tetapi kekuatan jaringan dan kolaborasi membantu Anda meningkatkan keberuntungan Anda.

6. "Jadilah otentik"
Jika berbicara tentang kehidupan pribadinya dan anak-anaknya dia akan menjadi sangat tertutup. Namun, ketika berbicara tentang usahanya, dia merupakan buku yang terbuka. Misalnya, Ketika perusahaannya mengubah sistem operasi, dan mengakibatkan kesalahan dan mengakibatkan mereka tidak bisa melacak pengiriman selama periode enam bulan.

Namun, bukannya bersembunyi, Burch memutuskan untuk merangkul media sosial, dan menjadi transparan dengan pelanggan tentang apa yang terjadi. Hasilnya? Para pelanggannya pun berbalik mendukung dia.

7. "Kencangkan ikat pinggang"

Ketika Anda melihat seseorang sesukses Burch, mudah untuk melihat keberhasilan karena tujuan yang telah tercapai, bukan karena perjalanan yang berkelanjutan yang dibutuhkan degan kerja keras, solusi kreatif, kemunduran, dan inovasi terus-menerus.

Burch mengakui, menjadi seorang pengusaha tidak sesuai untuk semua orang. Dia harus bekerja berjam-jam, dan waktu mengawali bisnisinya, dia harus membawa anak-anaknya ke tempat tidur, kemudian melakukan kontrak dengan empat kantornya di Hong Kong.

Kemunduran akan selali ada di sana, beberapa bahkan lebih besar daripada tantangan pertama, dan itu penting sebagai kesempatan belajar. "Kencangkan ikat pinggang, karena akan ada sejumlah besar pekerjaan, tapi kita harus bisa menerimanya," kata Burch. (mrt)

Kreatif yang “Terbeli”

Marketing.co.id - Bagi creative director kreativitas terkadang menjadi momok yang menakutkan, karena itu artinya harus berkompromi dengan klien yang sales oriented. Namun di tengah keterbatasan itu, Yudya Handoko sukses mendongkrak Cross melalui TVC yang dibesutnya.
Banyak orang mengira bekerja di advertising agency mengasyikkan, apalagi kalau sudah pada level creative director. Mereka beranggapan seorang creative director dapat dengan bebas menuangkan seluruh ide dan kreativitasnya, tanpa tekanan dari pihak mana pun, termasuk klien. Namun, kenyataannya tidaklah demikian.
Menurut Yudya Handoko, Creative Director Endeecom, ketika seorang creative director ditantang untuk membuat sebuah TVC, maka dia sudah menjadi orang kreatif yang “terbeli”.
Siapa yang membeli kreativitas tersebut? Siapa lagi kalau bukan klien yang telah memberinya order membuat TVC. Di sini seorang creative director dituntut melahirkan iklan yang menarik sekaligus menjual.
Hal itu sebagai titik kompromi antara agency dan klien. Agency boleh saja mengeluarkan ide-ide yang liar. Tapi bagi klien (pengiklan), TVC tetap harus mendorong masyarakat untuk membeli produk tersebut.
Alasannya, klien yang sudah mengeluarkan dana untuk TVC tidak ingin uangnya menguap begitu saja. “Sejak saya berkarier di Endeecom, policy kreatif kami adalah kreatif yang menjual,” tandasnya.
Tantangan semakin berat jika order TVC yang ditawarkan bukanlah merek yang sudah dikenal luas atau memiliki awareness yang kuat, namun merek baru yang kompetitornya sudah banyak. Hal ini dirasakan betul ketika Yudya diminta menangani merek Cross sekitar empat tahun lalu.
Sebagai ponsel baru Cross harus bersaing dengan merek mapan seperti Samsung dan Nokia. Yudya dan tim pun harus memutar otak bagaimana mencari positioning yang tepat buat Cross dan mengomunikasikannya melalui TVC.
Dia mengungkapkan, sebelum membuat format TVC yang tepat, harus terbangun rasa saling percaya antara agency dan klien. “Mengapa saya bilang hubungan dengan klien dibangun dulu? Agar klien mau terbuka, sehingga kita bisa bertanya produk yang akan ditawarkan punya banyak masalah atau tidak. Ternyata Cross tidak, artinya produk secara kualitas dijaga,” ungkap dia.
Akhirnya waktu itu disepakati strategi komunikasi lebih fokus membangun benefit yang sifatnya emosional ketimbang mengedepankan benefit rasional. Saat itu, pihaknya ingin menciptakan rasa bangga bagi kalangan menengah bawah—segmen yang dibidik Cross. Bahwa memiliki ponsel Cross, meski murah berarti telah memiliki ponsel berstandar Eropa. Kebetulan prinsipal Cross di Cina memang sudah mengantongi sertifikasi standar Eropa.
Maka keluarlah TVC Cross bercita rasa Eropa. Semua talent dalam TVC Cross adalah orang asing, termasuk sutradara iklan. Strategi membangun emotional benefits juga bertujuan membangun awareness merek Cross. Maka itu, ketika awareness sudah terbangun, pelan-pelan jargon standar Eropa mulai ditinggalkan.
Hal ini terlihat pada TVC Cross seri Jumper. Sekadar informasi, nama Cross “Jumper” diciptakan oleh Yudya dan tim. Inilah tantangan lain sebagai creative director yang terkadang harus pula memberi nama untuk varian produk yang belum diberi nama oleh klien. Pada fase ini Cross mulai berani membangun komunikasi yang bersifat rational benefits.
Ponsel tersebut diberi label Jumper karena memiliki dua fitur sekaligus, yakni touch screen dan keypad. Sehingga jari pengguna bisa melompat (jump), dari keypad ke layar ponsel, atau sebaliknya.
Kelebihan fitur ini juga divisualisasikan dalam TVC. Di sana digambarkan seseorang yang berada di Paris, lalu melompat ke suatu tempat di kawasan Eropa lainnya, dan petualangan berakhir di Kutub Utara.
“Memang iklan dibuat agak berlebihan, tapi tetap dalam koridor yang benar. Artinya secara spec ponsel bisa melakukan fungsi yang diiklankan,” tutur alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Soegjipranata Semarang ini.
Cross_MobileDi kalangan awam ada ungkapan, sebuah produk jadi mahal karena untuk membiayai iklan. Ungkapan ini biasanya dialamatkan buat produk yang sering beriklan di TV. Mengenai hal ini, pihaknya cukup bangga karena harga Cross terjangkau oleh semua kalangan. Lagi pula bujet TVC tidak sebesar yang diperkirakan meskipun menggunakan talent iklan dan sutradara asing.
Harus Lebih Banyak Bicara tentang Merek dan Soft Selling
Ongkos memakai talent asing lebih murah ketimbang talent lokal yang terkenal. Untuk talent iklan, Endeecom menggunakan jasa talent agency untuk bintang iklan. Sementara untuk talent figuran, Endee memakai para ekspatriat yang kebetulan bekerja di Indonesia.
Perihal menggunakan sutradara asing, dia sedikit buka rahasia. Katanya, biaya yang dikeluarkan cuma lebih mahal sekitar Rp 5 juta. Asal tahu saja, setting TVC Cross semua ada di dalam negeri, namun trik sinematografi membuat TVC tersebut seolah-oleh dibuat di Eropa.
“Kami juga pakai director bule. Pertama, director bule suka memberikan treatment di luar dugaan. Suka mengambil shot yang di luar perkiraan. Kedua, akan lebih mudah men-direct talent yang juga bule,” jelas mantan Senior Art Director Matari Advertising ini.
Jika diperhatikan, TVC Cross selalu menonjolkan nuansa fun dan festive. Hadirnya talent asing menciptakan kesan ponsel Cross tidak murahan. Hal ini memang sengaja dirancang untuk membedakan Cross dengan ponsel-ponsel merek lain yang menjadi kompetitornya.
Yudya yang sudah beberapa kali pindah agency dan berpengalaman menangani puluhan merek ini menilai TVC yang kreatif adalah TVC yang lebih banyak berbicara tentang merek dan bersifat soft selling. Untuk menciptakan TVC yang kreatif, agency dan klien harus sama-sama cerdas. Jujur saja situasi ini belum terjadi di Indonesia.
“Di luar negeri semua sudah mapan, agency dan klien sama-sama cerdas. Dan di luar negeri mungkin bujet iklan tidak terbatas seperti di sini. Agency kadang-kadang tersandung dengan klien yang masih belum teredukasi dengan benar tentang beriklan. Contohnya ada klien yang bilang kalau membuat TVC sesuai dengan saran mau berapa sales yang bisa saya capai dengan iklan tersebut. Itu salah,” tegasnya.
Meski bekerja di agency kecil, Yudya tetap merasa bangga. Kekuatan Endeecom, jelas dia, sangat kental nuansa lokalnya. Berbeda dengan agency-agency asing yang membuka perwakilan di Indonesia, yang memang sudah besar dari negara asalnya.
“Mereka sebenarnya bekerja dengan sistem yang sudah ada. Artinya begini, klien-klien yang ditangani sudah bawaan dari regional. Tapi kami lebih bangga, bagaimana sebuah agency kecil, dengan orang-orang yang ada maju ke atas,” jelasnya lagi.
Bukan rahasia lagi bahwa saat ini banyak agency yang lebih besar mulai mengincar klien-klien Endeecom. Sebagai agency posisi Endeecom masih berada di papan bawah. Ini saja katanya sudah membuat bangga, dan itu artinya waktu buat Endeecom untuk merangkak menjadi agency papan tengah.
Fotografer: Lia

“M” ke-5 dari Promosi

Marketing.co.id - Salah satu keputusan yang paling sulit bagi para CMO, marketing, product manager, atau brand manager adalah menentukan bujet promosi yang dianggap paling ideal. Maklum, jumlahnya sering kali besar bagi perusahaan.
Tidak jarang, jumlahnya bisa melebihi total profit yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun. Jadi, dari jumlahnya saja, kita tahu bahwa menetapkan bujet promosi adalah keputusan yang paling berisiko bagi perusahaan dan tentunya bagi para marketer.
Risiko ini bukan hanya dari besarnya uang, tetapi juga kenyataan bahwa efektivitas dari promosi ini sering kali tidak jelas atau tidak diketahui secara pasti. Kita tahu bahwa promosi akan menciptakan awareness. Kita tahu bahwa promosi akan menciptakan citra yang positif. Kita tahu bahwa promosi juga mendorong konsumen untuk membeli. Kita tahu bahwa promosi akan membuat konsumen loyal pada merek kita.
Tetapi, apakah promosi akan memberikan return on investment yang baik? Jangan-jangan, 50% dari uang yang ditaburkan untuk promosi, hilang percuma! Jangan-jangan, promosi yang selama ini dikeluarkan, tidak berdampak terhadap penjualan. Inilah kekhawatiran yang biasanya dipikirkan oleh CEO, CMO, dan CFO.
Lalu, bagaimana marketer dapat menetapkan bujet promosi yang tepat? Inilah sebuah pemahaman yang harus dikuasai oleh perusahaan. Perusahaan bukan hanya tahu konsepnya, tetapi terus-menerus belajar dari hasil pengukuran efektivitas promosi yang akan dilakukan atau yang sudah dilakukan.
Secara umum, ada dua cara perusahaan untuk menentukan bujet promosi. Pertama adalah top-down, dan yang kedua adalah bottom-up. Cara yang pertama relatif sangat mudah dan cukup banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil dan menengah.
Pemilik perusahaan atau pimpinan perusahaan biasanya sudah memiliki alokasi bujet atau menetapkan batas tertinggi yang boleh dikeluarkan. Mereka adalah pihak yang paling berpengaruh dalam menentukan bujet promosi.
Sebaliknya, untuk pendekatan bottom-up, proses penentuan bujet promosi dimulai dengan tujuan yang ingin dicapai. Bujet promosi kemudian ditentukan besarannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Top-Down Approach
Paling tidak, terdapat empat cara yang termasuk dalam pendekatan top-down. Pertama adalah affordable method. Inilah proses penentuan bujet promosi yang paling primitif dan paling tidak peduli dengan kondisi pasar dan tujuan yang ingin dicapai. Mereka menetapkan bujet promosi berdasarkan cash flow yang mereka miliki atau sejumlah uang yang mereka anggap sebagai pengeluaran untuk promosi.
Misalnya, CMO menetapkan bahwa bujet promosi untuk tahun ini adalah Rp1 miliar, dan bagian promosi diharapkan membuat perencanaan dan implementasi dengan dana yang sudah ditetapkan. Walau terlihat sangat konvensional dan tidak memenuhi kaidah yang benar, kenyataannya memang banyak juga perusahaan yang melakukan seperti ini. Biasanya, hasil juga tidak akan memuaskan.
Cara kedua adalah menetapkan bujet promosi sebesar persentase dari penjualan. Beberapa perusahaan sudah memiliki standar. Misalnya, mereka ingin mengucurkan dana sebesar 5% dari penjualan.
Dengan demikian, bujet promosi akan bergerak naik dan turun, sesuai besarnya penjualan. Inilah metode yang paling banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Apakah ini metode yang baik?
Memang, bila dibanding dengan metode pertama, cara kedua memberi peluang efektivitas yang lebih menjanjikan. Tetapi, tetap saja tidak akan optimal. Maklum, logika prosesnya terbalik. Dalam konteks ini, penjualan justru menentukan besarnya iklan. Padahal, seharusnya besar bujet iklan yang akan menentukan besarnya penjualan.
Competitive Parity
Pendekatan ketiga yang masih termasuk dalam top-down adalah competitive parity. Besar bujet promosi ditentukan oleh besarnya bujet promosi dari para pesaing. Cara ketiga ini sudah mulai lebih kompleks dan mempertimbangkan faktor lingkungan bisnis, terutama para pesaing.
Jadi, dalam menentukan bujet promosi, mereka memerhatikan share of voice. Bila perusahaan A memiliki bujet promosi sebesar Rp10 miliar per tahun dan kemudian total pesaing mengeluarkan bujet sebesar Rp40 miliar, maka share of voice adalah 20% atau Rp10 miliar dibagi dengan Rp50 miliar dari bujet promosi perusahaan A dan perusahaan-perusahaan pesaing.
Asumsi dari pendekatan ini adalah bahwa promosi sangat menentukan pangsa pasar. Jadi, share of voice akan menentukan besarnya pangsa pasar di kemudian hari.
BudgetMisalnya, perusahaan A memiliki pangsa pasar 20% dan dia ingin mempertahankan pangsa pasarnya, maka perusahaan akan menetapkan bujet promosi dengan share of voice sebesar 20%. Tetapi, bila perusahaan ingin pangsa pasarnya harus naik dari 20%, bujet promosi pun dibuat lebih tinggi sehingga total share of voice-nya lebih dari 20%.
Sebaliknya, bisa juga perusahaan diserang oleh pesaing dan menyadari bahwa posisinya akan sulit untuk bertahan. Bila demikian, maka perusahaan akan mengurangi bujet promosi dan kemudian mencari segmen-segmen baru yang relatif bisa dijangkau dengan biaya promosi yang lebih murah.
Pendekatan ini sudah mempertimbangkan strategi, pasar, dan tujuan perusahaan secara umum. Dibandingkan dua metode sebelumnya, jelas metode ini memberi peluang yang lebih baik dalam mencapai efektivitas promosi.
Hanya saja, perusahaan bisa terjebak dalam situasi perang promosi. Bila terdapat 2 atau 3 perusahaan yang juga mempunyai pendekatan sama dan kemudian masing-masing ingin meningkatkan share of voice, yang akan terjadi adalah perang promosi.
Walau bujet promosi dinaikkan, share of voice dari perusahaan atau merek yang dipromosikan tidak akan mengalami kenaikan. Semua perusahaan atau merek yang berpromosi akhirnya mengalami penurunan efektivitas promosi yang bersamaan.
Qualitative Judgment
Masih termasuk dalam top-down approach adalah metode qualitative judgment. Top management atau CMO dengan pengalamannya kemudian mencoba menentukan bujet promosi dengan berbagai pertanyaan yang biasa dikenal sebagai “Five Question Method”. Pertanyaan ini adalah antara besarnya bujet promosi dan penjualan yang akan terjadi.
Kelima pertanyaan tersebut adalah:
  1. Bagaimana tingkat penjualan bila perusahaan sama sekali tidak promosi?
  2. Bagaimana tingkat penjualan bila perusahaan hanya menggunakan 50% dari bujet promosi?
  3. Berapakah tingkat penjualan bila perusahaan meneruskan bujet promosi yang sudah mereka keluarkan selama ini?
  4. Berapakah tingkat penjualan bila bujet promosi dinaikkan sebesar 50%?
  5. Berapa tingkat penjualan bila perusahaan mengeluarkan bujet promosi sebesar mungkin?
Jawaban dari kelima pertanyaan tersebut akhirnya menghasilkan sebuah kurva antara bujet promosi dan dampak penjualan. Dalam hal ini, CMO perlu mempertimbangkan banyak faktor untuk benar-benar mampu melakukan estimasi tingkat penjualan dari berbagai besaran bujet promosi.
Siapa yang menjadi target pasar; di manakah sebaran konsumen; bagaimana kualitas produk; bagaimanakah sistem distribusi; dan berbagai faktor lainnya. Hanya CMO atau manajer pemasaran yang sudah sangat berpengalaman menguasai industri dengan mengenal konsumen dan strategi para pesaingnya yang akan mampu melakukan hal ini dengan tingkat akurasi yang dapat diterima.
Cara penetapan bujet ini membutuhkan kreativitas yang tinggi. Proses pengabulan keputusan yang tidak sistematis membuat perusahaan tidak akan mampu mengajarkan kepada para marketer muda yang ada di perusahaan. Mereka harus belajar sendiri dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mencapai level seperti ini. Metode yang baik, tetapi tidak akan menciptakan proses sistematis.
Metode terbaik adalah bottom-up. Inilah proses yang dimulai dengan penetapan tujuan dari komunikasi. Setelah itu, pembuatan strategi untuk mencapai tujuan, dan kemudian penetapan jumlah bujet yang dibutuhkan. Inilah proses yang konseptual dan sistematis. Dalam proses komunikasi, menentukan bujet promosi adalah “M” ke-5.
“M” pertama adalah market atau siapa yang menjadi target pasarnya. M kedua adalah mission atau tujuan yang ingin dicapai. M ketiga adalah message atau strategi positioning dan pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen. Setelah itu, marketer akan menentukan M4, yaitu media yang akan mereka gunakan. M5 adalah money atau bujet, dan M6 ditutup dengan measurement.
Melihat proses komunikasi ini, semestinya penentuan bujet adalah sebuah keputusan yang harus berorientasi pada tujuan dan goal dari komunikasi. Tujuan ini juga akan tergantung dari perilaku konsumen serta media yang digunakan.
Sebuah proses yang sistematis dan memberi peluang terciptanya efektivitas yang lebih baik. Saya ingin men-sharing pendekatan bottom-up yang juga dikenal dengan task-objective oriented di edisi berikutnya.

Ingin Sukses? Kenali Siapa Anda!

Marketing.co.id – Orang-orang sukses dan bahagia berusaha sebaik-baiknya dan menjadi diri mereka sendiri selama proses menuju ke sana. Ini bukan soal apa yang terlihat dari luar, tapi apa yang ada dalam diri kita.
Ini bukan tentang merek Anda, reputasi, atau persona. Ini adalah tentang siapa Anda sebenarnya.

Kedengarannya sederhana. Ini memang konsep yang sederhana. Masalahnya adalah, itu sangat sulit dilakukan dan membutuhkan kerja keras untuk mengetahuinya.

Jika melakukan sebuah pekerjaan besar, Anda harus bekerja keras untuk mengerjakannya. Anda juga harus keluar dari zona nyaman untuk mengambil beberapa peluang.
Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menemukan jati diri dan berusaha menjadi versi terbaik Anda.

Seperti yang dikatakan Steve Jobs ketika memberikan kuliah umum di Universitas Stanford seperti kami kutip dari Inc.com:
“Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup seperti orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga Anda tidak mendengar apa kata hati Anda sendiri.”
“Anda harus percaya pada insting, takdir, kehidupan, karma, atau apapun. Pendekatan ini tidak pernah mengecewakan saya dan itu telah membuat perbedaan dalam hidup saya.” Jobs melanjutkan. “Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang Anda lakukan. Jika Anda belum menemukannya, teruslah mencari dan jangan cepat puas.”

Apa yang dikatakan Jobs membutuhkan fokus dan disiplin. Dua hal yang sangat sulit didapat saat ini. Kenapa? Karena fokus dan disiplin akan mudah lenyap ketika ada gangguan dan kepuasan instan, mudah, dan adiktif.

Guna membantu Anda menemukan jati diri Anda, berikut tiga manfaat besar untuk menjadi versi terbaik dan paling sejati dari diri Anda sendiri:

Ini akan membuat Anda bahagia
Mengenal diri sendiri akan membuat Anda merasa nyaman – mengurangi stres dan rasa cemas. Ini akan membuat pasangan, orang tua, dan teman Anda merasa lebih baik.

Selain itu, Anda tidak akan mencapai sesuatu yang penting dalam hidup Anda sampai Anda mengenal siapa diri Anda. Ini bukan soal merek, profil LinkedIn, atau apa yang orang pikirkan tentang Anda.

Ini adalah tentang siapa diri Anda sebenarnya. Jadi, mulai habiskan waktu Anda untuk mencari tahu siapa Anda sebenarnya dan mencoba menjadi versi terbaik dari yang Anda bisa.

Anda membayar harga yang besar ketika ceroboh
Mereka yang benar-benar peduli dengan Anda adalah orang yang Anda cinta, orang tua, dan keluarga. Semua orang terlalu sibuk menjalani drama kehidupan mereka sendiri. Dengan kata lain, jaringan Anda tidak peduli tentang Anda.

Itulah sebabnya, melibatkan diri dan orang lain dengan sesuatu yang tidak penting hanya akan membuang-bunag waktu Anda dan mereka saja. Lebih baik fokus pada hal-hal besar yang ingin Anda capai dan menetapkan pikiran Anda untuk itu.

Ada sebuah konsep yang disebut opportunity cost. Bila Anda memilih salah satu tindakan, maka Anda akan kehilangan kesempatan yang lainnya. Orang jarang mempertimbangkan hal ini sampai semuanya terlambat.

Ini adalah perjalanan yang menarik yang pernah Anda mulai
Kita semua terpesona oleh petualangan. Kita senang membaca dan menonton film tentang perjalanan orang lain, baik nyata maupun tidak. Kita senang liburan, melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Kita mengagumi karya-karya besar orang lain: seni, arsitektur, dan lainnya.

Padahal, kesempatan petualangan yang sebenarnya ada persis di depan kita dan semua orang. Kita tidak akan pernah tahu apa yang mungkin akan kita capai, keajaiban apa yang mungkin kita buat, dan apa yang mungkin kita temukan kalau tidak memulai perjalanan tersebut. Yang harus kita lakukan adalah memulai perjalanan.

Sumber: inc.com via businessinsider

Bagaimana Memilih Model Yang Tepat Bagi Bisnis Anda?

Marketing.co.id – Saat ini banyak orang yang membicarakan tentang model bisnis, pentingkah? Ketika memulai atau membuat perencanaan model bisnis apa yang tepat, pada dasarnya itu adalah sebuah keputusan tentang bagaimana Anda menambahkan nilai – yang merupakan cara lain bagi Anda untuk mengatakan – bagaimana cara mengasilkan uang.
Pada dasarnya setiap bisnis melakukan empat hal:
Membuat barang –Ini adalah soal membuat produk yang diinginkan pasar, Kita perlu menentukan pasar apa yang akan dimasukin dan bagaimana berinovasi di pasar tersebut. 
Memasarkan barang – Apapun bisnisnya, tidak bisa bertahan lama jika tidak melakukan pemasaran, kecuali orang sudah tahu dengan baik produk Anda. Pemasaran adalah soal membuat orang memahami produk kita dan memotivasi mereka untuk membelinya.
Memberikan barang – Di sinilah nilai tukar sebenarnya terjadi. Tidak peduli  apakah bentuknya produk atau jasa, bisnis harus memberikan penukaran yang sesuai dengan janji.
Menghitung barang – Inilah yang sering disebut sebagai keuangan. Namun, keuangan di sini bukan hanya menghitung berapa pemasukan dan pengeluaran saja. Lebih jauh dari itu, kegiatan ini juga mengukur dan menganalisa seluruh data, baik yang berwujud maupun tidak.
Dasar model bisnis untuk dipertimbangkan:
Produk/jasa.
Pada dasarnya sebuah bisnis dapat membuat dan menjual produk dan jasa sendiri. Produk atau jasa dapat dikemas dan didistribusikan melalui banyak saluran dan disampaikan dalam bentuk fisik, digital, ataupun langganan.
Reseller.
Reseller tidak perlu membuat sendiri apa yang akan mereka jual. Mereka menemukan produk atau umumnya membuat keuntungan berdasarkan selisih antara harga produk yang mereka bayar dan yang mereka jual.
Pemasaran afiliasi ada dalam kategori ini yang sering disebut sebagai nilai tambah reseller. Banyak perusahaan e-commerce menggunakan cara seperti yang dijelaskan di atas. Termasuk dalam kategori ini adalah eBay dan Amazon. Kebanyakan perusahaan ritel juga cocok dengan model ini.
Brokerbroker pada dasarnya membawa pembeli dan penjual secara bersamaan dan mengambil keuntungan dari biaya transaksi. Mereka juga dapat menyediakan layanan untuk mempermudah transaksi, seperti seorang agen real estate misalnya.
Dalam banyak kasus, model ini meliputi penciptaan pasar, penanganan transaksi, dan menjamin keamanan. PayPal adalah contoh layanan broker. Dalam kasus ini, itu adalah pertukaran uang yang sebenarnya.
Aggregator – sebuah aggregator membangun komunitas dan kemudian meminta biaya untuk akses ke komunitasnya. Dalam banyak hal, pulikasi dan situs berita sesuai dengan kategori ini. Mereka membangun basis pelanggan dan kemudian mengenakan biaya bagi pengiklan untuk mendapatkan akses dengan cara memasang iklan bagi komunitas mereka.
Jadi, bagaimana seorang pengusaha memutuskan model bisnis apa yang tepat?
Jika Anda memiliki ide bisnis maka Anda perlu mempertimbangkan unsur-unsur berikut untuk membantu menentukan pendekatan-pendekatan terbaik.
Potensi pasar – ide Anda mungkin menentukan seberapa   besar pasar yang dihasilkan. Tidak ada yang salah jika Anda masuk ke ceruk yang lebih kecil. Mungkin Anda akan membangun bisnis yang berbeda jika ada potensi yang lebih besar dibanding ide Anda.
Peta persaingan– Anda perlu memahami siapa saja yang sudah melakukan apa yang ingin Anda lakukan dan memahami betul nilai yang mereka tawarkan ke pasaran. Memahami pesaing dan membuktikan permintaan untuk ide Anda bukanlah hal yang buruk.
Pelanggan ideal – Anda perlu mendefinisikan karakteristik dan kualitas pelanggan yang ingin Anda layani. Dengan begitu Anda dapat mulai mendapatkan gambaran yang lebih baik dari ukuran pasar dan cara terbaik untuk mengaksesnya.
Proposisi nilai – Ada pertanyaan yang harus dijawab, kenapa Anda? Setiap pengusaha selalu jatuh cinta dengan konsep mereka. Tetapi Anda harus bisa menjelaskan dengan sangat sederhana mengapa pasar akan memilih ide Anda disbanding yang lain.
Saluran distribusi – Ada banyak cara untuk mendistribusikan produk, jasa, atau ide Anda ke pasar. Anda bisa mendistribusikannya melalui tenaga penjualan langsung, distributor, situs e-commerce, toko ritel, atau tenaga penjual.
Dalam beberapa kasus, Anda bisa mengkombinasikan beberapa di antaranya. Ini merupakan keputusan penting karena keuntungan dan pengeluaran akan sangat bergantung pada model mana yang cocok.
Sumber perdapatan – Bisnis Anda harus memiliki cara inti dalam menghasilkan uang. Tapi bisnis yang kuat juga harus mempertimbangkan cara-cara tambahan untuk menambah nilai dan menghasilkan uang. Hal ini bisa melalui penjualan produk-produk terkait.
Kemitraan strategis – Banyak model bisnis yang mengembangkan kemitraan dengan perusahaan yang memiliki produk atau jasa yang penting bagi bisnisnya. Sebuah bisnis perangkat lunak mungkin perlu bermitra dengan pembuat perangkat lunak utama untuk membangun bisnis.
Ini mungkin juga termasuk kompetisi kunci – misalnya kontraktor listrik mungkin harus menemukan teknisi atau mitra dengan keahlian terkait untuk melayani permintaan data dan instalasi.
Jadi, proses untuk menentukan model bisnis benar-benar sebuah latihan untuk memahami model klasik dan menetukan mana yang terbaik bagi  ide bisnis Anda yang cocok melalui proses eliminasi.
Sumber: ducttapemarketing.com

5 Cara Ritel Kecil Bersaing dan Menang

Marketing.co.id – Ritel kecil secara khusus tentu tidak dapat bersaing dengan kompetitornya yang lebih besar kecuali mereka agresif dan pintar dalam melihat peluang. Tapi ada lima hal yang bisa dilakukan agar ritel kecil bisa memenangkan persaingan.
Bersaing melalui experience (pengalaman) bukan harga.
Banyak sekali ritel kecil yang gagal melihat peluang. Ritel kecil dapat bersaing dengan ritel-ritel besar seperti Walmart atau Amazon bukan dengan harga melainkan melalui experience.
Salah satu ritel kecil yang bersaing lewat experience adalah Wonder Works – sebuah chain kecil empat toko mainan. Bisnis ini dijalankan oleh seorang pengusaha dinamis dan bersemangat, Christine Osborne.
Berikut lima hal yang ritel kecil dapat pelajari untuk bersaing dengan sesuatu selain harga.
  1. Memberikan insentif
Ketika Anda mengunjungi Wonder Works, biasanya akan ada seseorang dengan tersenyum menyambut Anda dan membawa sebuah mainan untuk Anda. Biarpun toko kecil, selalu ada ruang untuk memberikan produk sampel untuk berinteraksi dengan orang lain.
Ini seperti taman bermain dan anak-anak sangat menyukainya. Selain itu, secara rutin mereka mengadakan event seperti festival outdoor, penjualan di jalan-jalan, dan pengumpulan dana untuk mendorong orang berkunjung ke toko.
  1. Menawarkan nilai (Value)
Wonder Works menciptakan nilai dengan memberikan sebuah experience ketika seseorang berkunjung ke toko mereka. Selain itu, pelanggan biasanya dihargai dengan sesuatu yang spesial melalui e-newsletter dan media sosial. Tidak seperti kebanyakan peritel kecil, mereka lebih memilih menempatkan experience daripada mengambil untung banyak-banyak.
  1. Membedakan produk
Peritel besar jarang sekali memberikan kesempatan untuk produk baru atau pengembang baru. Ini membuat ritel-ritel kecil memiliki kesempatan besar untuk menawarkan item baru secara eksklusif.
Wonder Works adalah salah satu toko pertama yang menawarkan produk-produk baru. Biasanya produk-produk baru tersebut  menjadi salah satu produk terbaik yang mereka jual.
  1. Go online
Meskipun terbilang masih kecil dibanding Amazon dan peritel besar lainnya, mereka juga menawarkan katalog mainan yang fantastis dan website untuk mendukung experience di dalam toko. Bukan rahasia lagi bahwa belanja online akan terus menjadi metode yang banyak disukai. Sehingga menawarkan klien kenyamanan ini akan menjadi kunci keberhasilan Anda.
  1. Go social
Wonder Works sangat unggul dalam menarik dan mempertahankan penggemar, terutama pada tingkat lokal. Sebuah newsletter yang lucu, update konstan ke situs web, dan saluran media sosial mereka dan seluruh industri mainan di Charleston, membuat  pelanggan dan penggemar terlibat secara terus-menerus.
Tidak peduli seberapa kecil perusahaan ritel yang dijalankan, Anda harus menarik pelanggan melalui media sosial.
Untuk setiap bisnis kecil, bersaing dengan pesaing yang lebih besar selalu menakutkan. Khusus untuk toko ritel, tantangannya bisa 10 kali lipat. Agar sukses, pemilik bisnis ritel perlu bekerja keras.
Christine Osborne merupakan salah satu individu yang bekerja paling keras dalam industri mainan. Apakah Anda memiliki kisah sukses tentang bisnis ritel? Silakan berbagi dengan kami.
Sumber: INC.COM

Hal-hal yang Bisa Menghalangi Bisnis Berkembang


kesalahan-dalam-bisnis_Marketing.co.id – Sebagian besar orang memilih berbisnis karena beranggapan bahwa dengan demikian mereka lebih memiliki kebebasan mengatur waktu sendiri. Memang kebebasan sudah menjadi motto di antara para pemilik bisnis, namun hanya sebagian kecil dari mereka yang benar-benar merasa bebas. Alih-alih menjalankan bisnis, banyak dari mereka yang justru dikuasai oleh bisnisnya sendiri.
Mereka memiliki resep jitu untuk apa pun kecuali untuk kebebasan. Bisnis yang mereka miliki merupakan siklus yang sulit membuat mereka istirahat kecuali mereka bisa mengendalikannya.
Berikut adalah beberapa kesalahan terbesar yang dilakukan pengusaha:
Kesalahan pertama: Mengiyakan semuanya
Ketika Anda gagal mengatur batasan waktu. Anda rugi sendiri. Bedakanlan antara mengetahui peluang dengan membuang-buang waktu dan tenaga. Atasi masalah ini dengan penjadwalan waktu. Apakah itu untuk menyelesaikan proyek, memeriksa email atau mengelola bisnis. Ketika sebuah undangan datang dan tidak memiliki potensi besar pada bisnis, tolak dengan sopan. Menetapkan batas dapat memberikan kontrol secara keseluruhan dan dapat memiliki dampak yang dramatis pada produktivitas Anda.
Kesalahan kedua: Menghindari teknologi baru
Internet menawarkan banyak kesempatan bagi bisnis dari pada sebelumnya. Anda dapat kehilangan kesempatan besar jika tidak merangkul mereka. Setidaknya Anda harus memiliki sebuah situs web yang dioptimalkan. Pertimbangkan untuk menambahkan blog sebagai pelengkap, serta keterlibatan media sosial melalui Facebook, LinkedIn, Twitter dan lainnya.
Kesalahan ketiga: Melakukan semuanya sendiri
Para pengusaha cenderung ingin kendali penuh dari bisnisnya. Hal itu karena mereka berkeyakinan bahwa “Tidak ada yang lebih baik dari saya.” Padahal, dalam beberapa kasus itu merupakan sikap yang membuat bisnis jalan di tempat. Jika ingin mengembangkan bisnis, Anda harus mendelegasikan beberapa pekerjaan ke orang lain. Hal itu memungkinkan Anda untuk fokus pada apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah menyerahkan beberapa pekerjaan ke orang lain, Anda benar-benar mulai menciptakan kebebasan dalam hidup.
Kesalahan keempat: Menanti hingga kondisi keuangan kuat
Perusahaan-perusahaan besar biasanya menginvestasikan minimal 10% dari pendapatan mereka ke dalam kegiatan pemasaran. Anda pun seharusnya begitu. Mulailah menyisihkan 10% dari keseluruhan pendapatan dan investasikan uang itu ke dalam strategi pemasaran untuk memperluas bisnis Anda.
Kesalahan kelima: Tidak mau belajar
Waktu berubah begitu cepat. Teknologi baru, pergeseran ekonomi, dan perubahan dalam cara keluarga menjalani kehidupan sehari – hari, memaksa bisnis untuk berubah.  Melanjutkan pendidikan dalam industri terkait sangatlah penting agar tetap kompetitif di dunia yang cepat berubah. Sisihkanlah waktu Anda untuk mengambil kelas, membaca buku, berpartisipasi dalam asosiasi perdagangan terkait serta membaca blog dan publikasi yang akan membantu mempertahankan keunggulan kompetitif.
Kesalahan keenam: Membayangkan liburan tahun depan
Tanda umum bisnis berkembang ialah ketika Anda berhenti memikirkan liburan. Jika bisnis ini berhenti saat si kecil libur sekolah, Anda sakit atau memiliki ide untuk pergi berlibur, maka sudah saatnya Anda mengambil beberapa perubahan besar. Mulailah dengan semua proses yang sedang berkembang dan mencari tahu bagaimana Anda dapat mendatangkan bantuan. Apa pun itu, jadikan prioritas utama guna merebut kembali kebebasan dan memetik hasil dari kerja keras Anda.
Tetap melakukan itu-itu saja
Segala upaya yang telah dilakukan dulu telah membuat Anda seperti sekarang ini. Tapi cara itu belum tentu membuat Anda berkembang lebih jauh lagi. Jika Anda menginginkan lebih banyak waktu, menghasilkan lebih banyak uang, dan terus mengembangkan bisnis, maka strategi bisnis Anda perlu bergeser.
Untuk berpindah dari satu tingkat ke tingkat berikutnya, tindakan yang dilakukan setiap bisnis akan berbeda. Hali ini bisa menyangkut tentang membangun kekuatan penjualan, mempekerjakan karyawan tambahan guna mendapatkan lebih banyak dukungan, meningkatkan kapasitas produksi, atau meluncurkan produk dan layanan baru. Intinya adalah perubahan sangatlah penting untuk berpindah dari satu tingkat ke tingkat berikutnya. Merangkul perubahan akan benar-benar menciptakan kebebasan bagi Anda.
Sumber: Powerhomebiz.com

Inilah 3 Taktik Pemasaran Super Murah


taktik pemasaran terbaik
Sebagai seorang pengusaha yang menjalankan perusahaan bootstrap, kegiatan pemasaran mungkin bukan menjadi sesuatu yang penting. Bootstrap dalam bisnis berarti mengawali bisnis tanpa bantuan atau modal eksternal.
Sayangnya, jika Anda tidak melakukan banyak hal dalam pemasaran, Anda akan kehilangan kesempatan besar untuk meningkatkan bisnis. Pemasaran jika dilakukan dengan benar dapat membantu menarik perhatian konsumen baru, memperkuat merek dibanding kompetitor, dan pertumbuhan pendapatan dalam jangka panjang. Bagian terbaiknya: Anda tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk melakukannya.
Jalur pemasaran baru tumbuh secara eksponensial menjadi jalur komunikasi digital yang terus berkembang. Jadi, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengenali peluang terbaik.
Strategi dan alat-alat berikut dapat menjadi langkah awal yang bagus bagi pemilik bisnis yang kekurangan uang dan mencari program pemasaran dengan harga murah.
Cari sahabat terbaik Anda
Situs web bisnis sering kali menjadi hal pertama dalam memberi kesan calon pelanggan. Untuk itu, Anda harus membuat pelanggan potensial di sana.
Cara yang paling efektif untuk melakukan itu adalah SEO (search engine optimization). SEO merupakan praktek terbaik untuk meningkatkan konten dan struktur website untuk membuat tampilan mencolok pada hasil pencarian organik.
Pemahaman tentang algoritma Google, Yahoo, dan Bing akan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki peringkat laman web. Namun, jika Anda tidak memahaminya ada beberapa alat sederhana yang membuat pekerjaan SEO lebih mudah.
Google Adwords. Alat gratis dari Google ini dapat membantu Anda mengenali istilah penelusuran yang paling banyak dicari dan relevansinya bagi bisnis. Selanjutnya, cobalah alat bantu seperti SEOmoz atau RavenTools – yang harganya dapat mencapai kurang dari $100 per bulan – untuk mendapatkan rekomendasi atas konten situs tertentu serta perubahan struktur. Selain itu, layanan ini memungkinkan Anda memantau kinerja SEO sendiri serta pesaing.
 Mahir Menggunakan Google Analytics
Setelah calon pelanggan membuka situs web, Anda harus melakukan apa pun untuk menjaga mereka di sana dan mengubah mereka  - apakah itu untuk melakukan pembelian, atau mengisi formulir lead.
Terlalu sulit untuk meraih potensi pelanggan di website dan mengambil manfaat penuh dari pengunjung tersebut ketika mereka sampai di sana. Menjadi seorang profesional Google Analytics adalah pilihan terbaik.
Google Analytics lebih dari sekadar alat pengukur pengunjung website bulanan. Google menawarkan lebih dari 200 ukuran dan membantu segmentasi pengunjung berdasarkan  jenis browser, perangkat mobile, kebiasaan klik, geografi, atau faktor lainnya.
Segmentasi pengunjung akan memungkinkan Anda menghubungkan calon pelanggan yang tepat dengan konten yang tepat dan meningkatkan konversi serta menutup penjualan.
Dengarkan Pelanggan Anda
Sekarang Anda telah membawa pengunjung ke situs dan mengkonversi mereka menjadi pelanggan. Langkah selanjutnya adalah membuat mereka senang dan loyal. Untuk melakukan itu Anda bisa memulainya dengan mendengarkan.
Ketika meluncurkan perusahaan, mungkin Anda tahu mengenal pelanggan pertama Anda dengan baik. Tetapi begitu memiliki ratusan atau bahkan ribuan pelanggan, bagaimana Anda bisa tetap dekat dengan mereka semua? Jawabannya adalah dengan menggunakan alat umpan balik (feedback) digital.
Ada dua kategori umpan balik online: yang diminta dan tidak diminta. Masing-masing memiliki tujuan yang berbeda.
Feedback yang tidak diminta sering kali muncul berupa data tidak terstruktur dalam blog, media sosial, dan ulasan platform online. Ada banyak layanan yang memungkinkan perusahaan untuk melacak umpan balik ini.
Namun, bagi perusahaan dengan sumber daya terbatas, Google Alerts menjadi alat mendengar terbaik. Google Alerts memungkinkan Anda melacak penyebutan merek atau produk (dan pesaing Anda) terutama di artikel berita dan di seluruh web.
Alat ini tidak menawarkan analisis secara mendalam, tetapi mereka setidaknya akan membantu Anda menemukan penyebutan negatif tentang perusahaan.
Selain itu, survei online memungkinkan perusahaan menangkap lebih banyak feedback yang spesifik dari pelanggan mereka dengan skala tertentu. Survey Monkey dan Survei Gizmo adalah dua produk survei yang paling terkenal di pasaran, dan masing-masing memiliki pilihan harga kurang dari $ 100 per bulan. Dengan survei, Anda dapat mengajukan pertanyaan pelanggan yang akan membantu meningkatkan pemasaran dan layanan pelanggan.
Nah, bagi perusahaan bootstrap, pemasaran tidak harus menjadi hambatan, apalagi dengan begitu banyak alat pemasaran digital baru dan super murah yang dapat Anda gunakan.
Sumber: Inc.com| Photo: Presentationmagazine.com

5 Taktik Pemasaran Online Terbaik untuk 2013


gerilya-marketing
Marketing.co.id – Tren baru selalu saja muncul, terutama ketika berbicara tentang membangun merek dan meningkatkan kehadiran online Anda.
Itulah sebabnya kami menyusun secara singkat taktik pemasaran terbaik untuk bisnis modern:
Email marketing
Tak bisa dipungkiri, email masih menjadi salah satu cara terbaik untuk mempengaruhi pelanggan, menghasilkan penjualan, dan meningkatkan pengenalan merek.
Guna meraih hasil terbaik dari kampanye pemasaran email, selalu sediakan informasi yang berguna dan relevan bagi pelanggan, termasuk lomba, kupon, atau penawaran khusus lain yang dapat membantu menciptakan ikatan dengan kontak Anda.
Search Engine Optimization (SEO)
Sebagai pengguna internet, pasti Anda menyadari betapa kuatnya Google dan mesin pencari lainnya. Sebuah kampanye SEO yang baik akan memastikan pelanggan menemukan perusahaan Anda di bagian atas hasil pencarian.
Pikirkan tentang kata-kata dan frasa yang potensial akan pelanggan gunakan ketika mencari sebuah bisnis seperti milik Anda, dan mengembangkan kampanye SEO untuk mempromosikan kata kunci tersebut.
Iklan PPC (Pay Per Click)
SEO adalah proses yang memakan waktu, dan hasilnya tidak muncul dalam semalam, bukan? Iklan Pay Per Click adalah cara tercepat untuk memastikan bahwa produk dan jasa Anda akan segera ditemukan di mesin pencari populer seperti Google, Yahoo, dan Bing.
Karena Anda hanya membayar bila seseorang mengklik iklan, Anda dapat menggunakan kampanye PPC ini untuk mengarahkan pelanggan ke situs, meningkatkan konversi, dan meningkatkan penjualan dalam waktu kurang dari yang dibutuhkan untuk membawa lalu lintas organik ke situs Anda melalui SEO.
Online display Advertising & Remarketing
Seperti iklan PPC, iklan display dan remarketing menawarkan cara lain untuk menjangkau prospek dan penjualan. Tampilan iklan yang dirancang untuk muncul di blog, forum, dan situs web yang relevan, menampilkan grafis dan promosi.
Iklan remarketing juga sama, kecuali penggunaan iklan ini menggunakan sedikit kode untuk melacak orang-orang yang telah mengunjungi situs web Anda. Dengan begitu mereka dapat menunjukkan banner atau iklan display Anda kepada mereka ketika mengunjungi situs lain. Remarketing adalah cara yang bagus untuk mengingatkan orang-orang tentang apa yang Anda tawarkan!
Pemasaran media sosial
Tentunya Anda tidak perlu kami beritahu seberapa besar pengaruh media sosial saat ini. Pengguna internet menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk browsing Facebook, Twitter, dan membuat koneksi melalui Linkedin.
Iklan di jejaring sosial populer adalah cara penting untuk menjangkau konsumen, membangun basis penggemar, dan terlibat dengan pelanggan yang sudah ada. Sekarang lebih dari sebelumnya, pemasaran media sosial harus menjadi bagian penting dari setiap kampanye iklan online Anda.
Sumber: business2community.com

Belajar Inovasi Dari Amazon, Starbucks dan USPS

Bagaimana perusahaan terkenal bisa tetap berada di urutan atas? ‘Inovasi’ adalah jawabannya. Selain mengakusisi perusahaan kecil yang inovatif, umumnya perusahaan dengan merek ternama juga mengalokasikan tenaga yang besar untuk riset dan pengembangan. Mereka terus menguji ide-ide baru di setiap elemen bisnis, dari strategi pemasaran hingga ke produk.
Nah, berikut ide-ide inovasi yang bisa kita pelajari dari Starbucks, Amazon dan USPS.
Starbucks
Untuk menarik dan memudahkan konsumennya, Starbucks membuka portable store di akhir 2011 di area Seattle dengan menggunakan kontainer bekas yang diperbarui dan dimodifikasi. Portable store ini seperti halnya truk makanan, tapi menawarkan nuansa dan tampilan yang berbeda dengan bentuk bangunan terdiri dari tumpukan kontainer yang telah dimodifikasi.
Dibukanya gerai ini, memudahkan pelanggan di area tertentu mengakses Starbucks. Di saat yang sama gerai Starbucks ini membuat pernyataan tentang komitmennya terhadap lingkungan. Pada eksterior gerai terpampang moto perusahaan: “regenerate, reuse, recycle, renew, reclaim.”
Amazon
Agar tetap diminati konsumennya, Amazon menguji ide inovasinya berupa metode pengantaran order “Amazon Locker” di tahun 2012. Amazon locker merupakan sistem self-service berbasis PIN.
Amazon menempatkan loker barang pesanan di dekat toko serba ada yang buka 24 jam, misalnya 7 Eleven, dan pelanggan dapat mengambil barang pesanan mereka di loker tersebut dengan menggunakan PIN. Cara ini memudahkan pelanggan ketika mereka sedang tidak ada di rumah dan tentu memangkas ongkos kirim.
USPS ( The U.S. Postal Service )
Terinspirasi dari ide Amazon, USPS pun mengikuti metode pengiriman self-service berbasis PIN dengan meluncurkan “gopost” loker di tahun 2012. Loker ini ditempatkan di luar kantor pos di area Virginia. Loker gopost memungkinkan para pelanggannya menerima barang bernilai tinggi, misalnya telepon pintar, dengan cara yang aman kapan pun.
Inovasi tidak harus selalu berupa elemen pelayanan seperti ketiga contoh di atas. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengusaha untuk selalu mempertimbangkan setiap elemen di bisnisnya dalam berinovasi. Tentunya akan sangat menyenangkan jika ide-ide inovasi dapat diterima oleh pelanggan.

Hal Paling Penting dari Semua Keterampilan Penjualan

Marketing.co.id – Berikut adalah proses untuk mengasah kemampuan Anda agar berhasil menjual sesuatu kepada siapapun.
Tidak peduli seberapa baik produk Anda. Tidak peduli seberapa pintar teknik pemasaran Anda. Tidak peduli bagaimana kepribadian dan pengetahuan Anda. Jika Anda tidak dapat menutup transaksi, perusahaan Anda hanya membuang-buang waktu dan energi saja.
Cara terbaik untuk mempelajari keterampilan penjualan penting ini adalah memahami bagaimana tenaga penjual menutup transaksi terbaik, menurut Linda Richardson, founder of the huge firm Richardson. Berikut lima langkah yang bisa diikuti oleh siapapun:
Mulailah dengan “berpikir seperti para penjual yang berhasil menutup transaksi”
Menurut Richarson, proses penutupan terbaik dari dunia penjualan terbagi atas tiga karakteristik:
  • Mereka cepat. Ketika  closers atau penutup transaksi merasa proses penjualan sulit, mereka segera menghentikannya. Atau, jika mereka merasa waktunya sudah tepat mereka akan menutup kesepakatan saat itu juga.
  • Mereka gigih. Ketika penutup transaksi tahu bahwa mereka punya sesuatu untuk pelanggan, mereka akan tetap bekerja dengan pelanggan itu sampai pelanggan melihat kebutuhan itu.
  • Mereka fokus. Penutup transaksi terus menerus meningkatkan keterampilan dialog dan tanya jawab juga mental mereka untuk membangun kepercayaan dalam kemampuan mereka.
Jika Anda ingin menjadi seorang penjual yang berhasil, jangan pernah melewatkan kesempatan untuk mengembangkan karakteristik pribadi dalam diri Anda.
Tetapkan tujuan untuk setiap pertemuan.
Penjual yang sukses mendekati setiap pertemuan dengan tujuan yang spesifik, dan terukur. contoh:
  • Hari ini, saya akan mendapatkan daftar kunci pengambil keputusan.
  • Hari ini, saya akan mendapatkan salinan proposal pesaing.
  • Hari ini, saya akan mendapat deskripsi kerja masalah pelanggan.
  • Hari ini, saya akan mendapatkan akses pertama dari kontak pelanggan bos saya
  • Hari ini, saya akan meminta bisnis kepada pelanggan
Penjual yang sukses tidak pernah memiliki tujuan yang sama. Seperti ‘lebih dekat dengan pelanggan’ atau ‘belajar tentang kebutuhan pelanggan.’ Dalam bisnis, ketidakjelasan adalah musuh kesuksesan.
Tujuan-tujuan tertentu dapat membantu memvisualisasikan proses penjualan sebagai rangkaian yang mengarah pada penutupan akhir.
Memeriksa  apakah pelanggan siap
Penjual yang sukses melihat umpan balik dari calon pelanggan untuk menentukan waktu yang tepat menutup transaksi. Hal ini memungkinkan mereka menutup untuk membuat perpanjangan alami dari percakapan.
Pada titik nyaman selama pertemuan dengan pelanggan, para penjual yang baik mengajukan pertanyaan yang mengungkapkan pikiran pelanggan terhadap kemajuan pelanggan. Contohnya:
  • Bagaimana itu akan bekerja?
  • Apa pendapat Anda tentang …?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti membantu melihat ‘lampu hijau’ yang akan membuat mereka lebih dekat dan meminta apa yang harus dilakukan berikutnya.
Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan pertanyaan terbuka. Mengajukan pertanyaan dengan jawaban ya/tidak seperti ‘Apakah itu masuk akal bagi Anda?’ atau ‘Apakah Anda setuju?’ Itu hanya membuat pelanggan mengangguk, tanpa memberikan informasi yang berguna.
Tutup dengan keyakinan
Jika Anda mengikuti tiga aturan sebelumnya, ada kesempatan baik bagi Anda dan pelanggan akan mengatakan sesuatu seperti  “jadi, kapan kita mulai?”
Jika hal ini tidak terjadi, Anda bisa melakukan hal berikut:
  • Meringkas. Membuat ringkasan yang kuat untuk menegaskan manfaat dari penawaran Anda dan kesesuaian untuk prospek.
  • Membuat pemeriksaan terakhir. Contoh: “Saya pikir kami sudah cukup banyak menyimpulkan bahwa solusi kami akan memecahkan masalah Anda dan menyimpan uang Anda, apakah memenuhi tujuan Anda?”
  • Mintalah bisnis. Jika pemeriksaan terakhir memberikan ‘lampu hijau’ langsung dan meminta bisnis – pecaya diri dan jelas. Contoh: Apakah Anda memberikan kami ‘lampu hijau?’
Itulah lima hal paling penting dari semua keterampilan penjualan. Apakah Anda memiliki keterampilan penjualan yang lain? Beritahu kami dalam kolom komentar.
Sumber: INC.COM | Photo: saleshq.monster.com

Minggu, 26 Mei 2013

Ada 28 Gerai Hanya dalam Waktu Dua Tahun

Marketing.co.id - Kawan Lama Group terjun ke bisnis ritel bubble tea dengan menggawangi brand Chatime. Meski belum lama berdiri, antusiasme konsumennya sudah membeludak. Seperti apa resep strateginya?
Seiring berjalannya waktu, kesadaran masyarakat akan pola hidup yang sehat mulai bisa terlihat. Apalagi di kota besar seperti Jakarta.
Tidak hanya prioritas untuk menyelipkan jadwal berolahraga dalam aktivitas, pola makan dan minum yang sehat pun tak luput dari perhatian masyarakat. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai meninggalkan kebiasaan mengonsumsi makanan nirnutrisi (junk food), dan lebih memilih sayur-sayuran atau buah.
Demikian halnya dengan minuman. Cairan berupa soft drink yang dulu digilai kaum urban kini mulai digantikan dengan minuman sehat, yakni teh— seperti kita tahu, salah satu manfaat dasar teh adalah mampu menurunkan berat badan dan meningkatkan memori juga kemampuan bekerja. Pertimbangannya tentu saja bukan lagi karena rasa, melainkan karena sejuta dampak buruk bagi tubuh yang dibawa oleh minuman bersoda.
Sementara teh di sini bukan merupakan teh biasa, melainkan sajian teh yang diracik dengan beraneka varian rasa dan bahan pelengkap lainnya sehingga menjadikannya nikmat sekaligus sehat. Minuman teh jenis ini dikategorikan dalam bubble tea. Belakangan hal ini menjadi tren dan tentu saja membuka pasar baru yang menarik.
Perusahaan yang bergerak di bisnis ritel, Kawan Lama Group pun tidak ketinggalan ambil bagian dalam niche market ini dengan menggaet brand bubble tea asal Taiwan, “Chatime”.
Brand Chatime berada di bawah naungan unit bisnis Kawan Lama Group dengan nama PT Food Beverage Indonesia sekaligus menjadi sister company dari gerai Ace Hardware dan Toys Kingdom.
Chatime untuk pertama kalinya hadir di Indonesia pada Februari 2010 dengan mengambil lokasi di Alam Sutera.
“Konsep dari Chatime adalah ‘Good tea good time’ dimana minuman kami sesuai dengan cita rasa yang digemari mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Untuk minuman kami, bisa dengan metode take away atau dine in,” papar Department Head Marketing Communications Kawan Lama Retail Teresa Wibowo.
Chatime_01Kawan Lama Group boleh dibilang merupakan pemain baru dalam bisnis bubble tea. Jauh sebelumnya, cukup banyak brand dan jenis yang nyaris sama menggeluti usaha ini. Bahkan, tak jarang bubble tea dijajakan bersamaan dengan aneka minuman lainnya di dalam satu gerai. Namun, diyakini Teresa, apa yang ditawarkan Chatime kepada konsumen adalah hal revolusioner ketimbang jenis bubble tea yang telah lebih dulu hadir.
“Ini merupakan sebuah generasi minuman teh baru. Kami menjadi pionir untuk teh dengan konsep yang disesuaikan (customized) untuk keinginan customer. Bagi Chatime, konsistensi rasa merupakan hal yang terpenting,” tegasnya.
Chatime_02Soal varian rasa, Chatime memang kaya dengan belasan menu yang dikelompokkan dalam delapan kategori, yaitu mellow milk tea, smoothie, oriental pop tea, chatime special mix, energetic healthy juice, qq jelly, fresh tea, dan coffee. Beragam menu minuman tersebut dibanderol mulai dari Rp15.000 hingga Rp27.000, dengan ukuran 500 ml dan 700 ml.
Salah satu faktor itulah yang menjadi diferensiasi produk Chatime dibanding bubble tea lainnya. Selain itu, bahan baku yang diimpor langsung dari Taiwan menjadikan cita rasa Chatime sangat khas.
“Chatime sangat fresh, karena teh kami di-brewed (seduh) setiap empat jam sekali sehingga terjamin mutu dan kualitasnya. Sirup yang kami gunakan juga menggunakan ekstrak buah asli. Dan yang terpenting bagi yang mengutamakan kesehatan, Anda bisa memilih sendiri takaran gula (sugar) dan es batu (ice) sesuai dengan selera Anda,” terang Teresa.
Ternyata respons yang diperoleh sejak awal keberadaan Chatime sangat mengagumkan. Meski secara lokasi gerainya terbilang tidak terlalu luas, Chatime tetap mampu membuat antrean pembeli sampai mengular.
Teresa mengungkapkan, sejauh ini lokasi Chatime dipilih berdekatan dengan Ace Hardware. Sebisa mungkin di mana ada gerai Ace Hardware, di situ pula ada Chatime.
Pada akhir tahun 2011, Chatime telah memiliki sembilan gerai. Jumlah tersebut naik tiga kali lipat sampai September 2012, yakni 28 gerai yang tersebar di 11 kota.
Tidak hanya tersedia di gerai bentuk fisik, bubble tea Chatime pun tersedia di armada AirAsia untuk rute penerbangan Jakarta-Bali sejak awal September 2012.
Soal strategi promosi, Teresa mengaku tidak jor-joran, namun tetap memanfaatkan partner company, yakni konsumen dari Ace Hardware.
Seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu, yakni ada kejutan gratis satu cup reguler Chatime pearl milk tea ataupun passion fruit green tea untuk konsumen Ace Hardware di Bintaro, Gandaria City, Living World Alam Sutera, Mal Pondok Indah 1, Central Park, yang melakukan transaksi minimal Rp500.000, setiap Senin dari pukul 16.00 sampai pukul 18.00.
Tujuannya jelas, selain bermaksud menjaga loyalitas pelanggan Ace Hardware Indonesia, ini sekaligus mempromosikan Chatime. Hasilnya? Tentu saja Chatime laris manis diserbu pembeli, awareness-nya pun semakin bergaung di benak konsumen.
Lantas, apa yang menjadi target dari Teresa perihal Chatime? Untuk jangka panjang, Chatime akan membuka gerai di kota-kota lainnya seperti Depok, Jakarta, Semarang, Surabaya, Bogor, Bekasi, Medan, Tangerang, Bali, Pontianak.